15| Nakal

2.1K 238 11
                                    

Jangan tanya seberapa banyak aku mencintaimu. Karena aku mencintaimu seperti lingkaran, mau kamu berputar beribu kali pun kamu tidak akan pernah bisa menemukan ujungnya.

"Oke bentar ya gue tanya dulu ke Dipa, boleh atau gaknya."

"Oke gue tunggu kabar baiknya."

Tut!

Sambungan telepon itu terputus, Rindu menurunkan ponsel dari tangannya meletakkan kembali ke atas meja. Beralih menatap Dipa yang kini turut menatapnya, tanpa bisa Rindu tebak tatapan seperti apakah itu.

"Kamu ngizinin aku pergi?" Tanya Rindu, menelan ludah saat tatapan Dipa perlahan semakin tajam.

"Kalo aku nglarang kamu, kamu juga akan tetep pergi juga kan?" Dipa tersenyum evil, sudah sangat hafal sifat Rindu dari akar-akarnya.

Rindu meringis memamerkan giginya, "besuk aja kamu pergi sama Cyndi. Ya aku boleh dong pergi sama Aries."

"Aku sama Cyndi tu belajar bareng, bukan jalan bareng." Bantah Dipa.

"Ih sama aja. Sama-sama pergi berdua."

"Oh jadi kamu mau balas dendam gitu?" Tuduh Dipa.

Rindu langsung menggeleng cepat, "bukan gitu maksud aku. Tapi, aku bosen di rumah kalo hari minggu."

"Ya udah pergi aja sama Vano. Aku lebih percaya dia sama kamu."

"Tapi—"

"Gak ada tapi-tapian. Kalo mau kamu ikut aja aku ke perpustakaan kota sama Cyndi."

What?! Perpustakaan?! Kota!?

Perpustakaan sekolah saja tidak pernah Rindu datangi jika tidak dipaksa. Terus ini dia disuruh Dipa ikut ke perpustakaan kota yang bukunya lebih banyak dari pada di sekolah? Gila aja, Rindu bisa stress duluan sebelum nyampe di pintunya.

"Gak! Gak! Aku gak mau ke perpustakaan." Tolak Rindu mentah-mentah.

Dipa tersenyum meremehkan, sudah dia duga jawaban apa yang Rindu beri.

"Ya udah kamu di rumah aja, atau kalo mau pergi sama Aya sama Vano. Aku gak mau kamu ketemu sama si itu ari-ari."

Rindu tertawa jeli, "Aries Dipa namanya pake es—e—s—Aries. Bukan ari-ari."

"Bodoamat. Pokoknya besuk kamu gak boleh pergi sama dia. Malam ini hp kamu aku sita, siapa tau ada telepon lagi dari ari-ari."

"Ya terus aku gimana? Masa gak pegang hp?"

"Ya terus kenapa?" Bingung Dipa.

"Aduh Dipa gak pegang hp tu rasanya sama kaya gak ada kamu di sisi aku. Kaya lagunya Ari Lasso yang— hampa terasa hidupku tanpa dirimu🎶"

Dipa menekan kening Rindu dengan jari telunjuknya, "udah-udah gak usah nyanyi. Ini pake hp aku."

"Jadi kita tukeran nih?"

"Ha'ah."

Rindu tersenyum bahagia, bisa melihat isi ponsel Dipa dengan leluasa itu anugrah terindah Rindu. Lalu, dengan senang hati Rindu menukar ponselnya dengan ponsel Dipa.

"Ayo Aya, kita ke kamar aja nyemilnya."

Aya mengangguk, mengambil satu kresek chiki berjalan menyusul Rindu. Meninggal Dipa dan Vano yang sama-sama bengong tanpa tau ingin berbuat apa.

"Mau ngapain?"

"Ngopi skuy! Sambil mabar." Saran Dipa langsung disetujui Vano.
*

"Tuhkan gue bilang juga apa!" Ucap Rindu dengan raut kesal.

King Of Bucin [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang