THE MYSTERY OF AHN

39 13 3
                                    

Pukul sembilan malam, seorang gadis cantik dengan pakaian hangat yang menutupi tubuh mungilnya itu berjalan menuju sebuah apotek yang dekat dengan tempat tinggalnya. Setelah membeli beberapa obat yang ia perlukan, gadis itu berjalan kembali menuju tempat tinggalnya. Langkahnya kini terhenti tepat di depan sebuah minimarket yang buka hampir dua puluh empat jam.

Ada yang harus ia beli didalam sana.

Tanpa pikir panjang, gadis itu akhirnya berjalan memasuki minimarket dan mengambil beberapa mi instan dan minuman bersoda. Setelah membayarnya, gadis itu kembali melanjutkan perjalanan pulangnya yang tadi sempat tertunda. Gadis itu kini sudah berada di dalam lift yang akan membawanya menuju lantai kamarnya. Lift terbuka menampilkan lorong dan beberapa pintu yang menjadi ruang kamar.

Gadis itu kini menempelkan sebuah kartu yang menjadi akses untuk memasuki ruang kamarnya. Pintu terbuka dan gadis itu langsung melangkah masuk kedalam. Apartemen yang ditempatinya cukup luas karena ada lima kamar tidur untuk setiap anggota LVT dan tiga kamar mandi. Dilengkap dengan dapur, ruang televisi dan juga balkon dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit ibukota.

Gadis itu kini masuk kedalam kamarnya, terduduk diatas ranjang empuk miliknya dan menaruh obat yang ia beli di apotek tadi diatas nakas. Setelah mengganti pakaiannya, kini ia berjalan menuju dapur untuk memasak mi instan yang tadi dibelinya. Tak butuh waktu lama untuk memasaknya, setelah semuanya usai kini gadis itu berjalan menuju ruang televisi dan memakan mi instan yang dibuatnya sembari menonton drama kesukaannya.

Tak berselang lama, pintu terbuka menampilkan seorang perempuan yang memasuki ruangan milik anggota LVT. Dia adalah Shimmer, anggota tertua setelah Carla. Dengan langkah ringan, perempuan itu kini berjalan menuju ruang televisi dan mendapatkan rekan termuda satu grupnya yang sedang asik menyantap mi instannya.

" Wah, itu terlihat sangat enak. A Yeong, berikan sedikit untukku" ucap Shimmer dengan memasang muka memelas

" Baikalah, makanlah semua. Aku sudah kenyang" ucap A Yeong menyodorkan semangkuk mi yang ia makan pada Shimmer dan bangkit dari duduknya.

" Kau marah padaku karena aku meminta mi instanmu? Ini makanlah, lagi pula aku sudah makan tadi" ucap Shimmer dengan menyodorkan kembali mangkuk itu pada A Yeong

A Yeong yang awalnya sudah melangkah menuju kamarnya kini terpaksa berhenti dan membalikkan tubuhnya untuk menatap eonnie-nya itu.

" Tidak apa-apa. Aku sedang berusaha mengurangi porsi makanku. Jadi kau bisa memakannya eonnie" ucap A Yeong dan langsung berjalan jembali menuju kamarnya.

" Benarkah. Terima kasih banyak A Yeong" ucap Shimmer dengan penuh semangat

A Yeon kini membaringkan tubuhnya diatas ranjang empuk miliknya. Menatap langit-langit kamar adalah salah satu caranya untuk menenangkan hatinya yang sedikit gelisah saat ini. A Yeong harus tertidur saat ini jika tidak ia akan terlambat untuk jadwalnya besok. Namun sayang, tubuhnya berkata lain.

A Yeong benar-benar tidak bisa menutup matanya saat ini. Dirinya yang awalnya sudah terbaring di ranjang empuk terpaksa untuk bangun karena rasa kantuknya yang tak kunjung datang. Hingga pandangannya kini tertuju pada obat yang ia beli saat di apotek tadi. Dengan perasaan ragu, A Yeong mengambil tempat obat yang berbentuk tabung dari atas nakas dan mengambil satu pil untuk diminum olehnya.

' Obat tidur' tulisan singkat yang menempel pada kemasan tabung itu.

A Yeong memasukkan obat itu kedalam mulutnya dan ia mengambil botol minumnya yang ada di atas nakas dan meminumnya. Tak menunggu lama, rasa kantuk kini mulai ia rasakan. Sepertinya obatnya mulai bekerja. A Yeong kembali membaringkan tubuhnya pada ranjang empuk miliknya dan kini, tak sampai lima menit tubuhnya sudah terlelap menuju alam mimpi.

Waktu itu | Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang