07

408 68 140
                                    

Hai, apa kabar? :)









Sudah dua hari sejak terakhir kali Daniel bertemu Seongwoo. Selama itu pula ia tidak berkomunikasi dengan pemilik tanda lahir indah di pipi itu. Daniel sangat ingin menghubungi Seongwoo lebih dulu, namun rasa malu lebih dulu menguasainya. Akhirnya, pelajar Sekolah Menengah Kejuruan itu uring-uringan sendiri seolah bertahun-tahun tidak bertemu.



Saat ini, lelaki berpipi tembam itu sedang santainya rebahan di lantai yang baru saja ia pel hingga bersih. Waktu menunjukkan pukul empat sore dan ia baru saja menyelesaikan hukuman yang ia terima sejak nyaris satu minggu yang lalu, yaitu membersihkan seluruh penjuru sekolah setelah jam pulang. Terdengar suara musik dari ponsel yang ia genggam sambil sesekali bergumam mengikuti alunan lagu.




"Janjine lunga ra nganti semene suwene~ Nganti kapan tak enteni sak tekaneE!"





Moonbin yang juga merebahkan diri di samping Daniel terkejut begitu temannya menjerit sambil bangkit terduduk, "Heh, anying, bikin kaget aja!"


"Bin, lo bawa parfum nggak?!"



Moonbin menyerahkan parfum Eskulin dari dalam tasnya walau masih kebingungan, "Kenapa sih?!"



Sembari Daniel menyemprotkan parfum ke seluruh seragamnya, Moonbin mengambil ponsel Daniel yang tergeletak untuk mencari tahu penyebab Daniel yang tiba-tiba seperti orang kesurupan itu.



Sembari Daniel menyemprotkan parfum ke seluruh seragamnya, Moonbin mengambil ponsel Daniel yang tergeletak untuk mencari tahu penyebab Daniel yang tiba-tiba seperti orang kesurupan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Ini... bukannya—"



"Gue cabut dulu ya! Bye!" Daniel buru-buru merebut ponselnya dan melesat pergi sambil menyambar tas ranselnya.



"Woy! Kemana lo, Niel! Daniel!"



Terlambat. Kawannya itu lebih dulu meninggalkannya untuk menjemput sang pujaan hati.


***



Daniel telah sampai di cafe yang dimaksud Seongwoo. Belum terlihat adanya tanda-tanda kehadiran mahasiswa itu. Daniel menempati satu kursi kosong di sana dan memilih untuk bermain ponsel sembari menunggu Seongwoo.



Baginya, tidak masalah menunggu Seongwoo. Selama apapun. Sebucin itu memang.



"Permisi, kak, mau pesan apa?"



Daniel melirik seorang waitress yang menghampiri mejanya. Ia kemudian memilih menu minuman untuknya, "Caramel macchiato satu."



"Ada lagi mungkin?" tanya pelayan itu setelah mencatat pesanan.



Daniel menggeleng pelan, "Itu aja dulu."



"Ditunggu sepuluh menit ya!"




Not Today | OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang