Day 11: Future (SnK)

53 7 2
                                    

"Pasti enak kalau ada kekuatan melihat masa depan."

"Kau betul, Sasha. Aku penasaran selucu apa anak-anakku dan Mikasa nantinya."

"Teruslah bermimpi, Jean. Terus bermimpi."

Tidak. Kau salah, Sasha.

Melihat masa depan merupakan mimpi buruk yang tak kuinginkan.

Apa yang kulihat di masa depan tiada satu pun yang indah. Momen Survey Corps ke Pulau Marley pengecualian, setelah itu semuanya penuh darah dan kegelapan.

Aku melihatmu mati ditembak salah satu bocah Marley. Gadis itu tidak salah, ia membalaskan dendam dua sahabatnya yang mati karenaku. Akulah yang salah karena memporak-porandakan satu Kota Liberio.

Bukan satu kota saja, nanti di masa depan aku akan menghancurkan satu dunia dengan sepuluh juta titan yang membentuk tiga lapis tembok tinggi ini.

Kalian akan menyerang dan berusaha membunuhku. Bukannya aku yang mati, justru satu persatu kalian tumbang menemui ajal masing-masing dan terinjak Colossal Titan.

Apa masa depan bisa diubah? Apa aku harus menebas tengkuk leher sendiri agar semua yang kulihat hanyalah mimpi buruk belaka?

Jika aku tidak meratakan satu dunia, pulau kecil inilah yang akan diratakan satu dunia. Terpaksa aku membatalkan wacana bunuh diri.

Demi kalian.

Demi kebebasan Paradis.

Kubuang semua sisi kemanusiaan dan mewujudkan masa depan. Sebagai gantinya, masyarakat Pulau Paradis akan mendapat hidup yang damai dan penuh kebebasan.

Dengan tiga kekuatan titan yang akan kumiliki nantinya, nasib dunia berada di genggaman tanganku.

Masa depan yang gelap mustahil diubah sama halnya masa lalu. Takdir yang telah ditakdirkan semesta akan terjadi tak bisa diganggu gugat. Apapun yang telah digariskan harus diwujudkan. Sekalipun jutaan nyawa tidak bersalah bayarannya.

Aku akan menikmati hari-hari kita tertawa, bercanda, dan saling mengejek.

Hari-hari berharga yang kita lalui sekarang takkan terulang di masa depan. Percayalah padaku.

"Eren? Kau baik-baik saja?" Mikasa bertanya khawatir.

Anggukan kuberikan sebagai jawaban. Bahkan di masa depan nanti aku harus menyakiti dua orang sahabat yang selalu bersamaku.

Maafkan aku, Mikasa. Maafkan aku, Armin.

Aku manusia paling buruk di dunia ini.

Aku adalah musuh kalian.

Armin ... Mikasa ... kita takkan lagi bisa saling menggenggam tangan dan tersenyum seperti ini. Semuanya berubah. Kita akan memilih jalan yang berbeda. Kalian berusaha membunuhku dan aku tidak peduli kalian mau terinjak atau hangus terbakar uap titan.

Selagi kita masih bersama aku akan menikmati setiap detik yang kita rasakan.

Aku menyayangi kalian.

Di sisi lain aku sedikit kecewa pada kalian, teman-teman seperjuanganku. Tak seorang pun yang menyetujui tindakanku nanti.

Aku tahu kalian akan menentang, karena itu biar masa depan gelap itu aku saja yang mengetahuinya.

Ya ... kalau dipikir-pikir siapa yang setuju ide genosida demi kebebasan satu bangsa?

"Hoi, Eren. Kau memikirkan apa dengan tangan Mikasa berada di genggamanmu?"

Ck, Muka Kuda bodoh ini....

"Tidak ada. Aku bukan pemuda mesum sepertimu."

"Hooh ... kau mengajakku berduel, ya."

"Kau yang menantangku dulu."

"Sini kau, Jaeger."

Setelah ini perkelahianku Jean bukan lagi adu tinju karena emosi sesaat. Melainkan pertarungan yang menentukan nasib dunia ke depannya.

Selagi masa depan belum datang, nikmatilah hidup di masa sekarang. Walau aku kesulitan merasakan emosi bahagia setiap gambaran itu hadir dalam benak.

[]

I love new official art. Thank you, MAPPA ❤️. Bisa lihat Eren senyum lagi walaupun gak di anime & manga-nya


30(+1) Days With Them | Mix Anime ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang