Prolog

110 15 0
                                    

"Maaf."

Suara Bagas terdengar serak. Tangannya berusaha menjangkau cewek dihadapannya yang berulang kali menghindar.

"Kata maaf nggak dibutuhkan lagi." Suara cewek itu beku. Wajahnya datar, tidak menyiratkan emosi apa-apa. Namun, wajah datar itu mampu beribu kali melukai hati Bagas dibandingkan ketika cewek itu menangis.

"Be ... benar-benar me ... nyesal," kata Bagas patah-patah. Lidahnya kelu sehingga kalimat yang keluar dari mulutnya tidak jelas dan sempurna.

"Itu lebih baik. Silahkan nikmati penyesalan lo yang udah sangat terlambat."

Cewek itu pergi begitu saja. Tidak menghiraukan Bagas yang berulang kali memanggilnya dengan lirih. Bagas ingin mengejar, tetapi kakinya kaku seakan terpaku ke bumi. Yang bisa dia lakukan hanya meratap seraya berusaha menjangkau sosok yang makin lama makin hilang dari pandangannya.

Oke ini prolognya. Apakah ada yg bisa nebak ini cerita ttg apa? Wkwkwk😂

Jangan lupa vote dan komennya. Happy reading💜

19 Maret 2022

Love,
V

BagasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang