7

2.6K 371 17
                                    

"Baiklah,sampai jumpa di sana."ucap Jisung seraya menutup teleponnya.

Di samping nya,terdapat Chenle yang diam diam mendengarkan percakapan Jisung bersama seseorang di sebrang sana.

"Jisung,kau akan pergi?"tanya Chenle,terlihat penasaran.

"Ya. Aku tak akan berlama lama."

"Aku ikut."

"Tidak,Chenle."

"Kau pasti menyembunyikan sesuatu."

"Tidak."

"Aku ikut,tak ada penolakan."

"Chenle..."

"Aku tahu,kau diam diam akan membeli obat obatan lagi,bukan?"

"Jika iya,mengapa?! Kau senang sekali mengganggu ku! Berhenti mengganggu ku dan diam! Aku pergi."Jisung memekik dengan nada tinggi.

Ia kemudian keluar dari kamar nya dan membanting pintu. Semua itu membuat Chenle terkejut. Baru saja ia bermesraan dengan Jisung,namun kini Jisung telah membentak nya.

Semenjak Jisung meminum obat-obatannya,emosi nya menjadi tak terkontrol. Ia lebih sering marah sebenarnya. Namun,ia masih bisa bersikap melindungi Chenle.

Chenle pun memutuskan untuk tidur,karena semalam dirinya dan Jisung tidak tertidur,semenjak Jisung tak mau berhenti menggoda nya.

~
~
~
Chenle terbangun setelah tertidur beberapa jam,pandangannya menyisir sekitar. Ternyata Jisung sudah berada di rumah.

"Jisung..."lirih nya.

"Chenle,sayang? Kau sudah bangun?"Jisung beranjak mendekati Chenle yang masih terbaring di kasur.

"Ung,aku baru saja terbangun."

Cup.

Jisung mengecup kening Chenle,ia lalu menggenggam satu lengan Chenle.

"Tadi aku membentak mu,maafkan aku,ya?"

"Terserah."

Jisung tersenyum tipis,ia tak henti nya menciumi punggung lengan Chenle.

"Jisung,aku ingin pulang."

"Pulang? Sebaik nya kau jangan pulang..."

"Mengapa? Ada hal yang harus ku kerjakan , aku juga ingin mengambil pakaian ku."

"Chenle,menetap lah disini bersama ku,maukah kau?"

"Tiba tiba seperti ini? Ada apa?"

"A-ah itu,tidak. Aku hanya ingin menghabiskan waktu ku bersama mu setiap hari nya."

Bohong,Jisung sebenarnya ingin menjauhkan Chenle dari Mark. Ia tak ingin suatu saat Mark akan menyentuh Chenle. Ia tahu,Mark bisa mengambil kesempatannya kapan saja,karena jujur Chenle adalah tipe orang yang lengah.

"T-tapi Jisung...ada barang yang harus ku ambil."

"Mari mengambil nya bersama ku."

"Huh?mengapa kau terlihat tak ingin  aku pulang seorang diri?"

Jisung tak menjawabnya,ia hanya tersenyum tipis. Andai saja Chenle tahu,bahwa Mark mencintai nya,ia pastinya akan merasa tak nyaman. Maka dari itu,Jisung mencegah itu semua terjadi.

Tak lama kemudian,mereka pergi menuju kediaman Chenle. Di sana,terlihat sangat sepi. Chenle bisa menduga nya bahwa Mark masih bekerja.

"Ambil beberapa koper,kau perlu mengemasi barang-barang yang menurut mu penting."

"Aku akan tinggal bersama mu,bukan?"

"Ya."

"Baiklah. Aku akan membawa semua pakaian ku."

Chenle sibuk berkemas,sesekali Jisung membantu nya. Setelah memakan beberapa waktu,akhirnya mereka selesai. Mereka keluar dari kamar Chenle,dan Jisung membawa satu koper di lengan nya,begitu juga dengan Chenle.

"Berusaha membawa kabur adikku,huh?"suara Mark cukup membuat mereka terkejut.

"Chenle akan tinggal bersama ku. Kami akan menikah nanti."

"Membawa nya tanpa mendapatkan izin dari seorang keluarga nya? Hebat. Park Jisung memang hebat."ucap Mark.

"Kami pergi,selamat tinggal."ucap Jisung yang menggenggam lengan Chenle.

"Chenle?Kau meninggalkan ku? Kau yakin akan meninggalkan ku?"Mark menyeringai.

Namun entah mengapa,Mark terlihat menyeramkan. Chenle tahu,Mark marah. Ia sontak menyembunyikan dirinya di belakang tubuh Jisung.

Tiba tiba,Mark memukul wajah Jisung. Semua itu membuat Chenle terkejut.

"Sialan. Berhenti membawa adikku pergi dari sini. Chenle , sebaiknya kau mengurungkan niat mu untuk pergi dari sini."

Chenle tak mengeluarkan suara sedikitpun,ia takut. Ini pertama kalinya ia melihat Mark memukul seseorang,terlebih Park Jisung,seseorang yang ia cintai.

Jisung bangkit,lalu segera membawa Chenle keluar dari kediamannya. Mereka menaiki mobil lalu melaju ke kediaman Jisung.

Sementara itu,Mark terlihat menatap tajam ke arah pintu. Ia membuka ponsel nya,dan memanggil seseorang.

"Bagaimana? Kau telah menjalankan rencana mu?"

"Sudah. Ku yakin Park Jisung akan mati malam ini."

"Bagus."Mark menyeringai.

To be continue

Don't forget to tap vote ! (づ ̄ ³ ̄)づ

Hard For Me | ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang