Kemudian,
NING! NANG! NING! NUNG!
"Perhatian-perhatian! Jam istirahat telah dimulai, sekali lagi... jam istirahat telah dimulai! Terima kasih."
Bel pertanda istirahat telah dibunyikan.
" "
"Keita, ayo kita ke kantin." Raita yang menoleh ke belakang.
Tak disangka akan seburuk ini.
"A-ah apa yang terjadi denganmu?"
"D-d-dia benar-benar ingin aku mati..." Keita yang masih terbaring lemas mendengarkan ocehan pembimbing itu.
"Oh kalau begitu ayo ke kantin! Aku lapar hahaha" Balas Keita yang berubah drastis menjadi semangat dan bersiap berdiri dari bangkunya.
Mereka yang tiba di kantin telah selesai mengantri di dapur kantin setelah sekian lama berjuang.
"Terima kasih makanannya ibu kantin, ini akan jadi menu yang sangat enak hari ini hahaha" Keita sambil menggoda ibu kantin tersebut.
"Sama-sama Keita, semoga hari-hari Keita menyenangkan kedepannya!" Ujar sang ibu kantin tersebut dengan semangat seperti biasanya.
"Tentu saja bu hahaha, Keita akan selalu tersenyum" Sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya.
Melihat itu, Raita kembali terdiam. Diam yang tidak sepenuhnya diam.
Kau itu!
Selepas itu, mereka berdua duduk di meja makan yang saling berhadapan.
"Keita, kenapa kau bisa tersenyum terus seperti itu?" Raita yang baru selesai melahap suapan terakhir dari makanannya.
"Pertanyaanmu aneh. Apa maksudnya?"
"Kau selalu tersenyum setelah melewati hal-hal seperti itu. Bagaimana kau bisa seperti ini?"
Keita pun terdiam sebentar.
"Y-yah hanya ini setidaknya yang bisa kulakukan bukan?" Dia sambil mengetuk-ngetukan garpunya ke piring makanan yang sudah habis itu.
"Keita, aku sudah tau semuanya" Raita sambil menundukkan kepalanya terlihat akan mengungkapkan semuanya sekarang.
"Tau apa?" Keita yang kebingungan.
Dia hari ini terlihat aneh.
Tambah bisikan hatinya
"Sebenarnya kau merasa bahwa dirimu tidak bisa apa-apa kan?"
Mendengar itu,
Hmph. Ya, aku memang seperti itu. Mau bagaimana lagi.
Tanpa sepatah katapun yang membuat dia hanya berbisik dalam hatinya.
"Kau juga merasa bahwa dirimu itu diremehkan bukan?" Raita nada bicaranya terus memelan.
Tentu saja, mereka semua sama. Diremehkan itu sungguh menyebalkan.
Diam tanpa tanggapan itu hanya ditunjukkan dari senyuman yang dia tunjukkan.
"Dan kau melarikan diri dari masalah dengan cara seperti itu?" dan nada bicaranya yang semakin pelan.
Hanya ini yang bisa kulakukan. Aku tidak mengharapkan apapun yang lebih dari ini mulai sekarang. Aku merasa nyaman jika menurutinya.
〈 "karena Keita pasti akan selalu tersenyum. Apapun yang terjadi, senyuman Keita adalah keajaiban yang menyinari hati orang-orang disekitar Keita." 〉
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Sparkle
Fantasia⋂ Original Story ⋃ ⋐ Seorang pemuda biasa bernama Raita yang belajar di SMA Unggulan ⋑ "Selamat jalan kakak!" adiknya yang melambaikan tangannya dengan semangat sambil melihat pintu itu yang lama-lama menutup dengan sendirinya. ⋐ Memiliki kehidupan...