Setelah melihat pesan dari Nathan, perasaan Ica lebih mendingan daripada sebelumnya. Ia percaya lelaki itu akan melindunginya walaupun sedang berada jauh dengan dirinya.
"Umm, ka gua laper."
"Oh yaudah, mau makan disini apa cari makanan diluar aja?"
"Disini aja ka. Go food."
"Yaudah, mau makan apa?"
"Nasi goreng. Nih duitnya, sekalian sama anak-anak yang mau."
"Ga usah. Pake duit gua aja."
"Eh jangan lah kak" tolak Ica halus. "Nih, gua ga enakkan orangnya." Lanjutnya menyodorkan beberapa lembar uang seratus.
"Kita tuan rumah disini dan lu tamu. Masa tamu traktir tuan rumah. Udah diem aja ntar gua pesanin." Sahut Iqbal.
Ica tersenyum, "yaudah ka, makasii yaa."
"Iyaa."
Tak lama makanan yang dipesan oleh Iqbal sampai. Semuanya makan termasuk Ica. Tidak butuh waktu lama untuk Ica mengakrabkan diri dengan teman-teman Nathan.
"Dek, gimana first impression sama Nathan? Pasti si Nathan langsung gombalin lu ya?" Tanya salah satu anggota geng the shriners disertai tawa kecil.
Ica mengentikan makannya, "engga, hahahahah mana ada kek gitu. Malah first impressionnya sama sekali ga ada bagus-bagusnya kak."
"Masa gua jadi babunya Nathan selama sebulan cuma karena gua ga sengaja nabrak dia di depan toilet." Lanjutnya semangat.
"Jadi lu termasuk jejeran cewe-cewe beruntung dong. Siapa si yang bisa naklukin Nathan."
Ica menggelengkan kepalanya, "Nathan yang beruntung dapetin gua, hahaha." Ucapnya sambil tertawa kecil.
"Kok bisa ngomong gitu?"
"Yaa secara, ka Nathan udah lama nyariin gua." Jawabnya singkat.
"Hah? Gimana-gimana? Gua ga paham."
"Sama, gua juga. Udah lama nyariin kek gimana?" Sahut salah satu anggota geng lainnya.
Iqbal berhenti mengunyah, "Keluarga Ica sama Nathan tuh emang udah kenal dari lama sebelum Ica lahir. Pas nyokapnya ngandung dia, si Nathan sama keluarganya kebetulan ketemu sama keluarga Ica di rumah sakit. Jadi nyokap bokapnya Ica tuh kenal sama Nathan. Kurang lebih gitu ceritanya."
"Bener kan Ca?" Ucap Iqbal sambil menaikkan alisnya.
"Hooh, kurang lebih gitu deh."
"Kek cerita cinta di pilem-pilem biasa ga si." Ucap Adit blak-blakan.
"Iyaa, gua juga mikirnya gitu. Pokoknya kita harapin ending yang happy deh untuk lu berdua." Sahut Aldo mengancungkan jempolnya.
"Iyaa, makasii kak."
"Pokoknya ga boleh putus. Kecuali putusnya karena mau nikah." Ucap salah satu anggota geng.
"Ho'oh bener."
Ica menganggukan kepalanya yang berarti mengiyakan perkataan teman Nathan.
"Ohiya, kak katanya gua harus belajar bela diri ya? Supaya nanti pas gua sendiri gua bisa handle." Tanya Ica ke Aldo yang ada di sampingnya.
"Oh, iyaa. Besok diajarin caranya. Cara pertama tuh gampang. Lu cuma perlu kabur."
"Hah? Itu bela diri juga namanya?"
"Besok lu tau deh."
"Oke deh kak."
Setelah makan, Ica pamit pulang bersama Iqbal, Adit dan Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy For A Simple Girl (Season 2)
Romantizm[Follow akun yaa sebelum baca] Hai teman-teman. Sesuai janji aku bakal buat sekuel dari Badboy for a simple girl pada Januari 2021. So, here we go...