"Mah, kenalin ini pacar Daniel," ucap lelaki itu.
Gadis di sampingnya mengembangkan senyum ke arah batu nisan bertuliskan Mia Agatha di depannya. "Kenalin tante, saya pacarnya Daniel."
"Namanya Dania, Mah," sambar Daniel. "Daniel, Dania, kita emang bener-bener jodoh," lanjutnya melempar senyum malu-malu.
"Idih."
Daniel dan Dania kompak menatap lurus, tepat di sebrang gundukan tanah itu terdapat Zinara yang memandang keduanya dengan wajah datar.
"Jadi ini tuh ceritanya Abang kenalin kak Dania ke Mamah biar kayak di ftv-ftv itu?" Zinara memandang rendah kakaknya. "Terus gunanya aku di sini apa? Liatin ke-uwuan kalian doang gitu?"
Keduanya terbahak sampai akhirnya Dania menyadarkan bahwa mereka tengah berada di pemakaman.
"Dahlah aku pergi dulu." Zinara bangkit berdiri.
"Mau kemana kamu? Orang belum selesai nyekar juga." Daniel menegur.
Zinara memasang kaca mata hitamnya. "Mamah udah bosen kali liat mukaku. Udah Abang aja yang nyekar, kan jarang-jarang tuh Abang jengukin Mamah," tuturnya lantas berlalu pergi meninggalkan kakaknya yang mendumel.
Dia Zinara Agatha, gadis cantik pemilik tubuh ramping. Rambutnya yang lurus kala itu ia biarkan tergerai, membiarkan saja tertiup angin.
Mengenakan kemeja putih tulang, Zinara berdiri di bawah naungan pohon rindang, yang jika dilihat-lihat sudah mirip seperti penampakan karena posisinya yang berada di depan pemakaman.
Tak lama sebuah mobil Civic berhenti tepat di depannya. Si pengemudi menurunkan kaca pintu sampai setengah.
"Gue kira lo beneran setan," ucap gadis di dalam mobil. "Masuk, Bu," titahnya.
Zinara mendengus sambil terkekeh, tanpa pikir panjang masuk ke dalam mobil dan duduk di samping kursi kemudi.
"Perasaan kemaren baru nyekar deh, kok sekarang ke sini lagi?" tanya gadis itu.
"Abang tuh ceritanya lagi ngenalin pacar barunya ke Mamah." Zinara terkikik menceritakannya.
"Kalo lo kapan?"
Kepalanya menoleh, menurunkan kaca mata memandang bingung temannya. "Apaan yang kapan?"
"Kenalin pacar ke nyokap," jawabnya lantas terbahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuma Teman [TERBIT]
Teen Fiction"Sampe sini aja, ya, Nar. Jangan terusin lagi perasaan yang mustahil gue bales. Kalo emang lo bener-bener sayang sama gue, please lepasin gue." --- Ketika harapan hanya sebuah angan, ketika aku dan kamu tidak menjadi kita. Ini kisah Zinara yang sela...