⨊ Ch. 3-3 : Seiring Membangun Rumah Bersama

2 0 0
                                    

TING NUNG!

Bunyi bel yang akan berdering tiap seseorang memasuki toko bangunan itu.

Mereka berdua yang masih menunggu Nieta dan Mieta memutuskan untuk melihat duluan bahan-bahan bangunan yang mereka butuhkan.

"Banyak sekali peralatan dan bahan disini. Aku sampai tercengang melihatnya." 

Keita yang melirik keatas pun masih terdapat barang barang yang digantung untuk dijual.

"Yah, bisa dibilang ini adalah toko bangunan terlengkap yang ada di kota ini. Memang kau tidak tau?"

Sebentar, dia pernah bilang kalau dia itu...

"Ya benar. AKU ADALAH ANAK REMAJA RUMAHAN YANG ANTI SOSIAL HAHAHA!" Teriaknya dengan kencang.

Seakan Keita bisa membaca apa yang dia pikirkan.

Aku harusnya mengingat itu lebih awal...

Kemudian Raita memalingkan dirinya untuk mencari apa yang mereka perlukan.

Seseorang dari balik pintu putih itu mendatangi mereka sambil berjalan menggunakan skuter listriknya.

"Yah... Selamat datang! Biarkan aku membantu kalian para anak muda? Apa yang kalian perlukan?" 

Dengan sigap sang pemilik toko bertanya.

"Ya hmm, apakah disini kami bisa mendapatkan triplek dengan kualitas yang bagus atau semacamnya?" 

"kami punya banyak triplek yang berkualitas, mau yang ketebalan dan ukuran berapa?"

"Sekitar 1,9 Cm dan memiliki ukuran 1,8m x 3,6m, apakah ada? Kalau bisa yang harganya yang terjangkau oleh anak pengangguran seperti kami." 

Raita sangat jujur dalam hal ini.

"Oi, bagaimana kau bisa tahu ukuran yang tepat untuk triplek yang akan dibeli?" 

Tambah Keita yang heran dengan Raita.

"Aku sudah mengeceknya di internet semalam, lagipula dengan ukuran seperti itu akan muat untuk Walls kan. Kita juga tidak tau dia akan tumbuh sampai sebesar apa. Jadi, daripada kedepannya repot-repot, lebih baik kita bangun saja rumahnya yang besar." 

Demikian penjelasan Raita.

"Oh jadi begitu, aku paham sekarang." 

 Ini bukan suatu lelucon. Tapi,

Wah, akhirnya aku paham apa yang dia jelaskan haha...

Untuk hal seperti ini Keita cepat mengerti maksud dari perkataannya.

"Pak. Apa disini juga ada potongan kayu. Kami juga membutuhkannya?" Raita kembali bertanya.

"Ada-ada gan, mau berapa potong?"

"satu saja, tapi yang agak besar ya pak, tapi ga terlalu kecil juga. Atau ga besar dan ga kecil juga. Hehe..." 

Pemilik toko hanya bisa terdiam sebentar.

Namun dibalik diam yang bersahaja itu terdapat sesuatu.

Heiii nak, kebetulan sekali kami kekurangan bahan yang kau minta itu. Apa kau mau jadi salah satunya hah?

Saking geramnya dalam hati sampai pemilik toko tersenyum. Tapi senyuman itu juga mengeluarkan aura yang berbahaya hingga membuat mereka berdua ketakutan.

 "Yiks, apa aja potongan kayunya pak, yang ada aja." Tambah Raita yang kedua kakinya sudah sempoyongan.

"Haha memang anak ini terlalu jenius." Keita yang pandangannya sangat kosong.

Winter SparkleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang