Dua Belas

8 2 0
                                    

Bagas
Dy.
Aku punya tebak-tebakan.

Maudy
Receh nih pasti.

Bagas
Ya udah.
Nggak jadi😒

Maudy
Anak orang ambekan banget wkwk.
Apa-apa?

Bagas
Males.
Aku mau jalan aja.

Maudy
Ikut dong.

Bagas
Dih.
Nggak mau.
Mau pacaran.

Maudy
Nggak papa.
Aku juga cari pacar biar nggak jadi obat nyamuk.

Bagas
Aku yang mau usilin kamu, malah aku yang panas duluan😡
Nggak boleh cari pacar.
Pacar kamu kan aku.

Maudy
Lucu banget, sih, Gas.

Bagas
Aku otw rumah kamu.

Maudy tertawa pelan. Bersama Bagas membuatnya selalu bahagia. Cowok itu lucu, pengertian, usil, dan perhatian. Bagas juga suka bercerita tentang berbagai hal sehingga obrolan di antara mereka tidak pernah habis dan membosankan. Bagas bahkan tidak malu bermanja pada Maudy. Bersama Bagas, Maudy merasa dibutuhkan.

Beranjak dari kasurnya, Maudy merapikan pony tail-nya dengan scrunchie. Sebaiknya dia bersiap-siap sekarang karena tidak lama lagi Bagas pasti sudah sampai.

"Ody." Biru melongokkan kepalanya melewati celah pintu kamar Maudy. Maudy menatap kakak kembarnya itu dengan menaikkan alisnya.

"Loh, Kak Biru udah pulang?" Biru yang lebih suka mendaki gunung daripada diam di rumah seringkali membuat anggota keluarganya terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba.

"Tadi subuh nyampe." Biru masuk ke dalam kamar adiknya yang bernuansa biru dan hijau pastel. "Kamu mau ke mana rapi-rapi gitu?"

"Mau ketemu ... pacar," jawab Maudy malu. Dia belum bercerita pada kedua kakak kembarnya kalau dia sudah punya pacar.

"Kamu udah move on dari–"

"Ish, jangan sebut nama dia!" potong Maudy cepat, tidak mau mendengar nama cowok yang ia benci.

"Oke-oke." Biru mengatupkan bibirnya. "Nanti kalau pacar kamu datang, jangan lupa kenalin ke Kakak."

Maudy mengangguk. "Kak Bayu gimana, Kak?"

"Palingan masih sama kayak dulu. Tapi kamu tenang aja, pas kamu pacaran sama Kha–"

"Kak!"

"Ish, sensitif banget dengar nama mantan," decak Biru. "Pas kamu pacaran dulu, aman-aman aja kan?"

Iya sih, meskipun Bayu terlihat berlebihan dan posesif, kakaknya itu tidak berusaha menghancurkan hubungannya dengan sang mantan.

"Ya udah, deh. Nanti aku kenalin sama Kakak dan Kak Bayu."

"Bayu lagi nggak di rumah. Aktivis kampus sibuk dia."

***

Motor Bagas berhenti di depan rumah Maudy. Pagar rumah Maudy tidak terlalu tinggi dengan besi yang jarang-jarang sehingga Bagas dapat melihat samar rumah tersebut dari sela-sela pagar. Meskipun beberapa kali menjemput atau mengantarkan Maudy pulang, cowok itu tidak pernah masuk ke rumah dua lantai tersebut. Tiba-tiba Bagas diserang panik. Dia deg-degan dan takut secara bersamaan. Ini pertama kalinya dia mengunjungi rumah pacar.

Bagas pernah pacaran dua kali sebelum dia berpacaran dengan Maudy, saat SMP. Hanya bertahan satu sampai dua bulan dan Bagas tidak pernah mengantar atau menjemput pacarnya di rumah. Lagipula saat itu dia coba-coba, untuk menghilangkan perasaannya pada Hana. Namun semuanya sia-sia, sekalipun Bagas memacari cewek paling cantik di angkatannya, dia selalu menyukai Hana. Bagas berharap dengan Maudy kali ini dia berhasil, tidak gagal seperti pengalaman sebelumnya.

BagasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang