👶7👶

7.1K 674 173
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak saat membaca dan selesai membaca bun 😘 vote and komen🤗

-Happy Reading-


"Hahaha"

Jisung mendengar ketawa Chenle saat masih asik menjelajahi rumah gedenya itu

Suara itu berasal dari arah belakang, tepatnya di kolam renang taman belakang rumahnya, tanpa pikir panjang Jisung langsung menuju kearah sana dan sesampainya disana tepat sekali, ia melihat Chenle yang lagi duduk sembari menyelupkan kedua kakinya di kolam itu

"Nanti kalau dedek sudah lahir bunda ajarin berenang deh"

Samar-samar Jisung mendengar kalau Chenle sedang berkomunikasi dengan baby didalam perutnya

"Chenle-yaa" panggil Jisung

"Jisung-ah" kaget Chenle dan langsung berdiri melihat kearah Jisung yang kini berjalan menghampiri nya

"Chenle-yaa" ujar Jisung lagi dan langsung berhamburan memeluk Chenle, Chenle merasa heran

"Kenapa?" tanya Chenle yang heran

"Maaf telah mengabaikan mu" kata Jisung

Chenle pun melepaskan pelukan dari Jisung secara paksa, kali ini Jisung merasa kaget

"Memaafkan mu?" tanya Chenle, Jisung pun mengangguk

"Aku kesel sama kamu" sambung Chenle

"Chen-"

Bugh..!

Ucapan Jisung terhenti saat Chenle dengan tiba-tiba mendaratkan bogemannya ke wajah Jisung, entahlah kini Chenle merasa puas setelah menonjok wajah Jisung itu. Jisung pun terpelanting kebelakang saat mendapat pukulan dari Chenle yang menurutnya kuat itu

"Akh.." rintih Jisung sembari memegang wajah yang habis ditonjok dengan Chenle

Chenle tersenyum puas, "Aku memaafkan mu" kata Chenle kemudian

Jisung melongo sembari menahan perih dipipi nya,

"Apa begitu sakit?" tanya Chenle yang kemudian khawatir melihat wajah Jisung yang lembam akibat tonjokan nya

"Sedikit" balas Jisung

"Itu hukuman sebagai permintaan maaf mu, aku menahan kesel sama kamu sedari tadi, karna kamu aku jadi membuang makanan, jika bunda tau pasti bunda akan marah kepadaku" kata Chenle

"T-tidak apa, aku senang mendapat tonjokkan darimu asal kau mau memaafkan ku, kalau perlu tonjok terus jika bisa menghilangkan rasa kesal mu Chenle-yaa, aku rela." ucap Jisung yang tersenyum

"Hiks-"

Chenle langsung memeluk Jisung sembari kembali menangis, lalu Jisung pun membalasnya

"Hiks maafin aku karna pergi tadi pagi tanpa sepengetahuan kamu hiks" ucap Chenle yang tercampur dengan tangisnya

"Aku yang seharusnya minta maaf, Chenle-yaa" balas Jisung yang sangat merasa bersalah

"Iya kamu jahat hiks kamu nyuekkin aku hiks terus kamu gak balas pesan-pesan aku hiks terus kamu jahat karena makan berdua dengan si Lami itu hiks kamu jahat" ucap Chenle kemudian, maklum hormon bunting jadinya tsundere:")

"Hah pesan?" tanya Jisung sembari melepaskan pelukan mereka

"Iya sedari tadi aku mengirimkan mu pesan kalau aku menyuruh mu cepat pulang, karena aku memasak makanan kesukaan mu, tapi kau tidak membalas bahkan tidak membaca nya" kata Chenle dengan raut muka sedih

"T-tapi sedari tadi aku tidak menerima pesan darimu di handphone aku" ujar Jisung yang kebingungan

"Hah kok bisa sih? Padahal pesannya masuk kok" ucap Chenle lalu memberi handphone nya ke Jisung, "Lihat aja sendiri tuh" sambungnya

Jisung pun melihat seluruh pesan Chenle, emang benar tapi kenapa tidak sampai di handphone Jisung

"Handphone kamu selalu sama kamu kan sedari ngantor tadi?" tanya Chenle yang curiga

"Iya, handphone aku selalu aku taruh di samping laptop aku kalau lagi kerja" balas Jisung

"Keknya ada yang jahil"

"Jahil gimana?" tanya Jisung yang bingung

"Ya mana tau ada yang sengaja menghapusnya, lagian handphone kamu aja layarnya gak pake kata sandi" kata Chenle

"Masa sih, tapi siapa?"

"Orang sirik mungkin" balas Chenle

Jisung pun semakin bingung lalu mengingat kembali kegiatan dikantornya tadi

"Tadi emang saat aku mengambil berkas yang ketinggalan di dalam mobil, handphone aku emang aku tinggal di ruangan"

"Terus, ada siapa aja disana?" potong Chenle

"Hanya Lami yang keluar masuk ruangan untuk meminta ku menandatangani berkas meeting" ucap Jisung

"Hem wanita ular itu ternyata biang kerok nya, yakin sekali" gumam Chenle sangat kecil

"Apa?" saut Jisung yang tidak dengar

"Bisa aja sekretaris mu yang menghapusnya" balas Chenle

"Tapi kenapa?" Ujar Jisung

"Dia pengen ngerebut kamu dari aku kali" jawab Chenle

"Ya enggak lah mana mungkin" balas Jisung dengan cepat

"JADI KAMU BELA DIA?!" Saut Chenle yang tidak terima

"B-bukan begitu sayang.."

"Hiks hiks TAU AH KAMU EMANG JAHAT hiks BUNDAAAA LELE MAU PULAANGG.." Raung Chenle kembali menangis, lalu berlari masuk kedalam meninggal Jisung yang cengo melihat kelakuan istrinya itu

"Chenle-yaa..!" Panggil Jisung sembari menyusul Chenle yang ternyata menuju kearah kamar

Sesampainya dikamar, Jisung lebih dulu menarik pergelangan tangan Chenle, lalu memeluk nya dengan erat

"Bukan begitu maksud aku.."

"Lepasin gak! Hiks bela aja terus sekretaris kamu tuh hiks hiks" ucap Chenle memberontak didalam dekapan Jisung dan akhirnya pun terlepas

"Iya iya aku minta maaf aku gak bela dia. Udah yaa jangan nangis.." ucap Jisung yang mengalah sembari menghapus airmata Chenle menggunakan jempol tangan nya

"Hiks kamu pecat aja dia" ucap Chenle tiba-tiba

"Heyy aku gak bisa ngambil keputusan kek gitu tanpa ada alasan yang jelas kenapa aku memecat dia" balas Jisung

"Alasannya kan bisa karena dia sudah lancang menghapus pesan dari istri bos" kata Chenle meyeletuk

"Chenle-yaa dengarkan aku, berhenti bersikap kekanak-kanakan seperti itu, jangan mementingkan ego dengan membuat orang lain menderita" ujar Jisung

"Iya aku kekanak-kanakan, kenapa? Masalah? Gak suka? Yaudah bodoamat" balas Chenle dengan judesnya

Jisung menghela nafas nya, Jisung heran kenapa sifat istrinya yang suka berubah-ubah, terkadang ia juga merasa capek menghadapi sifat istrinya itu. Jisung juga manusia biasa, punya batas kesabaran seperti yang lain.















Oke ini cerita semakin tidak jelas, bener kan?🤧💚

My Baby ❌ CHENJI/JICHEN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang