Chapter 10

342 26 0
                                    

Hari dimana mereka akan pergi berlibur pun telah tiba. Mereka menggunakan 2 mobil untuk pergi ke tempat tujuan. Satu mobil untuk Martin dan Annie. Dan satu lagi untuk Natan, ayah natan, dan ibu natan.

Annie sangat menikmati perjalanan. Dia memandangi pemandangan diluar jendela mobil dengan serius. Tidak terasa merekapun telah sampai di tempat tujuan.

Mobil Martin di parkir di dekat rumah tua yang ada disana. Kami di sambut oleh seorang pria penjaga rumah tersebut.

"Hey bung selamat datang," sambut pria penjaga rumah. Natan langsung menghampiri Annie dan Martin.

"Hay Fred bagaimana kabarmu?" Martin bertanya. "Tentu saja aku baki-baik saja," Jawab pria yang Martin sebut Fred. "Aku akan sewa rumah ini untuk 2 hari apakah bisa?" Tanya Martin sambil menunjuk rumah kayu tua namun sangat terawat.

"Tentu saja bisa, bahkan satu tahunpun rumah ini bisa kau tempati. Asalkan ada uang yang mengalir haha," mereka berdua tertawa bersama. "Hanya 2 hari, tidak akan lama. Bisa bisa kau memeras ku, haha," jawab Martin sambil sedikit bergurau.

"Baiklah kalau begitu, ini kunci rumahnya. Kau bisa masuk dan mulai membersihkannya," jelas Fred kepada Martin. Martin hanya mengangguk tanda paham.

Annie sedari tadi hanya memandangi sebuah kubangan air yang ada di halaman rumah tersebut. Tentu saja dia tidak akan mendengarkan obrolan tidak berkelas yang dibicarakan Martin dan Fred.

Mata Annie fokus pada kubangan air tersebut. Hingga akhirnya Natan datang menepuk pundak Annie. Annie mengalihkan pandangannya ke arah Natan yang sekarang sudah berada di sampingnya.

Natan yang tadi berdiri, kini duduk di tempat. Natan menarik tangan Annie agar Annie yang sedang berdiri duduk sepertinya.

Mereka berduapun duduk disana sambil memperhatikan kubangan air yang terdapt ikan di dalamnya, yang mungkin enak dipandang agar tidak bosan.

Natan memandangi Annie yang sedang menatap ke arah air. Lalu membuka sebuah percakapan. "Annie apakah kau senang berlibur kemari?" Tanya Natan dengan wajah ceria. "Tentu saja aku senang, apalagi berlibur bersama keluargamu," jawab Annie.

"Annie.." Natan menyebut nama Annie dengan pelan. "Hmm iya ada apa?" Saut Annie. Natan tak langsung menjawab. Matanya hanya memandang satu titik.

Kepala nya menunduk seakan tak ingin melihat kelopak mata Annie. Melihat perilaku Natan, Annie tau apa yang akan Natan katakan.

Annie beranjak dari tempat dia duduk tadi. Natan mendongak melihat tubuh Annie. "Kau mau kemana Annie?" Tanya Natan. "Tenggorokanku kering, aku butuh air untuk membuatnya kembali normal," jawab Annie dengan senyuman.

"Aku ikut," Natan berdiri lalu berjalan mendahului tubuh Annie.

Mereka berduapun pergi masuk kedalam rumah.

....

Yayaya author pun mulai bingung bikin endingnya. Yaudahlah tunggu satu chapter terakhirnya ya.
Jan lupa voment and share. Karna itu adalah sebuah penyemangat bagi setiap author.

ANNIE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang