6

3.1K 402 19
                                    

Kini Chenle berada di rumah Jisung,ia menginap karena permintaan Jisung. Mereka sibuk berbincang sedari tadi.

"Jisung,mengapa kemarin kau tak memberi kabar? Tak seperti biasanya."ucap Chenle seraya memajukan bibir nya.

"A-ah itu...maaf. Aku sedang sibuk."

"Sibuk? Apa yang kau sibukkan?"

"I-itu...kau tak perlu tahu."

"Sekarang kau mulai merahasiakan sesuatu dari ku,baiklah aku mengerti."

"Maksud ku,bukan begitu."

"Sudahlah."

Tentunya Jisung tak ingin memberi tahu pada Chenle bahwa dirinya telah disekap oleh Mark,kakak dari Chenle. Ia tak ingin membuat Chenle khawatir,ia juga tak ingin membuat Chenle membenci Mark. Ia tahu betul,jika ia memberi tahu itu Chenle akan merasa kesal bahkan membenci Mark.

Tiba tiba,ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Jisung. Chenle segera bangkit untuk membuka pintunya.

"Mari pulang."

Kalimat itu membuat Chenle cukup terkejut,ia lebih terkejut lagi karena Mark yang melontarkan kata kata itu.

"Hyung? Mengapa kau berada disini?"

Jisung sontak bangkit dari duduknya,ia tiba tiba mendekat pada Chenle yang sedang kebingungan. Jisung berdiri tepat di depan Chenle;dengan artian posisi berdiri Chenle digeser menjadi di belakang nya. Jisung menggenggam satu lengan Chenle erat.

"Maaf,namun Chenle akan bermalam disini bersama ku."ucap Jisung dingin,namun tatapan nya tak kalah tajam dari tatapan Mark.

"Tidak,ia harus pulang. Aku keluarga nya,aku lebih berhak atas nya."Mark terlihat menatap Jisung dengan tatapan maut.

"Chenle,tunggu disini. Aku dan Mark hyung akan berbicara."Jisung langsung menarik Mark dari sana.

Chenle yang kebingungan hanya diam tak melontarkan satu kata pun.

Setelah menjauh dari kamarnya,Jisung menghempaskan Mark hingga terjatuh. Terlihat rahang Jisung mengeras.

"Pergilah. Kau mengganggu kami,bodoh."

"Aku akan membawa nya pulang,ia akan bersama ku."

"Tak akan pernah,ia tak akan pulang."

Bugh.

Mark memukul wajah Jisung,namun Jisung terlihat diam tak menyerangnya kembali. Ia hanya tertawa kecil.

"Tak perlu menghabiskan tenaga mu untuk memukul ku,Lee. Semua itu percuma,hanya akan membuat mu lelah."

"Kau pikir kau akan selalu selangkah maju di depan ku?! Tidak. Seiring berjalannya waktu,Chenle akan meninggalkan mu. Ia akan membenci mu,pecandu obat obatan. Memang tak berguna."Mark berdecak.

Bugh.

Satu pukulan menghantam perut Mark. Jisung memang kesal jika sudah disangkut pautkan dengan obat obatan. Ia memang tak bisa menerima fakta tersebut.

"Jisung?! Mark?! Apa yang terjadi?!"Jeno baru saja pulang,ia dikejutkan dengan suara pukulan.

"Aku pulang,Jeno. Selamat malam."Mark bangkit dan pergi setelah mendapat satu pukulan yang diberikan Jisung.

"Jisung? Ada apa? Mengapa kau memukul nya?"tanya Jeno keheranan.

"Bukan urusan mu."Jisung pergi meninggalkan Jeno begitu saja.

Saat tiba di kamar nya,terlihat Chenle yang sedang kebingungan. Ia duduk di tepi kasur seraya menggigit bibirnya.

"Jisung? Apa yang kau bicarakan dengan Mark hyung? Dimana ia sekarang?"

"Ia sudah pergi."

"Begitu rupanya... Tak biasa nya ia menyuruh ku pulang kerumah... Kira kira,ada apa?"

"Tak ada apa apa. Ia hanya kesini untuk mengunjungi Jeno hyung,dan hanya berbasa basi menyuruh mu pulang."

"Baiklah,ku kira sesuatu terjadi."

"Tidak,sayang. Kemari."Jisung menciumi pucuk rambut Chenle.

Tak lama kemudian,Jisung terlihat akan keluar dari kamar nya.

"Jisung,kau mau kemana?"

"Aku ingin merokok."

"Uhm...kau akan meninggalkan ku sendirian?"

Jisung menghela nafas nya kasar. Lalu ia mendekat pada Chenle.

"Baiklah,aku tak akan kemana mana. Aku akan berada disini bersama seseorang yang sangat manis."

Pipi Chenle panas,Jisung selalu saja berhasil membuatnya tersipu. Tiba tiba,Jisung menggigit pipi Chenle. Chenle hanya meringis kesakitan,Jisung memang sering melakukan itu.

~
~
~
~
Sementara itu,di kediaman Mark dan Chenle, Mark terlihat geram.

"Sialan,Jisung. Kali ini kau menang. Jika tak ada Jeno dan Chenle disana,ku habisi nyawa mu."

Kemudian,tak lama kemudian Mark kedatangan seorang ketua gangster yang ia kenali. Ia tak terkejut,karena ia yang memerintahkan ketua gangster tersebut datang ke rumah.

"Jadi,kau ingin bagaimana?"

"Aku ingin Park Jisung menghilang. Atau sekedar mati konyol mungkin."

"Mati konyol? Maksudmu kita membunuh nya?"

"Ah...tidak. Jika ia mati karena dibunuh,tentu saja Chenle akan menangis dan tetap mencintai nya. Aku ingin ia mati konyol dan membuat Chenle membencinya."

"Sangat sulit. Mari ku pikirkan."

"Aku tahu caranya,Jisung adalah pecandu obat obatan. Aku ingin membuatnya mati saat ia mengkonsumsi obat obatan."

"Baiklah. Kami tahu sebuah cara,tenanglah. Ku pastikan ia akan mati setelah ini."

"Terima kasih." Mark menyeringai,hatinya seperti memiliki kembali harapan yang bagus.

Ketua gangster tersebut lalu pergi dari kediaman Mark.

"Sebentar lagi,kau akan mencintai ku,Zhong Chenle. Aku akan membuat mu melupakan Jisung-mu yang bodoh."batin Mark.

To be continue

Don't forget to tap vote ! (◍•ᴗ•◍)❤

Hard For Me | ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang