Final Chapter

471 40 7
                                    

Setelah pulang dari pemakaman ayah dan ibu Natan. Martin Annie dan Natan kembali ke rumah tua yang mereka sewa.

"Satu hari lagi kita menginap, lalu kita akan pulang," ucap Martin sambil menatap dan memegang kedua pundak Annie. Annie hanya diam dan tidak ingin sedikitpun mengeluarkan kata kata.

Martin duduk bersandar di teras rumahnya. Dia heran mengapa kejadian  tragis selalu membututi hidupnya. Dia heran mengapa seseorang tega membunuh seorang suami istri yang Martin yakin tidak pernah berbuat salah di tempat itu.

Fred menghampiri Martin dia duduk lalu bersandar mengikuti gaya Martin. "Martin, sebenarnya di rumah ini ada sebuah cctv yang terpasang di ruang tamu. Dan rekamannya ada di computer di ruangan tempatku bekerja," jelas Fred kepada Martin.

"Mengapa baru mengatakannya sekarang bodoh!" Tanya Martin.
"Aku juga baru ingat," jawaban Fred.

Martin beranjak dari tempatnya tidur lalu berlari ke tempat yang dikatakan Fred. Fred mengikuti langkah cepat Martin.

Martin mulai melihat rekaman cctv yang terekam dari pukul 01.02 karna martin yakin waktu itu Martin baru terlelap. Mereka belum melihat tanda tanda apapun. Sampai akhirnya jam di rekaman tersebut menuju pukul 01.46.

Seseorang bertubuh kecil keluar dari kamar yang di tempati Annie dan pergi menuju kamar ayah dan ibu Natan. Rekaman pukul 01.55. Seseorang itu baru meninggalkan kamar tersebut dan pergi ke rungan tempatnya berasal.

Martin hanya bisa melamun menatap ujung computer dengan tatapan kosong. Fred menepuk pundak Martin, hingga akhirnya Martin tersadar dari lamunnya.

Fred menatap Martin. "Aku tahu apa yang kali ini kau rasakan. Sekarang bagaimana rencanamu," tanya fred kepada Martin.

"Kau punya pistol?" tanya Martin kepada Fred. "Ikut aku ke gudang." Jawab Fred.

Mereka berdua pergi ke gudang. Fred membuka buka laci yang ada di gudang tersebut. Pada akhirnya dia menemukan apa yang dia cari. "Apa yang akan kau lakukan," tanya fred. "Aku hanya ingin menyelamatkan putriku dan juga orang-orang," jawab Martin dengan tatapan kosong.

Natan menarik tangan Annie. "Annie ayo pergi dari sini! kau harus tetap hidup," ucap Natan sambil menarik tangan Annie sambil berlari ke arah hutan.

Setelah sampai cukup jauh di dalam hutan. Annie berhenti, Annie mencoba melepaskan tangan Natan yang menggenggam erat pergelangan tanganya.

"Apa maksudmu Natan?" Jawab Annie yang bingung dengan perilaku Natan. "Akan kujelaskan padamu, tapi sekarang kita harus menjauh dari sini," jawab Natan. "Tapi kenapa?" Tanya Annie. Tapi Natan tetap berlari tanpa menjawab.

Mereka berlari sudah cukup jauh hingga akhirnya mereka duduk di tepi sungai untuk beristirahat. Annie memandangi wajah Natan dengan tatapan heran.

"Sekarang katakan padaku, apa yang telah terjadi?" Tanya Annie kepada Natan. "Aku tau semua tentangmu Annie," jawab Natan. Annie hanya memandang air sungai tanpa berniat memalingkan pandangannya.

"Kau tau Annie? aku tau semua yang kau lakukan," Natan hanya tersenyum kecil dan memfokuskan pandangannya ke arah air. "Dan sekarang, mengapa kau membawaku kesini?" Tanya Annie yang sedari tadi belum menemukan jawaban. "Aku mendengar ay.." ..dorr!!!.. suara letusan senjata api membuat ucapan Natan terhenti.

Sebuah peluru menembus dada kecil Natan. "Ahh sial aku salah sasaran," ucap Martin dengan sesal.

"Natan.. Natan.. bangun bodoh! Sampai sini saja kau akan melindungiku?" Annie menggoyah goyahkan tubuh Natan yang sudah tak bernyawa.

Annie berdiri berhadapan dengan ayahnya. "Apa yang kau lakukan?" Tanya Annie yang kini telah mengeluarkan air mata. Martin hanya menodongkan pistol kepada tubuh kecil Annie.

"Maafkan ayah, ayah tau kau yang melakukan semuanya," ucap Martin dengan nada pelan.
"Ayah apakah kau pernah berpikir? Betapa kesepiannya putrimu ini? Dan kau malah menghabiskan waktumu untuk bekerja dan berkencan dengan si wanita jalang itu," ucapan Annie membuat mata Martin memerah.

Martin tak tahan dengan ucapan Annie hingga akhirnya Martin mengeluarkan Air mata. Lalu menurunkan pistolnya. Mendekat ke arah Annie lalu memeluk tubuh kecil Annie.

"Maafkan Ayah," ucap Martin.

Annie mengeluarkan pisau cuter dari sakunya. Annie melepaskan tubuh Martin yang sedang berjongkok di depannya.
Mata Martin dan mata Annie bertemu. Annie tersenyum kecil. Tiba-tiba Annie bergerak.Menggores leher Martin menggunakan pisau cuter. Luka dileher Martin mengeluarkan banyak darah.

Tubuh Martin terjatuh. Kini Martin tak bernyawa. Tiba-tiba bayangan putih menyerupai ibu Annie yang telah meninggal berdiri di samping tubuh martin yang sudah tergeletak.

"Mengapa kau melakukan semua ini Annie," ucap bayangan putih tersebut. Annie menutup telinganya. Lalu berlari menjauh dari tempat tersebut.

Annie berlari sambil menengok nengok  kebelakang tanpa memperhatikan pijakan. Kaki kanannya terpeleset hingga akhirnya ia terjatuh ke sungai yang airnya mengalir dengan deras.

Wah dah beres. Ya author juga tau ini cerita alurnya emang absurd tapi gpp yakan nyoba aja dulu hehe. Yah dah kelar dah chapternya. Tapi bentar dulu. Teks tambahan nih

Air sungai terlihat tenang. Hingga akhirnya sebuah tangan kecil keluar dan meraba bebatuan di sekitar sungai tersebut.

Yah dan ceritapun bener bener berakhir. Ini kalo mau ada lanjutannya bisa voment ya wkwk.
Dah sampai jumpa dilain cerita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANNIE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang