Annie dan Martin sedang dalam perjalanan pulang. Mereka berdua tidak memiliki niat sedikitpun untuk membuka pembicaraan.
Keduanya tetap bungkam. Mobil berhenti di depan sebuah restoran. Annie memandang ayahnya dengan tatapan heran. Martin membalas dengan senyuman. "Ayo kita makan, sambil membicarakan sesuatu," ajakan Martin kepada Annie. Annie hanya mengangguk.
Mereka berdua memasuki restoran tersebut. Duduk di meja dekat jendela. Pelayan menghampiri mereka berdua. Annie hanya memesan eskrim rainbow. Sedangkan Martin memesan kopi. Beberapa menit kemudian pesanan pun datang. Keduanya menikmati makanan masing masing dengan khidmat.
Setelah kopi milik Martin tinggal tersisa setengah. Martin mulai membuka pembicaraan. "Sekolah diliburkan cukup lama, apakah kau ingin liburan?" tanya Martin kepada Annie.
Annie mendongak menatap wajah ayahnya. "Jika liburannya hanya berdua atau bertiga, sama saja seperti di rumah," Annie menjawab dengan malas. "Kita bisa mengajak keluarga Natan," Martin.
Annie kembali menatap Martim. "Memang mereka mau?" tanya Annie meragukan ucapan Martin. "Kenapa tidak?" jawab Martin bagaikan bertanya. Annie hanya melengkungkan bibirnya.
Merekapun selesai dengan makanan mereka. Martin membayar semuanya. Lalu pergi bersama Annie keluar restoran. Martin membukakan pintu mobil untuk Annie. Annie masuk kedalam mobil. Lalu Martin menutup kembali pintu tempat Annie masuk. Lalu berlari ke arah kursi kemudi.
Suasana awal di mobil tersebut hening. Namun tidak seperti biasa, kali ini Annie mengajak Martin berbicara.
"Ayah.." Annie
"Ya?" Martin
"Nanti kita berlibur di mana?" Annie
"Hmmm..dimana ya?" Martin
"Berkemah?" Martin
"Tidak adakah tempat lain selain berkemah?" Annie
"Bagaimana jika kita menginap di penginapan dekat air terjun?" Martin
"Kedengarannya bagus," Annie
"Jika kau suka kita bisa pergi kesana" Martin
"Tapi ayah janji kan akan membawa keluarga Natan kesana?" Annie
"Ayah janji," Martin memberikan jari kelingkingnya kepada Annie.
Annie pun menautkan jari kelingkingnya dan Martin lalu tertawa kecil. "Kau manis jika tertawa," Martin bergumam. Annie hanya tersenyum lalu memalingkan wajahnya.
Mobil pun berhenti di depan rumah mereka. Martin kembali membukakan pintu untuk Annie. Annie pun keluar dari mobil lalu pergi menuju pintu rumahnya.
Sedangkan Martin, dia memasukan mobilnya ke dalam garasi. Annie merebahkan tubuhnya di atas ranjang. "Hari ini sangat melelahkan," Annie bergumam.
"Miko kau tau kan aku sangat benci dangan banyak pertanyaan, tadi ayah membawaku ke seorang psikiater. Aku lupa membawamu Miko," curhatan Annie kepada bonekanya.
"Aku sangat lelah Miko, oh iya ayah mengajakku pergi berlibur kau harus ikut," Annie menunjuk boneka tersebut seakan-akan benda tersebut hidup.
Disisi lain. Martin yang baru saja keluar dari mobilnya. Barjalan menuju kamarnya. Lalu berganti pakaian.
.....
masih bingung gw sama lanjutan chapternya. Soalnya gue baru balik lagi ke wattpad. Btw tunggu aja chapter berikutnya ya

KAMU SEDANG MEMBACA
ANNIE [End]
Short StoryPembunuhan yang sangat rapih, bahkan butuh waktu lama untuk kepolisian mengungkap siapakah pelakunya. Dan ternyata, pelakunya adalah gadis yang masih berusia 10 tahun. Annie namanya, jiwa psikopath yang muncul sejak dini. Gangguan jiwa yang timbul a...