“Lepas, gue mau balik!” bentak Reno sambil mencoba melepaskan cekalan Gavin di lengannya.
Sekar, Citra dan Surya yang sejak tadi anteng main game, langsung mendongkak bingung mendapati wajah Reno merah padam menahan amarah serta Gavin dan Abian yang kewalahan menenangkannya.
“Ada apa ini?” tanya Surya pada Abian.
“Abis berantem sama ceweknya.”
“Kalian bukannya tadi mau beli nasi goreng? kenapa malah jadi perang rumah tangga?”
“Justru itu, tadi di warung nasi goreng kita ketemu ceweknya Reno lagi makan sama cowok lain!”
“Wow!” Informasi dari Abian sontak membuat Sekar ternganga. Kelihatannya hubungan Reno akan berakhir seperti dirinya.
“Gue cabut!” Reno merebut kunci motor dari tangan Gavin lalu beranjak dengan tergesa.
Malam itu terakhir kalinya Sekar melihat Reno karena beberapa hari setelahnya Reno tidak pernah ikut nongkrong lagi bersama teman-temannya, padahal Sekar baru mulai bergabung dengan circle mereka.
Gavin dan Abian bergiliran mengecek keadaan Reno, takutnya cowok itu melakukan hal nekat atau sejenisnya dan benar saja dugaan mereka, karena katanya Reno mendatangi cowok yang waktu itu bersama Vina—pacarnya Reno—untung saja mereka tidak sampai adu jotos.
Dari yang Sekar dengar, Reno ini terlalu posesif pada pacarnya. Mungkin karena itu juga dia diputuskan. Sejujurnya Sekar tidak ingin ikut campur, tapi ia masih punya utang untuk menghiburnya. Maka dengan nekat Sekar mendatangi apartemen Reno sore itu sambil menggendong tas gitar yang berhasil ia pinjam dari temannya.
Ia datang sendiri tanpa Citra ataupun teman-teman Reno lainnya. Karena tidak seperti mereka yang tinggal di satu kos-kosan yang sama, Reno memilih memisahkan diri dengan menyewa apartemen. Sepertinya dia berasal dari keluarga berada.
“Sekar? ngapain di sini?” tanya Reno setelah membuka pintu apartemen dan kaget menemukan sosok Sekar di sana.
Bukannya menjawab, Sekar malah mengamati Reno dari ujung kepala sampai ujung kaki. Melihat betapa berantakannya penampilan Reno membuat Sekar bertanya-tanya apa semua cowok juga akan begini saat mereka diputuskan pacarnya? ah tapi Zein sepertinya tidak mungkin begitu. Omong-omong Zein adalah mantan pacar Sekar yang beberapa waktu lalu ia putuskan.
“Udah berapa hari lo gak mandi?” Sekar malah balik bertanya.
“Lo mau ngapain ke sini?” Reno mengulang pertanyaannya.
“Bolos kuliah ya lo?”
“Tau dari siapa apartemen gue?”
“Stop jawab pertanyaan gue sama pertanyaan lagi.”
“Lo juga!”
“God, kayanya gue tau alasan lain kenapa lo diputusin,” ujar Sekar lalu menyelonong masuk ke dalam bahkan sebelum si tuan rumah mengijinkan.
“Bagus juga apartemen lo, ternyata isinya gak seberantakan yang gue duga. Gue kira gue bakal liat belasan botol alkohol atau puluhan puntung rokok.”
“Gue nggak minum dan gue udah berhenti ngerokok.”
“Wow, nggak disangka ternyata lo nggak sebrengsek yang gue kira.” Reno menutup pintu apartemen lalu berjalan mendekati Sekar sambil bersedekap.
“Dipikiran lo emangnya gue cowok kaya apa?”
“Cowok aneh.”
“Kalau gue aneh, lo apa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Pieces [𝙴𝙽𝙳]
General FictionIni tentang Sekar dan segala kegalauannya akan sang mantan juga tentang Reno yang datang untuk menolong, tapi malah berakhir jadi yang ditolong. Tentang dua hati yang patah dan dipertemukan untuk saling memperbaiki. Romance | Campus Life Start : 13...