⨊ Ch. 3-4 : Seiring Membangun Rumah Bersama

1 0 0
                                    

Saat merasakan ada seseorang yang datang, Raita mengalihkan pandangannya ke belakang dirinya.

Pow!...

"HAAAIII KAKA RARA YANG BODOH!" Sambut Mieta sambil memukul kepala Raita.

"Ah Mieta, itu sakit tau!"

Sambil memegang kepalanya yang sudah membengkak.

"Mau bagaimana lagi, kakakku yang bodoh ini bisa-bisanya meninggalkan adiknya yang tidak tau jalan kesini huh..."

Itu karena Mieta selama hidupnya tidak pernah menghafalkan jalan.

Ya wajar saja sih, dia ini sangat merepotkan, tapi juga sangat menggemaskan, uh!

Tutur Raita dalam hatinya yang luluh karena keimutannya. 

"Ngomong-ngomong, Hei Nieta. Apa kabarmu?" 

Raita melirikkan matanya tepat ke sebelah Mieta yang mana itu adalah sahabatnya sendiri.

"Nieta baik-baik saja kok, Raita gimana?" Diiringi senyuman yang manis Nieta seperti biasanya.

"Aaaahhh iya dong aku baik-baik saja hahahaha." Sambil menggaruk-garukan kepalanya karena semakin salah tingkah melihat dirinya yang mengenakan topi penguin dan syal merah khasnya.

Ya, Raita berhasil terpancing oleh senyuman pemicu bucin itu.

Sementara itu,

S-s-s-sialan orang ini, bisa-bisanya dia gitu di hadapan orang yang lagi membujang ini, arghh....

Ungkap dalam hati Keita dan Mieta yang sudah bersimbah kebencian sambil melihat kelakuan mereka berdua.

"Oh iya, kalian semua sudah pada sarapan? Mieta tidak mau membuatkan ku..."

Dia salah besar dalam berucap.

BRAK!

"Hei kakak bodoh, apa kau tidak puas terus membuat ku menderita hah? Aku lelah tau haa..."

Spontan Mieta terus memukuli dirinya Sambil terpikir dalam hatinya,

Kak Rara tadi kan sudah Mieta tanya mau dibuatin apa sebelum pergi. Dia malah bilang...

"Aku mau makan diluar saja nanti haha." Begitulah kata Raita kepada Mieta tadi pagi.

"Aaaaaa..h Kak Rara!" Mieta semakin kesal dengan kakaknya sendiri.

"A-a-ampun M-m-maafkan aku." 

Pagi awal yang menyambut Raita dengan suram telah dimulai.

Selanjutnya,

"Kita semua sudah kumpul kan? Bahan-bahan yang kita perlukan juga sudah kami beli duluan tadi lebih awal. Jadi kita langsung aja ke rumah Keita ok?" 

Raita sambil mengecek ulang bahan-bahan yang sudah dibeli.

"Tapi apa alat-alat yang dibutuhkan sudah cukup semua?" Sambung Nieta yang bertanya.

"Tenang saja, serahkan padaku bos haha." 

Keita yang percaya diri sambil mengangkat jempol kanannya.

Hmm, dia ini... Ya sudahlah.

Pikiran Raita karena dia masih belum mendapatkan jawabannya.

"Ok. Ini akan jadi hari yang panjang, ayo berangkat!" Raita dengan wajah semangatnya.

"YAAAA!"

Teriak mereka serentak.

Winter SparkleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang