"Raita. Ada yang ingin kubicarakan denganmu kali ini!"
Tegas dengan tiba-tiba Keita tanpa membuat suara yang terdengar pembimbingnya.
"Apa lagi kali ini? Ha..."
Dia yang sudah merasa pasti Keita akan membuat lelucon lagi.
Tapi... Kenapa dia terlihat sangat serius kali ini.
Raita sangat jarang melihat dia seperti ini.
Yang Raita tahu Keita adalah orang yang suka bercanda dan tersenyum.
"Bagaimana kalau nanti setelah pulang sekolah kita bertemu di koridor belakang sekolah sebentar? Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu."
Keita berbicara tidak normal seperti yang Raita tahu.
"Sebenarnya tidak apa, tapi apa yang kau mau bicarakan itu sangat penting? Soalnya ada sesuatu yang harus ku kerjakan nanti Kei."
"Itu penting... Setidaknya untuk diriku."
Ucapnya murung tanpa sebab.
Dia, apa ada masalah menimpanya? Kalau begitu...
"Baiklah, nanti aku akan datang kesana. Kau tunggu saja ok?"
"Ok, tapi apa kau tidak masalah dengan itu?"
Karena melihat Raita yang terlihat ragu-ragu.
"Tentu saja aku tidak masalah..." Yang membuat dia terlihat seperti itu adalah,
Jarang sekali aku melihatmu tidak tersenyum. Aku harus menemuinya nanti. Tolong jangan ganggu aku lama-lama Bu Brenda.
Sambil menggeram akan sesuatu dalam hatinya.
Bu Brenda adalah pembimbing konseling SMA Philadecy. Banyak murid-murid yang tidak menyukainya akibat banyaknya permintaan yang dia inginkan bila ingin berjumpa dengannya.
"Soalnya gini... aku rasa hanya kau yang bisa membantuku." Sambil tersenyum dan menggaruk-garukan kepalanya ke arah Raita.
Dia benar-benar meminta tolong. Aku benar-benar tidak menyangka dia bisa berbicara seperti ini.
Raita dalam batinnya seakan-akan tidak pernah melihat kejadian seperti ini.
"Oh iya Kei, aku rasa aku butuh tambahan waktu 20 menit bisa? Aku ingin mengumpulkan laporan usulan karir ke pembimbing konselingku sebelum itu. Tapi orang menjengkelkan itu pasti akan menahanku untuk beberapa saat. Jadi boleh kau menunggu sebentar?"
"Ah tidak masalah, yang penting kau mau mendengarkan apa yang ingin kubicarakan nanti haha."
Keita sambil tertawa kecil.
"Selain itu, kenapa kau terburu-buru sekali tentang itu? Padahal itu bisa dikumpulkan mulai bulan depan ini kan?"
Tambah Keita dengan ekspresi yang tidak habis pikir dengan sikap rajin Raita yang fanatik.
"Yaya. Aku hanya males ribet. Apa ada lagi yang mau kau tanya sekarang?"
Sambil menadahkan tangannya yang terlihat seperti orang yang sedang meminta dan berbalik ke arah depan untuk kembali melihat materi yang sudah dicatat pembimbing mereka.
Hah. Apa komputer berjalan ini berniat membantaiku? Dia menyuruhku bertanya hal yang aku sendiri tidak mengerti. Tapi tidak heran sih, dia memang terlalu baik. Em tapi kayakya ada deh, mungkin ini penting. Takutnya dia bakal ngasih soal sebelum kelas ini berakhir. Bisa gawat aku haha.
Keita sambil tersenyum dan menggaruk-garukan kepalanya.
"Maaf, tadi aku sedang melihat jam. Apa kau tadi ngomong sesuatu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Sparkle
Fantasía⋂ Original Story ⋃ ⋐ Seorang pemuda biasa bernama Raita yang belajar di SMA Unggulan ⋑ "Selamat jalan kakak!" adiknya yang melambaikan tangannya dengan semangat sambil melihat pintu itu yang lama-lama menutup dengan sendirinya. ⋐ Memiliki kehidupan...