Setelah malam yang menggemparkan itu, Taeyong pun akhirnya kembali ke rumahnya yang sangat jarang ia tempati ini. Taeyong mulai memasuki rumahnya itu, jika biasanya rumah ini akan penuh dengan para tamu yang biasa bermain kasino kini sepi mungkin karena pemilik rumah ini sedang mengadakan acara lain yang lebih penting.
Taeyong kini melangkahkan kakinya menuju ruang tamu rumah tersebut. Tak berselang lama, pintu kembali terbuka dengan menampilkan seorang perempuan muda yang masih menggunakan gaun panjang bermodel sabrina berwarna merah itu mulai memasuki rumahnya. Dengan ponselnya yang menempel di telinganya, siapapun pasti akan mengetahui bahwa ia sedang melakukan panggilan telepon dengan orang lain disana.
" Kang Chun Hwa" panggil Taeyong kepada istrinya itu.
Chun Hwa yang awalnya masih fokus kepada panggilan teleponnya tersebut. Langsung mengalihkan perhatiannya menatap Taeyong yang tengah menatapnya dingin sekaligus datar.
' Sayang nanti kutelepon lagi. Aku menyayangimu, sampai jumpa' ucap Chun Hwa kepada seseorang yang diyakini orang itu adalah Yuta-kekasih Chun Hwa selama ini.
" Sepertinya ada yang membuat rekor hari ini" cibir Chun Hwa karena suaminya itu tak pernah sama sekali memanggil namanya
" Ada yang harus kita bicarakan. Duduk dihadapanku" ucap Taeyong sembari menunjuk sebuah sofa panjang yang ada dihadapannya.
Chun Hwa yang tak pernah mengerti maksud dari suaminya itu hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak terlalu memusingkannya dan akhirnya berjalan menuju sofa tersebut dan duduk dihadapan Taeyong.
" Apa maksud aksimu tadi di pesta perusahaan?" tanya Taeyong meminta penjelasan istrinya itu
" Bukankah seharusnya aku yang meminta penjelasanmu, untuk apa kau berdansa dengan perempuan lain sedangkan kau masih memiliki istri sahmu disini" jawab Chun Hwa penuh kemenangan
" Kau sebut dirimu istri Chun Hwa? Kau benar-benar sudah tidak waras. Kau membicarakan istri dihadapanku sedangankan kau Chun Hwa, bahkan memiliki suami selain diriku. Sangat mengagumkan" ucap Taeyong tak habis pikir dengan jalan pikiran istrinya ini.
" Lee Taeyong, aku bahkan tidak pernah menganggapmu sebagai suamiku. Dan jangan bermimpi aku menjadi istrimu" sindir Chun Hwa pada Taeyong
" Huh sayangnya kita sah dimata agama dan negara. Sayang, jadi walau kau mengakuiku atau tidak mengakuiku kita tetaplah sepasang suami istri. Dan perkataanmu bahwa kau tidak mengakui sayangnya sangat tidak berlaku" ejek Taeyong balik
Chun Hwa kini benar-benar dikuasai rasa kesalnya pada Taeyong. Dengan tangannya yang mengepal dan matanya yang tertutup ia terus mencoba menahan emosinya kepada laki-laki dihadapannya ini.
" Apa maumu?" tanya Chun Hwa dengan emosinya yang terus ia tahan
" Aku ingin kita berceria" ucap Taeyong dengan raut datarnya
" Apa katamu? Oh jadi kau mau bercerai denganku? Silahkan saja, toh nanti juga kau yang akan merengek meminta kepadaku agar kita kembali bersama" ucap Chun Hwa angkuh
" Sayangnya tidak kau pikir aku akan sebodoh dahulu. Dimana dengan mudahnya aku menerima ancaman orang tuamu? Sayangnya tidak, aku sudah mempersiapkan segalanya" ucap Taeyong kepada Chun Hwa
Taeyong yang awalnya duduk di sofa itupun langsung bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju lift yang ada tak jauh dari ruang tamu.
" Kau mau kemana?" tanya Chun Hwa kepada Taeyong
" Mengambil barang-barangku yang tertinggal di rumah ini" jawab Taeyong bersamaan dengan pintu lift yang terbuka lebar membuat obrolan panas mereka pun usai.
![](https://img.wattpad.com/cover/246506613-288-k350819.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu itu | Lee Taeyong
Fanfictioncerita tentang seorang gadis yang berusaha pergi dari masa lalunya. Saat semua masa lalunya sudah berhasil ia tinggalkan. Lee Taeyong, laki-laki itu akhirnya berhasil menemukannya. Akankah ia akan kembali bersamanya? Atau ia akan kembali pergi dari...