“Gue baru tau kalau putus itu bisa nular.”
“Tau gini gue gak usah kenalan sama lo.” Sekar tertawa mendengar jawaban Reno. Siapa sangka Tuhan mempertemukan mereka saat sedang dalam fase patah hati. Reno yang semula menghibur Sekar atas putusnya hubungan dia dengan sang mantan malah berakhir dengan nasib yang sama.
“Jadi ceritanya lo nyesel nih kenal sama gue?”
“Haha nggak juga.”
Sekar ngangguk-angguk. “Keknya gak ada orang yang bakal nyesel udah kenal sama gue deh.”
“Pede amat nyai!”
“Loh emang bener kan?”
“Yakin mantan lo gak nyesel udah kenal sama lo?” Mendengar itu, Sekar langsung cemberut hingga mengundang keusilan Reno untuk menjawil pipinya.
“Pasti mantan lo nggak sadar kalau dia udah ngelepas mutiara kaya lo,” hibur Reno.
“Gue terharu jangan nih Ren?”
Reno malah tertawa. Entah kenapa saat bersama gadis itu ia merasa nyaman dan bisa santai membicarakan apapun. Sekar tidak sekaku Vina dan lebih terkesan apa adanya. Reno tidak perlu pusing-pusing memikirkan apa yang ada dalam pikirannya karena Sekar akan mengatakan dengan sendirinya. Reno juga tidak perlu merasa waswas kalau Sekar akan pergi meninggalkannya begitu saja.
“Btw Ren, malam minggu besok lo free gak?”
“Ngapain tiba-tiba nanya? mau ngajak ngedate?”
“Hooh, gue pengen nonton Antares. Tadinya mau pergi sama Citra, tapi dia ngebatalin gitu aja. Katanya mau ngebucin sama si Surya!” ucap Sekar menggebu-gebu saat kembali teringat perdebatannya dengan Citra kemarin malam yang membuatnya kesal setengah mati karena Citra lebih mementingkan pacarnya ketimbang dirinya.
“Antares? apaan tuh?”
“Idih masa lo gak tau?”
“Kaga.”
“Astaga Ren, lo kuliah kemana aja sih band kampus sendiri aja kaga tau.”
“Oh band kampus, gue jarang ikut event-event kampus sih.”
“Yaudah berati nanti lo mesti ikut. Gue jamin gak akan nyesel.” Reno malah menatap Sekar curiga. Kalau cewek modelan Sekar seantusias ini ngomongin band pasti tidak jauh-jauh dari tampang anak-anak bandnya yang ganteng.
“Band cewek apa cowok?”
“Cowok semua. Beuh ganteng-ganteng parah apalagi kak Wira gila gantengnya gak ada obat mana kek softboy gitu astaga minta dinikahin!” Tuh kan benar apa kata Reno.
“Kayanya gue tau deh kenapa lo diputusin mantan lo.” Sekar mengerjap bingung.
“Lo sering ngomongin cowok lain di depan mantan lo ya?”
“Hah? nggak tuh.”
“Lah barusan.”
Raut wajah Sekar mendadak sendu. “Nggak Ren, gue gak pernah ngomongin cowok lain di depan Zein.”
“Lo pasti gak akan percaya, tapi gue sebisa mungkin selalu ngehindarin ngelakuin hal-hal yang nggak dia suka atau hal-hal yang dibenci sama cowok pada umumnya.”
Reno terperanjat. Kini ia jadi bertanya-tanya seperti apa sosok Sekar saat bersama mantannya. Apakah dia akan benar-benar terlihat berbeda, lantas jika begitu yang mana sosok Sekar yang sebenarnya? apa Sekar yang ada di depannya sekarang ini atau gadis itu kini juga sedang berpura-pura?
“Kar, gue boleh nanya?”
“Nanya apa?”
“Yang ada di depan gue sekarang beneran lo atau lo juga lagi pura-pura jadi orang lain biar bisa akrab sama gue?” Reno menyuarakan isi pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Pieces [𝙴𝙽𝙳]
Fiksi UmumIni tentang Sekar dan segala kegalauannya akan sang mantan juga tentang Reno yang datang untuk menolong, tapi malah berakhir jadi yang ditolong. Tentang dua hati yang patah dan dipertemukan untuk saling memperbaiki. Romance | Campus Life Start : 13...