19| Sial atau Untung?

1.8K 186 11
                                    

Bertemu lo tuh sial atau untung sih?

Kantin menjadi pilihan utama saat bel istirahat dibunyikan untuk pertama kali. Bagai surga semua orang berebut memenuhi segala tempat. Beruntung Rindu sekolah disini. Karena fasilitas di kantin bukan main. Kelas 10 hingga 12 memiliki kantin masing-masing. Hingga tidak perlu berdesakan.

"Jadi gimana?"

"Ya gitu jawabannya tetep sama 'jangan tanya gitu lagi. Selagi lo bisa sama gue, status itu gak penting.' abu-abu lagi kan?"

Aya memotong bakso dengan gerakan kesal. Rindu yang mendengarkan hanya bisa terdiam. Sungguh bingung dengan hubungan sahabatnya ini.

"Mungkin maksud Vano, dia ga perlu hubungan pacaran. Nanti dia langsung lamar lo."

Aya menatap Rindu, "tapi gue juga cewek biasa. Gak mungkinkan gue bertahan tanpa kepastian?"

Benar juga. Rindu mengangguk membenarkan, dia juga tidak ingin memiliki hubungan seperti itu.

"Tapi Aya-"

"Panggilan kepada Rindu Cherylla Olivia dimohon untuk segera ke ruang BK sekarang." Ucapan Rindu terpotong karena suara dari speaker sekolah.

"Mampus!"
*

Udara di ruangan ini mendadak menipis. Rindu duduk dengan jantung yang berdebar. Sibuk menatap vas bunga untuk menghindari tatapan maut gurunya sendiri. Seperti orang yang mengaku bersalah Rindu hanya terdiam bungkam.

"Jadi kamu udah tunaikan hukuman kamu?" Pelan tapi menusuk.

Rindu mengigit bibirnya, menggeleng pelan.

"Belum, bu."

Guru itu mengangguk-ngangguk, "kamu tau apa artinya?"

Rindu mengangguk, tapi buru-buru ia mengangkat kepalanya ingin membantah.

"Tapi, ibu bilang ibu mau beri saya waktu dua hari. Ini belum genap dua hari masih ada beberapa jam lagi."

Bu Mursinah mengangguk setuju, "memang benar, tapi apa kamu yakin bisa hanya dengan beberapa jam?"

"I-iya yakin bu." Sungguh beda dengan suara Rindu yang tidak yakin sama sekali.

"Baiklah, silahkan kembali ke kelas. Ibu tunggu sampai pulang sekolah hari ini juga!" Sedikit menyentak.

Rindu mengangguk patuh, "baik bu. Saya permisi assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."
*

"AKHH AYAA INI GIMANA, HUHU?!"

"Udah nyerah aja. Gak ada yang tau siapa kepala sekolahnya." Ucap Aya justru semakin membuat Rindu down.

"Tapi, masa iya poin gue dikalikan sepuluh?! Gila aja, orang tua gue bisa koma tiba-tiba ini mah." Panik Rindu.

Aya menepuk bahu Rindu prihatin, "gapapa nanti gue jenguk."

Rindu menatap Aya datar, mengacungkan jari tengahnya. Aya terkekeh, menunjukan kedua jari telunjuk dan manisnya peace.

"Rindu, gue tau siapa kepala sekolahnya." Bagai pelangi yang datang dikala badai mendera, mata Rindu berbinar-binar.

"Serius lo!?" Cewek itu mengangguk.

"Siapa? Siapa? Akhh kasih tau gue siapa!?" Gencar Rindu kelewat senang

Cewek tadi terkekeh, "sebenernya gue gak tau, hehe."

"Ih gimana sih!? Katanya tau!"

Rindu kembali duduk dikursi dengan raut wajah kesal. Cewek tadi buru-buru mendekati Rindu.

King Of Bucin [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang