Drrrt drrrt drrrrrt!
Terlihat sebuah tangan merayap menuju nakas untuk meraih ponselnya yang bergetar karena ada panggilan masuk.
"Halo—"
"KEMANA AJA ANJENG INI UDAH JAM SETENGAH SATU!"
Sontak lelaki itu menjauhkan ponselnya dari telinga begitu mendengar suara teriakan dari seberang. Ia kemudian mendesah malas dan mengacak rambut hitamnya. Dengan susah payah ia berusaha bangkit dari ranjang. Iya, susah. Susah lepas dari kasur soalnya.
"Iya-iya, gue ketiduran..."
"Nggak ketiduran itu, emang sengaja tidur!"
Lelaki itu terkekeh, "Yaudah langsung aja ketemuan di jalan Gajah Tidur. Peralatan masing-masing jangan lupa. Gue otw."
Setelah itu, lelaki bersurai hitam legam itu bergegas mengganti bajunya dan melapisinya dengan jas almamater berwarna hitam. Lelaki itu benar benar tidak membawa apapun kecuali ponsel, dompet beserta isinya, dan kunci motor. Karena selain itu, memangnya apa lagi yang dibawa saat unjuk rasa?
"Seongwoo? Mau kemana?"
Sebuah suara terdengar saat ia baru keluar dari pintu kamar dengan langkah malas. Ia menengok, "Mau... kuliah."
"Jangan bohong. Gue barusan liat jalanan udah penuh sama mahasiswa. Ikut demo lagi?"
Dia tidak bisa menyembunyikannya lagi. Ia tidak bisa berbohong karena kakak satu-satunya itu selalu tahu apapun mengenai dirinya, "Kak Seungho udah tahu juga kan?"
"....dan gue cuma bisa doain lo dari sini."
Seongwoo tertawa, "Jangan bilang Ibu sama Ayah pokoknya!"
Pemuda berlesung pipi itu memeluk sang adik dan menepuk pundaknya dua kali sebelum melepasnya, "Hati-hati! Lo harus balik tanpa luka sedikit pun!"
"Siap!" katanya riang sebelum berjalan keluar.
Pada hari itu, siapa pun yang pergi akan direlakan, berharap akan pulang dan disambut dengan kelegaan. Mereka pergi bukan untuk bertaruh tentang siapa yang benar atau siapa yang 'lebih pantas'. Tapi untuk menagih janji manis yang belum sempat terwujud namun sudah diingkari. Yang diagung-agungkan malah dilemahkan, yang lemah semakin ditindas, dan para superior hanya terduduk manis melihat prajurit melawan benteng terkuat.
Mereka bilang percuma. Katanya, cukup duduk dan menimba ilmu saja. Tapi, apa kita hanya diam dan menerima berbagai kebijakan tak masuk akal?
***
"Turunkan harga bensin!"
"Salah tempat, woy ah!" Seongwoo tertawa begitu Mingyu mengangkat pamflet yang tidak nyambung dengan alasan mereka berunjuk rasa hari ini. Saat ini, Seongwoo sudah berkumpul dengan teman-teman sekampusnya dan juga dari beberapa kampus lain untuk merapat ke depan gedung DPR.
"Seongwoo, lo maju paling depan! Gue takut sama polisinya!" suruh Jaehwan.
"Ngapain takut?"
"Nggak bawa SIM gua!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Today | Ongniel
FanfictionTentang Seongwoo dan Daniel yang dipertemukan dalam suatu kerusuhan yang melibatkan mahasiswa dan pelajar, berperang dengan aparat layaknya musuh. Daniel seharusnya tahu jika konflik tidak hanya pada hari itu saja, melainkan saat dimana seluruh jiwa...