Pagi pun tiba. Beberapa hari kedepan, sekolah Annie di liburkan karna belum ada guru pengganti. Martin bangun dari tidurnya pergi menuju kamar mandi. Melewati pintu kamar Annie. Di dengarnya suara Annie yang sedang bernyanyi membawakan sebuah lagu, mungkin karangannya. Martin mendengarkan lagu tersebut di balik pintu kamar Annie.
~Kau yang menendangku
Sampai ku terjatuh
Ku taruh surat di mejamu
Kau turuti isi suratku
Kau bodoh kau bodoh
Ku dorong tubuhmu
Kau tenggelam lalu nyawamu hilang~"Hahaha kau suka lagu itu miko?"
Martin heran dengan lirik yang di nyanyikan Annie. Martin bergegas pergi ke kamar mandi, agar dapat segera membawa Annie ke psikiater.
Setelah mandi Martin bergegas menuju kamar Annie. "Tok tok tok...." suara ketukan pintu membuat Annie memalingkan pandangannya dari Miko. "Annie.." Martin memanggil Annie dengan suara lembut dari balik pintu kamar Annie.
"Iya ayah..." Annie menyaut.
Annie berjalan menuju pintu kamarnya yang sengaja ia kunci semalam. Annie membukakan pintu untuk Martin. Pintu terbuka dilihatnya senyum manis sang ayah. Annie membalas senyum Martin tak kalah manis."Ayah sengaja mengambil libur hari ini. Ayah berencana mengajak mu pergi berjalan-jalan. Kau mau ikut?" Annie tersenyum manis memandangi wajah ayahnya. Lalu Annie mengangguk mengiyakan ajakan Martin.
"Ayah tunggu di mobil," Martin berjalan menuju mobil yang terparkir di depan rumah Annie. Annie bersiap-siap. Dia menggunakan dres berwarna merah, lalu menggerai rambutnya. Annie bercermin menampilkan senyuman manis.
Merasa dirinya telah sempurna, Annie bergegas pergi menyusul Martin yang sudah berada di dalam mobil. Melihat Annie yang telah keluar dari pintu rumah. Martin keluar dari mobilnya lalu membukakan pintu untuk Annie. Setelah Annie masuk ke dalam mobil, Martin menutup pintu di tempat Annie duduk rapat-rapat.
Martin berjalan menuju kursi kemudi. Lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Di dalam perjalanan Annie hanya memandangi keadaan sekitar, dan tidak berniat membuka topik pembicaraan.
Mata Martin pun hanya fokus ke jalanan. Suasana dalam mobil sangatlah hening. Sampai akhirnya Martin menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah tua berwarna oranye.
Martin keluar dari dalam mobil. Berjalan menuju pintu tempat Annie duduk. Lalu membukakan pintu untuknya. Annie keluar dari mobil lalu mengikuti langkah Martin menuju teras rumah tersebut.
"Ayah, ini rumah siapa?" Annie bertanya kepada Martin. Karna dari sejak Annie kecil dia tidak pernah merasa bahwa dia pernah pergi ke rumah ini.
"Ini rumah tante Viona, dia adalah psikiater kenalan ayah. Dia ingin mengajak mu berbicara," jelas Martin kepada Annie.
"Oh," senyum di wajah Annie memudar ketika mendengar kata 'Psikiater' Annie yakin dia akan bertanya banyak padanya.
Martin mengetuk pintu rumah viona. "Tok..tok..tok," seorang perempuan tua berwajah cantik dengan rambut berwarna pirang membukakan pintu untuk mereka. Lalu menyuruh mereka masuk kedalam rumah.
Martin sedikit berbincang dengan Viona. Annie hanya duduk tanpa mempedulikan pembicaraan mereka. Annie hanya memikirkan akting terbaiknya untuk nanti saat berdialog dengan Viona.
"Hallo Annie," Viona mencoba berbicara kepada Annie. Annie menoleh ke arah Viona, memasang senyum lebar-lebar. "Hallo Viona senang bertemu denganmu," Annie memjawab ucapan Viona.
Melihat respon Annie, Viona tersenyum dan mengusap pucuk kepala Annie. Viona mengajak Annie pergi masuk kedalam sebuah ruangan. Annie hanya mengikuti langkah Viona dengan tenang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNIE [End]
Historia CortaPembunuhan yang sangat rapih, bahkan butuh waktu lama untuk kepolisian mengungkap siapakah pelakunya. Dan ternyata, pelakunya adalah gadis yang masih berusia 10 tahun. Annie namanya, jiwa psikopath yang muncul sejak dini. Gangguan jiwa yang timbul a...