Bab 15

8.5K 872 23
                                    

Roy melempar asal kunci motornya ke atas meja kerja. Lalu tanpa mengganti baju yang tadi dipakai melayat, ia langsung merebahkan diri di tempat tidur. Kepalanya mendadak terasa pening. Badannya yang tadi pagi sudah lumayan lebih baik dari semalam, sekarang juga terasa lemas lagi dan menggigil.

Saat matanya semakin memberat dan hampir terlelap, tiba-tiba ponsel di saku celananya berbunyi. Roy terpaksa mengambil benda pipih di sakunya dan melihat siapa yang menelepon. Di layar yang menyala itu ternyata tertera nama Kharisma. Roy segera menghela napas berat setelah mengetahuinya. Datangnya telepon dari orang yang sangat ingin ia hindari makin membuat rasa sakitnya bertambah.

Roy sengaja menggeser tanda merah di layar ponselnya untuk menolak panggilan dari Kharisma. Dering telepon pun berhenti dan membuat Roy bernapas lega. Ia kemudian meletakkan ponsel pintarnya di samping bantal. Setelah itu Roy meringkuk sembari merapatkan selimut untuk membungkus tubuhnya yang kedinginan meski cuaca di luar sebenarnya sedang terik.

Namun lagi-lagi suara dari ponsel mengganggu istirahatnya. Roy mengerahkan sisa tenaganya untuk melihat siapa lagi yang menghubungi. Saat tahu nama Kharisma untuk kedua kalinya terpampang di layar, laki-laki itu pun mengumpat dengan kesal. Tanpa berpikir panjang, Roy menolak panggilan itu. Masih dengan emosi, jari Roy kemudian bergerak untuk mematikan ponsel. Namun, jarinya kalah cepat dengan sebuah pesan yang masuk sesaat sebelum tombol untuk mematikan daya ditekan.

Roy ogah-ogahan membuka pesan dari Kharisma itu. Isinya ternyata hanya sebuah link yang sepertinya memuat suatu artikel. Perasaan Roy mendadak tidak enak. Ia khawatir berita tentang Kharisma yang kepergok pergi berdua dengannya kembali terangkat dan makin meluas.

Tanpa menunggu lama lagi Roy membuka tautan yang Kharisma kirim tersebut. Dalam sekejap kecepatan internet di ponsel Roy berhasil menampilkan artikel yang judulnya terlalu sensaional agar menjaring orang banyak untuk membaca isi kontennya.

Datang Ke Pemakaman Ayah Kharisma, Inilah Sosok Mantan Terindah.

Kepala Roy seketika berdenyut nyeri saat membaca artikelnya. Di dalam bacaan itu juga ada foto melayatnya tadi disandingkan dengan foto saat ia datang ke konser perdana Alto Band tujuh tahun lalu. Roy tidak habis pikir bagaimana bisa awak media berhasil menemukan foto lamanya tersebut. Foto lampau itu semakin menjadi perbincangan hangat karena saat tertangkap kamera, Roy kebetulan sedang memeluk Kharisma setelah konser selesai.

Di bawah artikel ini juga ada berita-berita terkait tentang Kharisma lainnya.

Ungkap Sudah Tidak Tinggal Serumah, Edwin Berniat Ceraikan Kharisma?

Lagu Baru Ciptaan Kharisma Berjudul Janji Untuk Kembali, Kode Untuk Sang Mantan?

Ditinggal Suami Dalam Keadaan Berduka, Kharisma: "Nggak apa-apa, masih banyak orang yang sayang sama saya."

Roy mencengkeram ponselnya dengan erat. Ia merutuki diri sendiri yang telah nekat pergi melayat tadi pagi. Kepeduliannya pada keluarga Kharisma membuat ia ikut terseret dalam berita-berita miring tersebut.

Kharisma: Aku minta maaf atas kejadian ini. Untungnya media belum tau nama kamu.

Kharisma: Pihak agensiku masih berusaha untuk meredam gosip yang beredar.

Kharisma: Untuk jaga-jaga, PRIVASI semua sosial media kamu. Kalau ada nomor asing telepon, jangan diterima. Lebih baik lagi kalau kamu ganti nomor.

Kharisma: Saat keluar rumah, sebisa mungkin wajah kamu jangan terlalu mencolok. Pakai masker atau topi.

Kharisma: Maaf sekali lagi. Aku akan berusaha biar berita ini reda. Kamu cuma harus tenang dan nunggu hasilnya. Percayakan semua sama aku.

Breadcrumbing [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang