Hai! Apa kabar?
***
"Eh! Eh anak siapa itu dibawa ke rumah?!" wanita paruh baya itu kebingungan saat dua anak lelakinya tiba di rumah sambil menggotong seorang lelaki yang tidak sadarkan diri.
"Kalian nggak habis bunuh orang kan?!" tanya sang Ibu masih menuntut kejelasan.
"Dia temennya Brian, Ma. Tadi pingsan jadi di bawa ke sini, deh!"
Sang Ibu mengamati rupa lelaki yang masih memejamkan mata saat kedua anaknya itu sudah meletakkan orang asing itu di atas ranjang kamar Daniel.
"Ini yang tadi tampil di TV sama kamu bukan?" sang Ibu memastikan yang dijawab anggukan oleh putra sulungnya.
"Kok bisa pingsan sih?!" wanita paruh baya itu mendekati ranjang setelah membawa minyak kayu putih di tangannya. Ia segera mengoleskannya di daerah perut dan dada kemudian mendekatkannya di lubang hidung—cara tradisional untuk membangunkan seseorang dari pingsan.
"Tadi sempet muntah-muntah. Kayaknya kecapekan terus belum makan juga."
"Kasian amat. Ganteng-ganteng nggak ada yang ngurus."
"Daniel katanya mau ngurus, Ma!" celetuk Brian.
"Paan sih!?" Daniel bersungut-sungut sementara Brian terkekeh.
"Ini gebetannya Niel?"
"B—bukan, Ma..."
"Yakin? Buat Mama aja ya kalo gitu?"
"Mana mau Seongwoo sama tante-tante?" Brian tertawa terbahak-bahak.
"Ian, mulutnya!" sang Ibu bangkit dan dengan sedikit berjinjit ia menarik hidung mancung Brian, "Udahlah. Mama tidur dulu! Kalian jagain itu Seongwoo, kali aja kebangun!"
Sepeninggal Ibunya, Daniel dan Brian mengamati sosok Seongwoo yang masih terpejam erat. Lelaki itu masih memakai kemeja lengan pendek dan celana jeans hitam karena tak mungkin Ibunya menggantikan baju Seongwoo.
"Dia tidur kayaknya, Bang. Bukan pingsan. Nggak usah dibangunin deh mendingan!" ucap Daniel.
Brian hanya mengangguk menanggapinya kemudian menelisik wajah Daniel yang masih menatap lekat Seongwoo yang tertidur.
"Lo kenal Seongwoo darimana coba? Perasaan gue nggak pernah ngenalin ke lo," celetuk Brian.
"Pas demo yang waktu itu—ampun, Bang!" Daniel langsung mengerut takut saat Brian menghampirinya.
Si anak sulung meletakkan lengan di leher Daniel dan memitingnya kuat. Jari-jari panjangnya ia gunakan untuk menyentil dahi Daniel berkali-kali, "Udah gue bilang jangan ngikutin jejak abang lo ini! Bandel banget jadi orang!"
"Aduh! Sakit!" Daniel mengusap-usap dahinya yang memerah setelah sang kakak melepaskan tangan dari lehernya.
"Lagian Daniel udah tau kalo kak Seongwoo pasti kenal Bang Bri. Makanya gue nekat bantuin bikin proposal yang kemarin."
Brian menghela nafasnya karena tak habis pikir kisah cinta yang bikin cringe seperti sinetron itu bisa terjadi pada adiknya.
"Gue nggak masalah lo suka sama cowok, karna gue sekarang pun juga. Mama juga kayaknya seneng. Tapi, Niel... nggak ada cowok lain apa? Selain Seongwoo?"
"Emangnya kenapa, Bang?"
Brian semakin tak tega saat sang adik menatapnya lugu. Ia merasa Daniel terlalu polos untuk mendapat kisah cinta yang seperti ini, "Seongwoo tuh... aduh gimana ya jelasinnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Today | Ongniel
FanfictionTentang Seongwoo dan Daniel yang dipertemukan dalam suatu kerusuhan yang melibatkan mahasiswa dan pelajar, berperang dengan aparat layaknya musuh. Daniel seharusnya tahu jika konflik tidak hanya pada hari itu saja, melainkan saat dimana seluruh jiwa...