11

2.2K 341 16
                                    

Chenle terbangun dari tidurnya,tenggorokan nya terasa kering pertanda membutuhkan air. Ia bangun perlahan,agar tak membangunkan Jisung yang sedang tertidur disamping nya.

Chenle melirik ke arah jam,ternyata kini menunjukkan pukul tiga malam. Ia pun keluar dari kamar untuk meraih segelas air di dapur.

Glek.

Chenle yang kehausan meneguk segelas air dengan cepat. Kini tenggorokan nya sudah merasa lega.

"Chenle?"ucap seseorang yang tepat berada di samping nya.

Ternyata ia adalah Jeno.

"Eoh? Hyung? Apa yang sedang kau lakukan disini?"

"Aku akan membuat kopi."

"Ah seperti itu rupanya."

"Kau terbangun?"

"Ya,aku haus. Namun sekarang tenggorokan ku telah lega."

"Baiklah,segera kembali ke kamar dan bergegas tidur."

"Hyung...."lirih Chenle.

"Ada apa?"

"Ah i-itu...Jisung. Tempo hari kau berjanji akan mengatakan sesuatu tentang Jisung."

"Kau benar benar ingin mendengar nya?"

"Tentu saja!"

Jeno berjalan ke arah sofa,ia mendudukkan dirinya disana. Diikuti oleh Chenle. Kini wajah keduanya seketika berubah menjadi serius.

Jeno terlihat sangat gugup,ia seperti ingin mengatakan sesuatu namun tampak kebingungan.

"Hyung,katakan lah."

"Jisung....dia..."

"Jangan ragu,katakan semuanya hyung!"kini nada bicara Chenle sedikit meninggi.

"Jisung...terkena gangguan mental."

"Apa?!"

"Ya,dia tervonis terkena gangguan mental setelah dinyatakan keracunan obat-obatan. Terlebih setelah meminum obat-obatan terakhir kali nya."

"Maksud mu,Mark hyung memperparah keadaan?"

"Begitulah."

"Hyung,aku takut...aku takut pada Jisung."

"Jangan khawatir,ia tak akan menyakiti mu. Hanya saja ku mohon jangan bahas tentang obat-obatan dihadapan nya,ia menjadi lebih sensitif pada topik pembicaraan tersebut,dan berakhir marah. Kau tahu kan seperti apa Jisung saat marah?"

"Eung. Aku tahu,sangat menyeramkan."

"Bersifat lah seperti biasa. Dan jangan membahas topik yang ku sebutkan tadi,mengerti?"

Chenle mengangguk,wajahnya berubah menjadi khawatir. Ia tak percaya kini kekasih nya mengidap gangguan mental.

Terbesit dipikiran nya,ingin membuat Jisung sembuh. Mungkin ia bisa melakukannya,namun secara perlahan.

Tiba tiba Jeno menggenggam lengan Chenle,ia berusaha meyakinkan bahwa Chenle akan baik-baik saja.

"Percayalah,kau akan baik baik saja. Aku ada disini,jangan khawatir."

"Terima kasih hyung."

Chenle pun bergegas kembali ke kamar Jisung. Ia membuka dan menutup perlahan pintunya,dan segera membaringkan dirinya disamping Jisung.

"Sayang,apa yang kau lakukan?"suara berat Jisung membuat Chenle terkejut.

"A-aku...haus,dan pergi k-ke dapur."

"Mengapa kau terlihat begitu gelisah,sayang?"

"T-tidak. Aku mengantuk Jisung,mari tidur kembali."

Chenle dengan cepat menutup matanya. Entah mengapa,setelah mendengar hal itu dari Jeno membuat Chenle sedikit takut berada di dekat Jisung.

Jisung kemudian merengkuh Chenle dan mengecupi kening nya.

~
~
~
Jeno terduduk sendirian di sofa. Ia masih melamun,pikirannya terbang bersama Chenle. Semenjak dokter memvonis Jisung mengidap gangguan mental,Jeno berinisiatif ingin membawa Jisung berobat di luar negri.

Jeno berencana membawa Jisung terapi di luar negri. Namun di sisi lain,ia memikirkan Chenle. Mungkin Chenle akan berpisah dengan Jisung dengan waktu yang lama bila ia membawa Jisung ke luar negri.

Ia tahu,Chenle akan sedih bila berada jauh dari Jisung. Namun Jeno juga manusia,ia memiliki pikiran licik.

Samar-samar ia memikirkan,bila Jisung berada di luar negri,ia bisa mendekati Chenle dan menggeser posisi Jisung. Ya,Jeno juga ingin Chenle membalas perasaannya.

Jeno sudah tak bisa menahan semuanya,ia ingin segera Chenle tahu bahwa ia mencintai nya.

~
~
~

"Jisung,tentang terapi mu,bagaimana? Kau bersedia pergi ke luar negri?"ucap Jeno dengan raut wajah yang serius.

"Tidak. Aku tak mau."wajah Jisung terlihat datar.

"Kau akan membiarkan gangguan mental mu?! Kau akan membiarkannya menguasai dirimu?! Bagaimana bila dengan tiba-tiba kau menyakiti orang terdekat mu,termasuk Chenle?!"

"Mengapa kau begitu peduli pada Chenle?! Katakan lah Lee Jeno,bahwa kau mungkin menyukai nya?!"

"T-tidak."nada suara Jeno berubah menjadi rendah.

Jisung menolak pergi terapi. Ia tetap bersikeras berada disini. Ia tak ingin meninggalkan Chenle sendirian,sungguh.

Jisung pergi keluar rumah,meninggalkan Jeno disana. Jujur Jeno sangat geram akan hal ini,Jisung benar-benar sulit diatur.

Kini hanya ada satu cara,berbicara pada Chenle. Ya , Jeno harus membujuk Chenle agar Chenle dapat membujuk Jisung untuk terapi.

Di satu sisi,Jeno ingin sang adik sembuh dengan cara terapi. Namun di satu sisi lain,Jeno ingin membuat Chenle mencoba membuka hati untuknya.
















































"Chenle,apakah kau mengizinkan Jisung terapi ke luar negri? Ini demi kesembuhannya. Aku tahu kau ingin Jisung sembuh."

To be continue


Don't forget to tap vote ! (づ ̄ ³ ̄)づ

Hard For Me | ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang