" Halo perkenalkan, namaku Kang Chun Hwa" ucap seorang anak perempuan kepada seorang anak laki-laki dihadapannya
" Namaku Kim Doyoung" ucap anak laki-laki itu singkat kepada anak perempuan di depannya
" Jadi namamu Kim Doyoung...Ayolah kita berteman" rengen Chun Hwa kecil pada Doyoung
" Ihh aku tidak suka berteman denganmu. Kau manja" ejek Doyoung kecil pada Chun Hwa kecil
" Huaaaaa" teriakan Chun Hwa kecil dan dilanjut oleh tangisan kerasnya.
Kang Myung-ayah dari si kecil Chun Hwa pun yang awalnya sedang berbicara dengan kedua orang tua Doyoung langsung menghampiri putrinya itu. Kang Myung menggendong Chun Hwa kecil dan memeluknya penuh sayang.
" Appa appa... Doyoung jahat appa, dia bilang kalau Chun Hwa anak yang manja" adu Chun Hwa kecil pada appanya
" Tidak sayang, Doyoung pasti tidak bermaksud seperti itu. Benarkan, Doyoung?" tanya Kang Myung pada teman putrinya ini
" Tidak, memang benar. Bahwa Chun Hwa adalah anak yang manja" ucap Doyoung yang membuat Chun Hwa kembali menangis bahkan lebih kencang.
Tak lama, kedua orang tua Doyoung kini datang menghampiri keributan yang mengganggu mereka. Dapat mereka lihat sepertinya putra mereka lah yang membuat masalah.
" Doyoung ada apa ini?" tanya Nyonya Kim pada putranya
" Tadi aku hanya berkata jujur, eomma. Kalau Chun Hwa adalah anak yang manja. Apa salah?" ucap Doyoung polos kepada ibunya
" Doyoung. Kau tidak boleh berkata seperti itu. Chun Hwa adalah gadis yang baik dan manis. Benarkan sayang" tanya Nyonya Kim meminta pendapat kepada suaminya
" Iya benar, Mulai hari ini Chun Hwa dan ayahnya akan menjadi tetangga kita. Jadi mulai sekarang kalian juga akan menjadi teman" ucap Tuan Kim kepada semuanya
Sedangkan Doyoung dan Chun Hwa kecil, hanya menatap para orang tua mereka dengan raut kesal.
***
Delapan tahun kemudian...
Seorang gadis dengan balutan seragam sekolahnya kini berjalan menuju lantai paling atas gedung sekolahnya. Hal ini sudah menjadi kebiasaannya sebelum pulang sekolah ia akan berjalan menuju lantai paling atas gedung sekolahnya untuk menghampiri seseorang.
Bruk...
Sebuah buku kini telah mendarat diatas perut seorang laki-laki yang sedang asik bermain di alam mimpinya. Laki-laki yang mendapat serangan mendadak itu refleks langsung bangkit dari tidurnya dengan matanya yang masih mencoba untuk fokus. Walau gagal, sedangkan perempuan itu hanya tertawa menatap laki-laki dihadapannya yang mencoba sadar walau masih diselimuti rasa kantuk.
" Kau lagi kau lagi. Chun Hwa, mengapa kau selalu menjadi alasan tidur soreku terganggu? Menyebalkan sekali" protes laki-laki itu dengan nada kesal
" Ya! Kim Doyoung! Ini bahkan sudah lewat dari waktu pulang jam sekolah. Bayangkan jika aku tidak mengikuti ekstrakurikuler pemandu sorak. Jika tidak mungkin kau akan berada disini semalaman" ucap Chun Hwa tidak terima.
" Baiklah baiklah, aku akan pulang sekarang" ucap Doyoung bangkit dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan Chun Hwa.
" Ya! Kau tidak mengajakku untuk pulang bersama?" tanya Chun Hwa kepada Doyoung
" Bukankah kau biasa naik bus. Untuk apa kita pulang bersama?" tanya Doyoung balik
" Uang di kartu busku sudah habis dan aku malas untuk mengisi ulang" jawab Chun Hwa jujur.
" Yasudah itu deritamu. Aku pulang dulu Kang Chun Hwa" ucap Doyoung sembari melambaikan tangannya
" Ya! Kim Doyoung-ah! Jahat sekali kau! Aku tidak mau pulang berjalan kaki" rengek Chun Hwa kepada Doyoung
" Baiklah baiklah, ayo ikut denganku. Dasar manja" ucap Doyoung dan berhasil membuat Chun Hwa senang bukan main.
Setelah kejadian delapan tahun yang lalu, dimana mereka sempat bertengkar saat pertama kali bertemu. Di hari-hari setelahnya mereka mulai menjalin pertemanan. Chun Hwa yang mudah bergaul sedangan Doyoung yang hanya memiliki teman selain Chun Hwa membuat mereka menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Dimana ada Doyoung, disitu ada Chun Hwa.
Namun, semakin bertumbuh dewasa keduanya, semakin berubah perasaan mereka. Bukan mereka, melainkan perasaan Doyoung. DIa mulai merasakan perasaannya kepada Chun Hwa lebih dari hanya seorang sahabat.
***
Dua tahun kemudian...
Dua tahun sudah berlalu, Doyoung dan Chun Hwa kini sudah memasuki tahun keduanya menjadi murid di SMA. Sama seperti manusia yang berkembang, perasaan Doyoung pada Chun Hwa pun juga berkembang. Bahkan kini dirinya sudah tidak bisa menahannya lagi.
Hari ini, tepat pada ulang tahun Chun Hwa yang ke tujuh belas. Doyoung sudah menyiapkan semuanya, mulai dari sebuket bunga mawar, balon dan makan malam untuk mereka berdua. Bahkan Doyoung kini sudah berpakaian lengkap dengan jas hitam yang berhasil menambah poin ketampanan seorang Kim Doyoung.
Kini dirinya berada di kamar milik gadis itu, semuanya pun sudah siap. Doyoung tinggal menunggu kedatangan perempuan itu. Sebuah hentakan kaki dapat Doyoung dengar dari arah luar dan kini dirinya mendapati Chun Hwa yang tengah bersama laki-laki lain. Dan bahkan laki-laki itu berani mencium dahi Chun Hwa sebelum keduanya berpisah.
Sedangkan Doyoung, laki-laki itu hanya diam ditempatnya bahkan sampai suara pintu kamar tersebut terbuka dan menampilkan Chun Hwa yang tampak sangat terkejut saat mendapati kamarnya yang sudah sangat berubah.
" Doyoung-ah" panggil Chun Hwa berhasil membuat laki-laki itu membalikkan tubuhnya.
" Kau sudah pulang?" tanya Doyoung basa-basi
" Apa maksud semua ini?" tanya Chun Hwa balik
" Awalnya aku ingin mengungkapkan rasa sukaku padamu. Tapi, sepertinya aku kalah cepat" jawab Doyoung dan kini giliran Chun Hwa yang berdiri membeku
Doyoung pun mulai berjalan menghampiri Chun Hwa Yang masih berdiri didepan pintunya lalu memberikan bunga mawar yang digenggamannya itu pada Chun Hwa.
" Omong-omong, selamat ulang tahun Chun Hwa. Dan selamat untuk hubungan kalian juga" ucap Doyoung setelah menyerahkan mawar tersebut pada Chun Hwa dan langsung meninggalkan gadis itu tanpa sepatah katapun lagi.
***
Extra part ep IV
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu itu | Lee Taeyong
أدب الهواةcerita tentang seorang gadis yang berusaha pergi dari masa lalunya. Saat semua masa lalunya sudah berhasil ia tinggalkan. Lee Taeyong, laki-laki itu akhirnya berhasil menemukannya. Akankah ia akan kembali bersamanya? Atau ia akan kembali pergi dari...