Day 5: Nap (SnK)

113 11 18
                                    

Pulang dari makam Frieda Reiss, gadis mungil itu membanting diri ke ranjang empuk. Mengabaikan sekujur tubuhnya yang basah kuyup diguyur hujan.

Cahaya kehidupan lenyap dari manik sebening samudra. Menyisakan kehampaan dan kekosongan.

Frieda Reiss, satu-satunya cahaya hidup pergi meninggalkan dirinya.

Benak si gadis pirang memutar ulang kilasan hidupnya selama belasan tahun di dunia bersama Frieda.

***

Selama ini Historia tak pernah merasakan kasih sayang kecuali dari Frieda. Entah itu dari ibu yang telah melahirkannya atau bajingan yang menghamili ibunya.

Ya, seorang bajingan yang mengutamakan nafsu mana mungkin repot-repot mengurus hasil perbuatannya.

Tetangga-tetangga di depan, belakang, maupun samping rumah terus mengutuk Historia dan ibunya yang telah lama pergi.

Tak cukup di situ.

Sekolah yang katanya surganya ilmu terasa seperti neraka bagi Historia. Ledekan, caci maki, dan pukulan setiap hari ia terima.

Bukan dari teman-teman seumuran saja. Kakak kelas, adik kelas, dan para guru ikut menyudutkannya. Ada mulut sialan yang menyebarkan fakta Historia merupakan anak hasil hubungan gelap.

Frieda Reiss, putri sulung Rod Reiss menanggung dosa ayahnya. Saat Historia mungil baru dilahirkan ke dunia, ia ditinggalkan di sebuah rumah jelek. Frieda yang masih kecil datang ke sana, mengasuh dan memberi kasih sayang.

Seorang gadis kecil berumur delapan tahun mulai mempelajari cara menjadi seorang ibu. Ia diam-diam belajar cara memakaikan popok, membuat susu formula, memandikan bayi, dan lain-lain. Untung Frieda tak sendiri, pengasuhnya ikut mengurus Historia.

"Kakak tahu susu formula tak baik untukmu. Tapi Kakak tidak punya pilihan lain, Historia," lirih Frieda pada Historia yang terlelap dalam gendongannya usai menghabiskan sebotol susu.

Frieda mengucapkan syukur berulang kali karena Alma tak memunculkan buah pikir mengubur Historia hidup-hidup, pun karena Alma menjaga Historia selama sembilan bulan dalam perutnya.

Bukan karena Alma tak mau, ia berulang kali hendak membunuh Historia. Tuhan ada cara tersendiri menyelamatkan nyawa seorang bayi tak berdosa. Ada saja cara yang menggagalkan rencana Alma membunuh buah hatinya hingga sembilan bulan tumbuh di dalam rahimnya.

Frieda bukannya tidak ingin membawa Historia ke rumah megahnya. Ia takut Rod menolak Historia dan membunuhnya.

Saat Frieda bersekolah dan pengasuhnya ada pekerjaan lain, terpaksa Historia kecil ia tinggalkan berjam-jam menangis dan berteriak di rumahnya. Kadang ia bergelimang air pipis atau kotoran yang tak mampu dibersihkannya sendiri.

Para manusia berhati batu yang tinggal di sekeliling rumah itu enggan menjenguk dan menggantikan tugas Frieda selama dirinya bersekolah.

Mereka tahu siapa Historia. Mereka tahu siapa Alma.

"Untuk apa mengurus anak haram sepertinya?"

"Dia anak yang tak diinginkan. Biarkan saja dia mati kedinginan dalam sana."

"Ya. Ibunya saja menolak anak itu, apalagi kita."

"Lebih baik dia mati muda daripada tumbuh menjadi pelacur penggoda suami orang."

Frieda benar-benar marah. Tidak pernahkah mereka berpikir bahwa bayi suci tak pernah menanggung dosa orangtuanya?

Bayi yang baru lahir adalah manusia yang masih polos, belum ternoda sama sekali oleh kotornya dunia. Mereka sama sekali tak bersalah. Para bayi sama sekali tidak mewarisi kesalahan dan dosa orangtuanya.

30(+1) Days With Them | Mix Anime ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang