20| Tentang Alister

1.7K 173 10
                                    

Adelard Alister Argawijaya.

Siapa yang tidak mengenal namanya? Tanpa marga Argawijaya seorang Alister sudah cukup terkenal. Apa lagi dengan namanya yang tersemat marga sebesar itu.

Mereka yang mengenal Alister pasti akan selalu menjawabnya.

'Alister tu orangnya dingin. Dia kejam, dia sadis, dan dia misterius. Dia pemimpin Geng Drakula, geng yang paling ditakuti.'

Namun, akan beda jika kalian bertanya pada orang terdekatnya. Pasti mereka akan selalu menjawab.

'Alister penyimpanan banyak rahasia. Pemilik masa lalu kelam. Dia lelaki paling bertanggungjawab.' Mereka menyanjungnya.

Jika dipikir Rindu hanya mengenal Alister sebagai orang asing. Tidak pernah terpikirkan dia akan memiliki masalah dengan orang yang paling semua orang takutkan. Semua ini bukan dalam kendalinya.

"Alister, kita mau kemana?"

Alister hanya diam, meneruskan langkahnya. Hingga mereka tiba disebuah pintu paling tersembunyi. Pintu ini seperti pintu lift, tapi dengan ukiran rumit yang mempercantik.

Rindu menelan ludahnya, ini area terlarang. Tidak ada siswa yang diperbolehkan berdiri didepan pintu ini. Namun, Alister justru berdiri dengan tenang seolah pintu didepan adalah pintu kelasnya.

"Lo serius, ter? Ini area terlarang yang ada poin gue di BK makin tambah kalo ketahuan kesini." Cemas Rindu, menoleh ke kanan kiri memastikan CCTV.

Alister menunjukkan senyum miringnya. Mengambil sebuah kartu nama. Ia arahkan kartu itu didepan pintu. Hingga dengan sendirinya pintu itu merekah. Menampilkan ruangan kosong dengan meja kerja disana.

Alister melangkahkan kakinya ringan. Berbeda dengan Rindu yang justru berdiam diri, enggan melangkah. Alister memalingkan kepalanya menatap Rindu.

"Sampe kapan lo mau disitu!? Beneran mau ketemu guru BK, ha!?"

Rindu menggeleng tegas, mulai melangkahkan kakinya menyusul Alister.

"Ter, sumpah gue gak ngerti jalan otak lo. Lo bisa seenaknya keluar masuk ruangan ini seolah ini milik lo. Gila lo, ter." Rindu menggeleng tak habis pikir.

Jantungnya berdetak tak tenang sedari tadi.

"Daddy! Dad!"

What? Daddy? Rindu mematung ditempatnya. Baiklah ini semakin gila.

"Alister, kamu ngapain disini?"

Suara bariton terdengar dari belakang. Rindu dan Alister kompak menoleh. Menemukan seolah pria paru baya yang masih tampak muda.

"Aku ada perlu sama, Daddy." Rindu menoleh ke Alister.

Apa dia ayah Alister?

"Daddy, gak ada waktu. Kembali lagi nanti." Pria itu tampak cuek.

Melewati tubuh Alister tanpa menatap kearahnya, kembali pada kursi kerjanya mulai berkutat mengetik dipapan keyboard.

Alister juga tampak biasa saat diacuhkan. Justru dirinya merebut map yang dibawa Rindu. Mendekati meja kerja ayahnya. Melempar map-nya kasar. Membuat seseorang yang tengah berkerja terhenti. Menatap berkas itu, beralih menatap putranya.

"Daddy, tidak bodohkan sampai harus aku jelasin dulu?"

Pria tadi mengangguk.

"Dan kamu tidak butakan sampai harus Daddy jelasin juga?"

Alister menatap ayahnya, terlihat jelas bawah ayahnya tidak peduli sama sekali. Rautnya datar, seolah menjadi duplikat dirinya.

Alister tersenyum miring. Sudah menduga ini tidak akan mudah. Dia sudah mempunyai senjata untuk melumpuhkan orang didepannya.

King Of Bucin [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang