8

2.4K 358 56
                                    

"Jisung,kau kenapa?hiks. Sadarlah,kumohon."Chenle telah meneteskan air matanya sejak tadi;saat Jisung mulai kejang kejang dan mengeluarkan busa dari mulutnya.

Kejadian itu terjadi setelah Jisung mengkonsumsi obat-obatan. Biasanya , ia hanya akan tertidur dalam jangka waktu yang lama,kini berbeda. Lima menit setelah ia mengkonsumsi barang haram tersebut ia masih baik baik saja,namun saat menginjak ke sepuluh menit,ia tiba tiba terlentang dan kejang kejang,busa yang berasal dari mulut nya pun tak hentinya keluar.

Chenle keluar dari kamar Jisung,ia mengetuk pintu ruang kerja Jeno,ia berharap Jeno bisa membantunya.

"Ada apa? Mengapa kau menangis?"

"Tolong aku...."

"Jisung melukai mu?"

"Tidak,Jisung justru tak sadarkan diri. Ia kejang kejang."

Tanpa memerlukan waktu yang panjang,Jeno sontak berlari ke arah kamar Jisung. Di sana,ia mendapati adik tiri nya sedang kejang kejang.

Jeno langsung memanggil ambulans,dan pergi ke rumah sakit dengan ambulans bersama Chenle dan Jisung yang sudah tak sadarkan diri. Di sepanjang jalan,genggaman tangan Chenle dan Jisung tak terlepas. Chenle benar benar khawatir akan sesuatu yang terjadi pada pujaan hati nya.

Sedangkan Jeno,ia bertugas untuk menenangkan Chenle yang begitu khawatir,dan tak hentinya menangis. Malang sekali Jisung,ia harus seperti ini dikarenakan obat-obatan terlarang.

Jisung di masukkan ke Unit Gawat Darurat untuk ditangani para dokter,Chenle dan Jeno menunggu di ruang tunggu. Jeno seringkali memberikan belaian lembut pada surai Chenle,guna menenangkan si manis.

"Chenle,aku tahu kau lelah. Berhentilah menangis."

"Bagaimana aku bisa berhenti menangis,sedangkan kekasih ku dalam keadaan seperti ini?!"

"Aku tahu...kemari,bersandarlah di bahu ku."

Jeno kemudian meletakkan kepala Chenle di bahu nya. Tak berselang lama,suara tangisan yang berasal dari bibir Chenle perlahan terhenti. Sepertinya anak itu kelelahan.

Ada rasa nyaman tersendiri pada diri Jeno saat Chenle bersandar di bahu nya yang bidang. Jeno meraih lengan lentik milik Chenle,dan menautkan lengan Chenle pada miliknya.

Ia mengusap pipi Chenle dengan begitu lembut,sesekali mencubit nya perlahan. Jeno sepertinya dimabuk akan Chenle saat ini.

Setelah beberapa jam kemudian,Chenle dan Jeno mendapati kabar bahwa Jisung kritis. Sedikit kemungkinan ia akan sadar dalam waktu dekat ini. Dokter menyarankan,pasien tak perlu di tunggu untuk malam ini.

Sehingga Jeno memutuskan untuk pulang bersama Chenle. Disisi lain,hati Chenle begitu tersayat saat melihat pujaan hatinya terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit. Ia begitu ingin melihat Jisung siuman.

"Kamar Jisung bau sekali karena obat-obatan nya. Sedari tadi kau menghisap ini semua saat Jisung mengkonsumsi nya?"

Chenle mengangguk polos.

"Ya tuhan,itu tak baik untuk kesehatan mu. Kau tak bisa tidur disana,bahaya."

"Lalu? Dimana kah aku bisa tidur? Mungkin aku akan tidur di sofa?"

"Ah tidak. Aku tak ingin kau kesakitan. Tidur lah di kamar ku."

"H-hyung..."

"Kenapa?"

"Eung...aku..."

"Ah maaf,mungkin kau tak nyaman. Kau bisa tidur di kamar ku,aku akan tidur di sofa."

Hard For Me | ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang