12

288 67 123
                                    

"Daniel!"

Yang dipanggil terdiam sebentar di tempatnya berdiri. Sosok Seongwoo melambai di depan gerbang sekolahnya cukup membuat Daniel terkejut. Ia semakin salah tingkah begitu Seongwoo berjalan mendekat dengan senyuman yang tidak pernah lepas. Bahkan Daniel bisa mendengar rombongan teman seangkatannya yang juga berhamburan keluar gerbang sekolahnya itu berbisik-bisik, mengira jika Seongwoo itu Sugar Daddy-nya.

"Kak Seongwoo kok di sini?"

"Mau jemput lo!"

"T—tapi Daniel kan bawa motor..."

"Ya gapapa... gue mau lo temenin gue makan."

"Hah?" Daniel semakin terheran-heran dibuatnya.

"Gue nggak terima penolakan ya, anjir!"

Seongwoo mendorong bahu Daniel, menyuruhnya untuk cepat-cepat melangkah.

"Buruan ambil motor!"

Daniel berjalan beberapa langkah, kemudian berbalik lagi menghadap Seongwoo. Ia menatap Seongwoo, masih ragu-ragu. Daniel tidak tahu apa yang Seongwoo rencanakan. Semua perlakuan Seongwoo beberapa hari terakhir adalah di luar kendalinya. Daniel tidak bisa menolak bukan hanya karena ia tidak mampu. Namun, Daniel juga ingin berada di samping Seongwoo saat lelaki itu senang.

"Beneran loh, kak, Daniel ambil motor nih!"

"Iya, cepetan gue tunggu!"

Daniel benar-benar tidak tahu bagaimana ia memperlakukan Seongwoo. Ia ingin menjaga jarak agar Seongwoo tak menyadari perasaannya. Tapi di lain sisi Daniel ingin tetap berada di sampingnya, menikmati bagaimana perasaannya tumbuh semakin besar.

Kini mereka berjalan berdampingan di sebuah pusat perbelanjaan. Daniel mengamati Seongwoo yang sedang menikmati satu cup es kopi di genggamannya.


"Kayaknya lagi seneng banget, kenapa sih?!"

"Gue hari ini gajian pertama."

Daniel membelalak, "Serius?! Kak Seongwoo udah kerja?"

Seongwoo mengangguk bangga, "Iya dong. Udah seminggu, jadi gajiannya mingguan."

"Kak Seongwoo kok nggak cerita sih? Makanya sering banget nggak di rumah."

"Nanti nggak jadi kejutan kalo gue cerita, njing!"

Daniel tertawa, Seongwoo sudah bisa mengumpat itu artinya hatinya sudah mulai membaik.

"Nih, makan dulu di sini, Niel!" Seongwoo menarik lengan Daniel yang nyaris saja melewati sebuah restoran.

"Kak, seriusan?" Daniel enggan masuk ke dalam, "Ini restoran mahal..."

"Terus?" Seongwoo menatap Daniel dengan kedua alis terangkat, "Ya gapapa lah, gue yang traktir kok ini!"

Seongwoo menatap Daniel yang masih ragu-ragu. Ia menarik lengan Daniel dan memaksanya untuk ikut masuk. Seongwoo langsung saja menempati sebuah meja kosong di sana, sementara Daniel mati gaya begitu diajak masuk di restoran Italia dengan kesan mewah itu. Terlebih lagi karena penampilannya yang masih menggunakan seragam sekolah.


"Daniel mau pesen apa?" tanya Seongwoo sembari membolak-balik buku menu yang baru saja diberikan oleh pelayan.


"Ng... samain aja lah, kak!"


"Oke, gue pesen dulu sekalian bayar bill!" Seongwoo kemudian bangkit berdiri untuk menuju kasir sambil membawa dompetnya.

"Lo kaget nggak tiba-tiba gue udah kerja?" tak seberapa lama Seongwoo kembali ke tempat duduknya. Ia menatap Daniel yang menunggunya cerita sambil tersenyum lebar.

Not Today | OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang