🔞🔞🔞
Jeno telah mengetahui semuanya,bahwa Mark yang membuat adik tirinya begini. Entahlah,Jeno sangat terkejut dan kecewa. Pasalnya,ia mengganggap Mark sebagai teman yang baik.
"Aku tak ingin pertemanan baik kita rusak,Jeno."ucap Mark dingin.
"Aku pun begitu,kau tahu aku telah menganggap mu sebagai teman yang sangat baik,namun aku tetap kecewa."
"Maaf...aku melakukan ini---"
"Lupakan,Mark. Aku hanya berharap bahwa Jisung masih bisa hidup. Bagaimana pun,ia satu satunya anggota keluarga ku,walaupun hanya sebagai kakak-adik tiri."
Namun Mark tetaplah Mark,ia bahkan tak merasa bersalah sedikit pun,apapun yang ia lakukan adalah hal yang benar,menurutnya. Ambisi nya untuk merebut Chenle masih tersimpan rapi di hatinya.
"Chenle harus ikut pulang bersama ku,mengingat Jisung sedang kritis."
Jeno menoleh ke arah Chenle yang ada di sampingnya. Namun perkataan Mark dibalas oleh gelengan yang cepat dari Chenle. Pertanda ia tak ingin ikut pulang bersama Mark.
Chenle segera menggeleng,lalu mencengkeram kuat lengan Jeno. Ia tetap tak ingin pulang bersama Mark,walaupun Jisung sedang dalam keadaan kritis.
"Kau lihat sendiri? Ia tak ingin pulang."ucap Jeno.
Mark memutar bola matanya malas,lalu pergi meninggalkan kediaman Jeno. Akhirnya,Chenle bisa bernafas dengan lega.
"Hyung,setiap malam aku akan menginap di rumah sakit,menemani Jisung."
"Tidak,Chenle. Kita bisa menjenguk Jisung setiap hari tanpa menginap disana. Kau akan sakit bila terlalu lelah."
"Aku ingin Jisung segera tersadar... Aku merindukannya."
"Ya,kita hanya bisa berdoa. Semoga saja."
Seperti biasa,bila malam tiba Chenle akan cepat tertidur,ia masih tertidur di kamar Jeno karena kamar Jisung masih perlu di steril. Dan otomatis,setiap hari Jeno akan tertidur di sofa.
Kini Chenle sudah terlelap,Jeno bersiap akan tertidur. Ia merebahkan tubuhnya di sofa,dan mulai memejamkan mata.
Dor.
Dor , dor.
Terdengar suara mengerikan;suara pistol yang menembakan tiga kali pelurunya. Suaranya cukup keras,sepertinya itu bukan pistol biasa. Dengan keadaan panik,Chenle keluar dari kamar,mencari keberadaan Jeno.
Terlihat Jeno yang telah memejamkan matanya kembali membuka mata.
"Chenle,kau mendengar nya?"
"Sangat,aku sangat mendengarnya."
Wajah Chenle berubah menjadi pucat,netra nya kemudian berkaca kaca.
"Aku takut."ucap Chenle.
"Kemari."Jeno melayangkan sebuah pelukan pada Chenle.
Setelah beberapa saat,tembakan itu mulai terdengar lagi. Jeno berniat akan mengecek nya keluar,namun Chenle melarangnya. Chenle takut seseorang akan menyakiti mereka. Dan akhirnya mereka memutuskan tetap berada di dalam.
"Aku mengantuk,namun takut untuk tertidur. Andai saja Jisung ada disini..."lirih Chenle.
"---ia akan memeluk ku sepanjang malam bila aku merasa sedang tak nyaman ataupun ketakutan. Jisung,aku membutuhkan mu."
"Aku bisa menggantikan Jisung."ucap Jeno.
"A-ah? Maksud mu?"
"Aku akan memeluk mu sepanjang malam,agar kau merasa tenang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard For Me | Chenji
Fanfiction[C O M P L E T E D ] Bagaimana cinta dapat membuat seorang Zhong Chenle tetap bertahan dengan pria pecandu obat obatan? ⚠WARNING⚠ • bxb. •cerita ini hanya fiksi, tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata para tokoh. Start : Januari 2021 End : Feb...