Day 3: Fireworks (SWKNU)

59 8 0
                                    

Apa yang kalian pikirkan saat mendengar kata musim panas?

Suhu terik? Es krim? Pantai? Pemandian air panas? Festival kembang api?

Yap, kalian akan menemukan festival kembang api di Jepang. Pemandangan yang lumrah kala kembang api diluncurkan pada langit cerah.

Festival kembang apilah yang membuat Kousei diseret Tsubaki. Wacana bermalas-malasannya terpaksa dikacaukan sang sahabat

Setibanya di gerbang festival, mereka disambut gadis pirang yang mengenakan yukata merah muda.

“Kao-chan! Astaga, kau cantik sekali!” Tsubaki tak dapat menahan kegemasannya dan memeluk erat Kaori.

“Kau juga cantik, Tsubaki-chan.”

“Tapi aku tidak mengenakan yukata.”

“Kau tetap cantik.”

Dua orang gadis itu bercakap-cakap dengan antusias sembari menunggu kedatangan Ryouta, tanpa sadar mengabaikan Kousei.

Aku tidak dianggap, ya?

Kousei menatap tubuh mungil Kaori yang dilapisi yukata merah muda bercorak bunga putih. Obi merah marun melilit pinggangnya. Rambut pirang gadis itu diikat tinggi dan diberi jepitan kupu-kupu.

Penampilannya malam ini lebih manis dari sebelumnya. Kousei yang terlalu lama memerhatikan Kaori menyadari wajahnya yang memanas dan jantungnya yang berdetak abnormal.

“Yo! Maaf terlambat!” seru Ryouta.

“Kau ini ke mana saja, hah?” bentak Tsubaki.

“Setidaknya aku datang 'kan?”

“Lain kali belajar tepat waktu!”

Ryouta yang tak tahan mendengar omelan Tsubaki pun menghampiri Kaori dengan senyum menawannya.

“Wah, Kaori-chan. Kau sangat cantik malam ini, yukata-nya cocok denganmu.”

“Hei, jangan abaikan aku!” Tsubaki berteriak tidak terima.

“Terima kasih. Watari-kun juga tampil lebih keren malam ini.”

Kaori tampil cantik dan manis malam ini. Namun, Kousei merasa ada yang janggal.

Mengapa kulitnya pucat seperti orang sakit? Rambut pirangnya tak seterang pertemuan pertama mereka. Apa mata Kousei salah lihat?

“Ayo masuk!” Tsubaki memimpin dan berjalan semangat masuk ke kerumunan di festival.

“Teman A, jangan melamun. Ayo masuk,” ujar Kaori menyadarkan Kousei.

Ha-ha'i.”

Tsubaki dan Kaori berjalan bersisian, meninggalkan Kousei dan Ryouta beberapa langkah di belakang. Ryouta merangkul Kousei, membuat pemuda itu sedikit terhuyung.

“Dia cantik 'kan? Aku yakin kau terpesona,” ledek Ryouta.

“Y-ya dia memang cantik.”

“Jadilah jantan malam ini. Aku berharap padamu.”

Ryouta melepas rangkulan dan menyempil di antara dua gadis itu, membuat Tsubaki berteriak marah dan mencubit lengannya.

Ketiga temannya asyik berlarian ke sana ke mari, mencoba permainan dan membeli berbagai makanan yang disediakan.

Kousei yang selalu pusing setiap di tengah keramaian tak mampu mengikuti teman-temannya. Setelah membeli cumi bakar, ia duduk di salah satu bangku yang tersedia. Membiarkan diri tenggelam di antara ramainya pengunjung.

“Ternyata kau di sini, Teman A.” Kaori tersenyum lembut, ia membawa dua permen apel dan duduk di samping Kousei. Si pemuda bergerak gugup dan sedikit bergeser, memperlebar jarak antara keduanya.

Kousei menghabiskan cumi bakar dan membuang wadahnya ke tong sampah terdekat.

“Hm ... enak.” Kaori bergumam senang, menggigit habis permennya hingga ke gigitan terakhir.

“Aduh, sakit!” Kaori meringis, merasakan giginya mulai ngilu karena terlalu banyak makan makanan manis. “Kau mau permen, Teman A? Aku tak bisa menghabiskannya sendirian.”

“Tapi....”

“Sudahlah, terima saja. Kau tak mau aku sakit gigi dan libur 'kan? Kita harus latihan, konser gala tinggal beberapa hari lagi.”

“Terima kasih.”

Tangan menerima permen merah dan mengulumnya. Gigi menggigit perlahan permen manis itu. Kousei tidak terlalu menyukai makanan manis. Untuk sekarang biarlah ia menikmati sensasi manis di lidah, karena ... permen ini pemberian Kaori.

Jadilah jantan malam ini.

Apa maksud ucapan Ryouta tadi? Menjadi jantan?

Apa itu artinya Kousei harus mengungkapkan perasaan pada Kaori?

“Teman A! Lihat! Kembang apinya mulai diluncurkan!”

Kousei mendongak, ke langit sehitam rambutnya. Beberapa utas cahaya meluncur ke langit, kemudian pecah menjadi titik-titik cahaya yang berwarna-warni dan menimbulkan suara keras. Kepala para pengunjung mendongak ke atas, terpancing oleh suara yang ditimbulkan.

Ujaran kekaguman menggema. Meski sudah berulang kali melihat kembang api yang meluncur, mereka tetap terkesima.

Kousei menoleh ke samping, mengamati ekspresi Kaori yang senang menikmati beragam warna kembang api menghias langit malam.

Cahaya kembang api yang menerpa wajah gadis itu membuatnya semakin bersinar.

Kaori terlalu berkilau. Orang yang pantas bersamanya adalah orang yang berkilau juga. Orang suram seperti Kousei tidak mungkin bersamanya 'kan?

Kousei tahu posisi, ia tak mungkin mengungkap rasa pada gadis yang diciptakan bukan untuknya.

Miyazono Kaori hanyalah untuk Watari Ryouta. Kousei tahu diri.

Di tengah ledakan cahaya kembang api, Kousei mengambil keputusan untuk menyimpan dalam-dalam perasaannya.

Sebuah keputusan yang akan ia sesali karena kepengecutannya.

[]

30(+1) Days With Them | Mix Anime ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang