TIRED

46 15 1
                                    

Liana terduduk tenang diatas ranjang rumah sakitnya, terduduk tenang memandang rintikan air hujan yang membasahi kota. Ia tak sendiri, ditemani dengan rekan satu grupnya dan juga Manajer Jung. Semuanya setia menemaninya tanpa Liana minta. Pintu terbuka menampilkan seorang gadis muda dengan pakaian santainya, mendekati Liana dengan wajah khawatir.

" Oneechan, apa yang terjadi denganmu? Apa kau gila? Kau membuatku khawatir" ucap Mori-adik perempuan Liana.

" Aku baik-baik saja Mori. Kau lihat, aku baik-baik saja" ucap Liana meyakinkan adiknya

" Oneechan. apa kau tidak waras? Bagaimana bisa kau melakukan hal gila itu?! Aku-" ucapan Mori terputus saat tangisannya mulai pecah. Liana meraih lengan adiknya itu dan merangkul tubuhnya.

" Kau sendiri Mori?" tanya Liana

" Okaasan tidak mau ikut denganku. Katanya kau bukan anaknya lagi, untuk apa dia memedulikanmu" ucap adiknya berkata jujur.

Semua yang ada diruangan itu tercengang termasuk Liana sendiri. Liana akhirnya berhasil menetralkan raut wajahnya dan sedikit tersenyum menandakan bahwa dirinya baik-baik saja. Manajer Jung yang mendengar perkataan sengit adik dari artisnya itu langsung menyuruh anggota LVT yang lainnya untuk memberikannya waktu berdua.

" Sebegitu bencinya kah okasaan kepadaku?" tanya Liana pada adiknya setelah teman-teman dan manajernya meninggalkan ruangannya.

" Oneechan, bukan itu maksudku... aku-"

" Tidak apa-apa Mori. Ini semua memang salahku. Walaupun aku sudah lelah dengan semua ini, bukankah aku harus tetap menjalankannya" ucap Liana dengan tersenyum tulus pada Mori.

" Baiklah, lupakan soal itu. Mori, aku sangat merindukanmu, berapa lama kau akan di negara ini? Bagaimana sekolahmu? Apa kau kesini sendiri?" tanya Liana bertubi-tubi

" Pertanyaanmu banyak sekali. Sekolahku baik, aku sedang libur musim dingin jadi aku bisa ke sini, saat aku mendengar kabar gilamu itu aku langsung mengemasi barang-barangku dan membeli tiket pesawat. Kau tahu oneechan, aku membeli tiket itu dengan uangku sendiri. Awalnya aku ingin mengunjungimu minggu depan agar aku bisa menghabiskan waktu tahun baru bersamamu dan aku juga masih menabung untuk tiket pulangku, sayangnya uangku belum cukup untuk membayar tiket pulang jadi kau harus bertanggung jawab oneechan" ucap Mori dengan nada jengkel pada kakaknya.

" Apa yang harus kupertanggung jawabkan?" tanya Liana tak mengerti

" Karenamu aku belum membeli tiket pulang" ucap Mori dengan nada tinggi

Liana tertawa kecil akan tingkah laku adiknya itu. Hingga pintu terbuka menampilkan Carla yang berjalan mendekati kedua adik kakak itu. Carla berdiri disamping Liana dan menggenggam tangannya.

" Jangan melakukan hal gila itu lagi" ucap Carla dengan nada khawatir

Liana hanya tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya.

" Aku dan anggota LVT akan pergi menuju lokasi shooting. Kau tidak apa kami tinggal?" tanya Carla

" Tentu saja tidak apa-apa. Ada Mori yang menemaniku, aku tidak sendiri" ucap Liana mencoba meredakan kekhawatiran Carla.

" Baiklah, aku pergi dulu. Sampai jumpa" pamit Carla dan berjalan menuju pintu.

" Kau tahu oneechan. Aku baru tiba kemarin dan aku sangat lelah sekarang. Aku akan tidur disana" ucap Mori dengan menunjuk sofa yang ada di ujung ruangan.

" Baiklah silahkan tidur dasar kau tukang tidur" ucap Liana dan tak dipedulikan oleh Mori.

Mori kini berjalan menuju sofa yang ada diujung ruangan dan langsung membaringkantubuhnya disana. Tak sampai lima menit, gadis itu sudah terlelap dalam tidurnya membuat Liana yang menatapnya hanya bisa menggelengkan kepalanya. Liana mengambil ponsel yang ia taruh diatas nakas dan membukanya untuk mengcek beberapa berita tentang dirinya dan beberapa pesan dari teman-temannya.

Waktu itu | Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang