10

2.5K 368 41
                                    

Kini sudah satu bulan,waktu berlalu begitu cepat.Sejak saat Chenle berada di rumah,ia tak bisa pergi kemana-mana.Mark melarang nya untuk keluar rumah,ia hanya mengizinkan Chenle keluar dari rumah bersama nya.

Chenle sudah mencoba untuk kabur,namun hasilnya nihil,ia tak pernah lolos. Memang Mark tak pernah lengah.

Kini Chenle sedang berbaring di kasurnya,ia menitikkan air mata. Chenle merindukan Jisung,ia ingin menjenguk Jisung,namun apa daya sang kakak melarang nya.

Chenle kini tahu perasaan Mark terhadap nya,jujur saja ia sangat membenci itu. Karena bagaimana pun ia hanya menganggap Mark sebagai kakak laki-laki nya,yang bisa menjaga nya,tidak lebih. Ia sedikit risih,karena kini Mark sering menggoda nya.

Brak.

Tiba tiba,pintu kamar Chenle terbuka. Chenle langsung menutup wajahnya dengan selimut,ia mengira Mark sedang mabuk dan masuk ke kamarnya.

"Chenle."suara itu cukup mengejutkan Chenle,karena suara itu cukup familiar di telinga nya,namun bukan Mark pemilik suara tersebut.

"Chenle,aku datang."Chenle membuka selimut yang menutupi wajahnya,ia sangat terkejut ternyata yang ada dihadapannya adalah Jisung.

"Jisung..."Chenle merasa kini ia sedang bermimpi,namun ini terlalu nyata.

"Sayang,aku datang untuk menyelamatkan mu. Kemarilah."Jisung mengembangkan senyumannya.

Chenle sontak berlari dengan rasa semangat yang tinggi ke arah Jisung,ia memeluk Jisung erat. Seperti biasa,tubuh nya tenggelam dalam dada Jisung yang bidang.

"Jisung,kau sudah sembuh?"Chenle mendongak.

"Aku sudah sadar mungkin dua minggu yang lalu. Dan aku baru saja pulih."

"Kau jahat! Aku merindukan mu!"Chenle menyembunyikan wajahnya di dada Jisung.

"Aku lebih merindukan mu,sayang."

"Jisung,bagaimana kau bisa sampai kesini? Bukankah Mark hyung beserta gangster nya ada di luar?"

"Aku telah membuat mereka tak tersadar,termasuk Mark hyung-mu."

"Benarkah?"

"Ya,mari pergi dari sini. Pintu rumah ku selalu terbuka lebar untuk mu."

Mereka pun segera pergi ke rumah Jisung. Chenle merasa sangat lega bisa keluar dari rumah nya,dengan artian ia tak akan berjumpa lagi dengan Mark. Sungguh,ia sangat  benci pada Mark setelah kejadian saat ia dibawa pulang secara paksa,dan kejadian tak menyenangkan lainnya.

Di dalam mobil,Chenle membungkam tanpa membuka suara sedikit pun. Ia sibuk melamun.

"Sayang,mengapa kau melamun?"

"A-ah tidak..."

"Apa yang kau khawatirkan?"

"Aku khawatir Mark hyung akan mencelakai mu lagi."

"Tak perlu khawatir,aku akan lebih berhati-hati."

Dengan ragu,Chenle hanya mengangguk. Tak lama kemudian,mereka tiba di kediaman Jisung. Chenle dan Jisung pun masuk ke dalam.

Terlihat rumah Jisung sangat sepi,berarti Jeno sedang bekerja. Jisung pun mengajak Chenle duduk di sofa.

"Chenle,aku tahu,saat aku sedang kritis kau masih setia berada disini,namun Mark hyung membawa mu pulang secara paksa,bukan?"

Chenle hanya mengangguk dengan ragu.

"Terima kasih,telah menunggu ku,Chenle."

"Jisung,aku berusaha untuk kabur namun semua itu sia sia,maafkan aku,sejak hari itu aku tak dapat mengunjungi mu di rumah sakit."

"Sayang,tak perlu khawatir,aku mengerti."

Jisung mendekat dan memeluk Chenle. Ia menciumi pucuk rambut Chenle. Lengannya merengkuh tubuh Chenle dengan erat.

Sampai kemudian,ia melihat di balik leher Chenle terdapat kemerahan.

"Chenle."ucapnya dingin.

"Ada apa?"

"Ini,siapa yang melakukan ini?!"Lengannya menunjuk ke arah kemerahan yang ada di balik leher Chenle.

"A-ah Jisung....a-aku...bisa jelaskan semua."

Jisung hanya mengangguk,lalu bola mata nya memutar malas.

"Mark hyung---"

"Apa?! Sialan itu menyentuh mu?!"

"Ya,maafkan aku, aku tak bisa melawannya. Ia terlalu kuat."kini air bening dari pelupuk matanya membasahi pipinya.

Chenle menangis,ia terseguk sesekali. Ia menunduk,Chenle merasa malu. Namun ini bukan sepenuhnya salah Chenle.

Jisung menghela nafas dengan kasar. Ia menggenggam lengan Chenle.

"Maafkan aku,sayang. Aku tak bisa menjaga mu,sehingga sialan itu menyentuh mu."

"Jangan meminta maaf,kau menjadi begini karena Mark hyung. Aku yang harus meminta maaf pada mu."

"Kau tak bersalah,Chenle. Kakak sialan mu yang bersalah. Haruskah aku membunuhnya?"

Chenle tak menjawab,ia sibuk memainkan jari-jari nya. Kini ia merasa gugup dihadapan Jisung.

"Aku tahu kau ingin menceritakan sesuatu,Chenle. Katakan semuanya."

"Aku....Mark hyung....ia selalu pulang dalam keadaan mabuk dan berakhir menyentuh ku. Aku merasa hati ku hancur,dan juga,tubuh ku sakit."

Jisung kembali menarik Chenle ke pelukannya,lalu ia mengusap usap pelan punggung Chenle.

"Sialan itu melakukannya pada mu sesering mungkin?"

"Hampir setiap hari. Aku sangat kesakitan."

"Dengan artian,jika kau melakukannya dengan ku pun kau akan sangat kesakitan?"Jisung mulai menggoda Chenle.

"T-tidak! Itu berbeda,aku mencintai mu,sehingga rasanya berbeda."Chenle memukul dada Jisung pelan.

Jisung tertawa kecil mendengar Chenle melontarkan kata kata tersebut. Ia berusaha mencairkan suasana agar Chenle tak lagi merasa sedih.

"Aku merindukan mu,sayang. Bolehkah aku mencium mu?"

Chenle hanya mengangguk,namun wajah nya sangat merah seperti kepiting rebus. Ternyata,ia malu.

Cup.

Satu kecupan melayang di bibir ranum Chenle. Namun tak sampai sana,Jisung kini mengulum bibir Chenle. Lengannya menangkup wajah Chenle sedari tadi.

Jisung tetap lah Jisung,ia sesekali akan berbuat jahil terhadap Chenle. Ia menggigit bibir bawah Chenle. Sontak Chenle mengeluarkan suara,dan itulah yang Jisung inginkan.

"Jisung ? Chenle ?"suara tersebut membuat kegiatan mereka terhenti.

Ternyata ia adalah Jeno,ia baru saja tiba dan sudah disuguhi hal seperti ini. Ia pun mendudukan dirinya di sofa.

"Chenle,senang kau kembali. Kapan kau kembali ke sini?"tanya Jeno.

"Baru saja, Jisung menjemput ku."

"Baiklah. Jisung,kau tak memberi Chenle minum?!"

"Ah aku lupa. Chenle,tunggu sebentar,aku akan mengambilkan kau minuman."

Jisung pun berjalan ke dapur menjauhi Jeno dan Chenle. Suasana pun menjadi hening,lalu Jeno membuka suara.

"Chenle."

"Ada apa,hyung?"

"Berhati-hati lah dengan Jisung."

"Mengapa?"

"Aku akan menceritakan semuanya saat situasi mendukung. Apapun yang terjadi,tetaplah berhati hati dengan Jisung yang sekarang. Ingat , dengan Jisung yang sekarang."

To be continue

Don't forget to tap vote! ♥(✿ฺ´∀'✿ฺ)ノ

Hard For Me | ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang