"Tangkap Park Jisung. Ia adalah adik Lee Jeno,teman ku. Pastikan ia tertangkap secepatnya. Setelah itu,kalian coba sekap dia."
Ucap seorang laki laki berwajah tampan,yang tak lain adalah Mark Lee. Sejak kejadian ia berdiri didepan pintu kamar Chenle dan tak sengaja mendengar percakapan Jisung dan Chenle secara samar samar,ia merasa kesal.
"Aku akan menghampiri nya begitu ia berhasil ditangkap."Mark menyeringai.
Kemudian,Mark pergi dari tempat tersebut meninggalkan sekelompok gangster yang terlihat garang. Mark memang mengenal sekelompok gangster itu selama beberapa tahun.
Ia pulang ke rumah dan bersantai selayaknya orang orang biasa. Tak lama kemudian,Chenle menghampiri nya di ruang televisi.
"Hyung!"ucap Chenle bersemangat.
Mark menoleh ke arah Chenle,dan tersenyum manis pada Chenle.
"Duduklah,adikku yang menggemaskan."
Chenle mengangguk dan duduk tepat di sebelah Mark. Lengan Mark langsung merangkul Chenle.
"Hyung mengapa kau tak pulang selama dua hari ini,huh?"
"Aku....sibuk."
"Ah begitu rupanya. Untungnya Jisung menginap disini...menemani ku"ucap Chenle dengan senang.
"A-ah begitu. Aku tak tahu. Apakah ia berbuat macam macam pada mu?"
"Tentu saja tidak..."
"Anak ini,berani berbohong."batin Mark.
Pandangan Mark secara tidak sengaja menatap leher Chenle. Terdapat beberapa titik kemerahan disana.
"Chenle..."
"Hm?"
"Leher mu,kenapa?"
"A-ah ini....ini...."
"Apa?"
"Nyamuk menggigit ku."
Mark hanya mengangguk dengan ekspresi dingin. Jujur,hatinya kesal saat ia sebenarnya mengetahui semuanya namun adiknya berbohong.
Rahang nya mengeras,tatapannya tertuju pada televisi yang ada di hadapannya.
"Hyung."suara Chenle cukup membuyarkan lamunan Mark.
"Ada apa,Chenle?"
"Aku menemukan film horror. Sepertinya seru!!! Mari menontonnya."
"Baiklah,mari kita menonton."
Mark dan Chenle pun menonton film tersebut dengan serius. Benar kata Chenle,film tersebut sangat seru.
Namun dikala ia menonton,terlihat Chenle mulai memejamkan matanya. Ia tertidur.
Mark yang menyadari itu,tertawa kecil dan menyandarkan kepala Chenle di bahu nya.
Lengannya tak kunjung lepas,ia terus merangkul Chenle.
Tiba tiba,ponsel Mark berbunyi,menandakan ada panggilan masuk.
"Ada apa?"
"Kami sudah menangkap Park Jisung. Ia telah kami sekap. Haruskah kami memukuli nya sebagai pelajaran?"
"Tunggu dulu,jangan sekarang. Aku akan datang esok."
"Baiklah."
Telepon pun terputus.
Mark mematikan televisi,dan menggendong Chenle menuju kamar nya.
Ia membaringkan Chenle,dan menyelimuti nya. Tak lupa,ia mencium kening Chenle.
"Selamat tidur,adik tersayang. Ah tidak,sayang."
~
~
~
Pagi pun tiba,Chenle membuka matanya perlahan."Huh? Mengapa aku disini? Seingat ku,semalam aku tertidur saat menonton film. Ah-- Mark hyung!"
Chenle bergegas bangkit dan berjalan menuju kamar tidur Mark. Ia membuka kenop pintu perlahan,karena takut membangunkan Mark.
Namun saat ia masuk,ia tak menemukan keberadaan Mark disana. Ia menghela nafas.
"Huft,pasti ia sudah pergi bekerja."
Ia pun keluar dari kamar tidur Mark dan bersiap untuk mandi.Setelah memakan waktu kira kira tiga puluh menit,akhirnya ia selesai mandi.
Ia berganti pakaian dan memulai sarapan.Chenle membuka ponsel nya,ia mencoba memanggil Jisung.
Namun setelah beberapa kali dicoba,ponsel Jisung tak dapat dihubungi.
"Jisung pasti meminum obat obatan semalam. Sehingga ia tak kunjung bangun. Entahlah,aku sudah lelah menasihati nya."ia mengangkat bahu nya.
Di sisi lain,Jisung sedang tak sadarkan diri di sebuah bangunan tua yang tak dijangkau oleh masyarakat umum. Bangunan itu tampak sunyi dan seram.
"Bangun."Mark menendang Jisung yang terikat lengan dan kakinya. Mulutnya pun disumpal dan ditutup oleh selotip hitam besar. Sulit baginya untuk bernafas , sehingga ia tak sadarkan diri.
Mark menendang nya beberapa kali,baru ia bisa tersadar. Matanya terbuka perlahan.
Dilihatnya Mark yang berdiri dihadapannya dengan wajah yang tampak marah. Mark membuka selotip dari mulut Jisung secara kasar,yang membuat Jisung kesakitan.
"Ada apa ini? Mengapa kau disini,hyung?"
"Ini adalah balasan untuk mu."
"Apa maksud mu?"
"Kau brengsek,telah menyentuh Chenle."
"Bukan kah itu wajar? Kami adalah sepasang kekasih. Dimana letak kesalahannya?"
"Letak masalah nya,aku mencintai Chenle."
"Jangan bergurau..."
"Aku serius. Aku mencintai adikku. Aku tak bisa melihat orang yang kucintai disentuh orang lain."
"Aku kekasih nya,bukan orang lain baginya. Aku lebih berhak."
Bruk.
Jisung terkapar setelah Mark memukul wajahnya dengan keras,yang menyisakan darah di dekat bibir nya.
"Aku tak peduli. Jujur saja,sejak saat pertama kali kau menjadi kekasih Chenle,aku sangat kesal. Kini,kau membuat ku lebih marah."
Mark kembali memukul Jisung tanpa henti. Jisung terlihat tak berdaya karena lengan dan kaki nya masih terikat.
Lagi,Mark menginjak kaki Jisung. Rahang nya mengeras.
"Ini belum seberapa,sebelum kau meninggalkan Chenle."
"Tidak. Aku tak akan pernah meninggalkan nya. Kau harus tau itu."
"Terserah,kau akan mati setelah ini."ucap Mark,ia pergi meninggalkan Jisung begitu saja.
To be continue
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan comment ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard For Me | Chenji
Fanfiction[C O M P L E T E D ] Bagaimana cinta dapat membuat seorang Zhong Chenle tetap bertahan dengan pria pecandu obat obatan? ⚠WARNING⚠ • bxb. •cerita ini hanya fiksi, tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata para tokoh. Start : Januari 2021 End : Feb...