12. Cemburu dong

372 77 63
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Entah bagaimana pandangan orang-orang nanti saat melihat Zinara mengenakan rok yang panjangnya di bawah lutut, takjub atau terharu, siapa perduli. Lagi pula tujuan awalnya memilih rok yang sudah lama tidak ia pakai adalah untuk menutupi luka di lututnya, tak mau jika nanti menjadi pusat perhatian hanya karena kakinya yang terdapat perban.

Jika Zinara tidak salah ingat, terakhir kali memakai rok di bawah lutut ini saat satu bulan awal ia menjadi murid SMA Cakrawala. Bukannya Zinara murid nakal yang suka melanggar aturan atau murid yang suka tebar pesona, gadis itu enggan memakai rok panjang karena setiap kali memakainya pasti ada saja yang robek, entah bagaimana hal itu bisa terjadi.

Di satu ruangan yang tidak layak dipandang itu Zinara tinggal, ruangan ternyaman meski berantakannya tak terkira. Gadis berseragam sekolah itu berdiri di depan pantulan cermin panjang, tubuhnya yang ramping dengan rambut yang pagi itu ia biarkan tergerai bebas semakin menambah kecantikannya.

"Genta gimana sih cewek secantik ini masih dianggurin aja," gumamnya memuji diri sendiri.

Merapihkan lagi seragamnya, Zinara sudah siap. "Dah siap," riangnya.

"Nara turun sayang!!" panggil suara Baharja melengking dari bawah sana.

"Iya, Pa!!" sahut Zinara meraih ranselnya dan jangan lupakan ponsel serta kuncir rambut untuk jaga-jaga jika kegerahan.

Keluar dari kamar dengan kerutan yang muncul di kening. "Kok turun ya? Tumben banget enggak di atas," gumamnya.

Langkah tertatih Zinara lakukan, menuruni anak tangga dengan penuh kehati-hatian sebab lututnya yang masih nyeri. Menyebalkan, satu hal yang Zinara rasakan.

"Pa kok enggak di atasss?" Langkah Zinara tertahan di anak tangga terakhir, terkejut tentu saja kala melihat orang asing duduk manis di sofa. "Loh ini siapa?" tanya Zinara.

Pemuda berjaket hijau botol itu menoleh, seulas senyum lebar pun ia tampakkan, hal itu membuat Zinara bergidik ngeri karena sapaan yang membuatnya geli sendiri.

Pemuda berjaket hijau botol itu menoleh, seulas senyum lebar pun ia tampakkan, hal itu membuat Zinara bergidik ngeri karena sapaan yang membuatnya geli sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Baharja mengulas senyum miring seraya mengambil selai dari dalam kulkas lantas diletakkan di atas meja. "Tebak siapa hayo?" katanya menggoda membuat anaknya berdecak lantas mendekat.

Cuma Teman [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang