Part.14

123 6 0
                                    

Malam ini keadaan Angie menjadi lebih baik, yang tadinya demam tinggi menjadi hanya pusing sedikit akibat dirinya yang sudah mengonsumsi obat tadi.

Sekarang dirinya berada di taman dekat rumahnya, dengan hoodie hitam itu ia duduk dibawah pohon besar yang rindang.

Ini adalah tempat yang sering ia duduki bersama jaehyun dulu, ia selalu menceritakan masalahnya pada abang dari sahabatnya itu.

Jaehyun sudah menganggap Angie sebagai adiknya sendiri.

Angie menjadi teringat pada jaehyun akibat pohon ini.

Mata Angie tertutup, dirinya menikmati angin malam yang mengenai wajahnya, ini cukup menenangkan dirinya, dimana tadi dirinya berkelahi lagi dengan bibi nya.

Bagaimana ia bisa bekerja dengan keadaan sakit, ditambah sebentar lagi akan ujian, ia harus mempersiapkannya dengan matang.

Bibi nya gila uang.

"Sedang apa disini" Angie terkejut membuka matanya reflex, ia menatap pria dengan jas hitam itu bingung.

"Hm? Oh.. I-itu lagi cari angin saja, kau mengejutkan ku" Taeyong menatap mantan kekasihnya itu dengan senyum manisnya, lalu duduk disebelahnya dengan sedikit berjarak.

"Mau ngapain? " Tanya Angie menatap canggung Taeyong "berniat menemui mu" Angie mengangguk pelan "oh".

"Tempat ini membuatmu mengingat jaehyun,bukan? " Yang benar saja dia bisa membaca pikiran Angie "benar, setiap malam aku selalu berpikir, apa yang sedang dilakukan jaehyun oppa disana. "

"Tapi sehancur apapun kita kehilangan jaehyun oppa, aku yakin Shu-Ryeon imo dan emma lebih hancur, bahkan sangat hancur"

(이모 imo= bibi)

Mereka saling berdiam diri.

Keadaan semakin sangat canggung setelah mereka putus sewaktu itu.

"Ini sudah malam, aku akan masuk. Oppa akan pulang kan? " Angie mendirikan tubuhnya diikuti taeyong sambil tersenyum "ya, aku akan pulang. Kembali lah, anginnya sangat dingin, kau bisa sakit".

Sebelum pergi Angie tersenyum terlebih dahulu lalu melanjutkan jalannya.

" Walaupun tidak bisa berbincang lama dengannya, yang terpenting aku bisa melihat wajahnya dan senyum nya"

^
^
^
^

Hari senin telah tiba , emma yang baru saja selesai bersiap-siap langsung menuruni tangga yang cukup panjang itu, dirinya bisa melihat lampu gantung yang sangat besar dan berkilau di ruang tamu.

Mulai hari ini emma akan tinggal bersama Shu-ryeon,hanya berdua.

Emma sangat menyukai rumah ini sangat nyaman untuk ditempati.

Emma bisa mencium wangi masakan yang berasal dari dapur itu menandakan ibunya sedang masak. "Eomma" panggil emma pelan sambil duduk di kursi meja makan itu .

"Kamu sudah selesai? Sebentar, sop rumput lautnya akan segera masak" ujar Shu-ryeon membuat emma tersenyum lebar,sudah lama dirinya tidak merasakan masakan ibunya "ne,eomma".

"Emma, eomma sudah menelepon dokter haechul .Besok kita akan pergi kemoterapi. Kamu sudah siap kan?"

Emma diam ia tidak memjawab, dirinya sangat takut untuk melakukan penyembuhan terhadap sakit nya ini. Bahkan merasakan gejalanya rasanya emma tidak sanggup .

Shu-ryeon mengangkat sup rumput laut itu ke hadapan emma, lalu duduk di sebelah putrinya "ada apa? Beritahu eomma" Shu-ryeon menatap putrinya dalam, "aku takut eomma. Aku merasa tidak sanggup, sangat sakit rasanya".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Everything | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang