Part 4

1K 216 0
                                    



Membuat cup cake vanila dengan cream strawberi dan taburan spingkle yang melimpah adalah kegiatan rutin di hari minngu, pasalnya, itu adalah permintaan khusus gadis kecil kesayangan Ariana. Sekarang hari minggu yang biasanya diisi dengan bekerja di dapur sekarang sedikit berubah, masih di toko kue tapi melakukan kegiatan lain. Membaca buku cerita, mewarnai, bermain puzel sampai petak umpet jadi kegiatan favoritnya sekarang.

Mama juga sekarang selalu mengunjungi toko di hari yang sama dengan Lala, tentu saja agar bertemu sahabatnya itu. Padahal setiap hari mereka berhubungan lewat ponsel. Ada saja yang dibicarakan kedua perempuan super itu, hingga suatu hari Ariana tidak sengaja mendengar percakapan mamanya denngan Oma Lala tentang kepergian suaminya untuk selamanya tiga tahun lalu, yang membuat putra semata wayangnya harus bekerja keras  mengurus dua usaha sekaligus, miliknya dan milik ayahnya bersamaan. Pantas saja Lala bercerita kalau ayahnya jarang berada di rumah, dalam hari Ariana merasa kasihan kepada anak itu.

Setiap menginjungi toko Lala selalu bermain di pangkuannya, sedangkan Omanya sibuk dengan Mama Ariana. Ariana tidak merasa keberatan sama sekali. Belum merasakan kasih sayang seorang ibu, membuat Lala manja sekali kepada Ariana. Tante Nindi tidak bisa menahan lebih lama keinginannya untuk membicarakan perjodohan antara putranya dan putri temannya itu, menurutnya Ariana adalah perempuan yang tepat.

Suatu malam Ariana tidak sengaja mendengar Mama dan Papa sedang membicarakan dirinya, rupanya benar, Mama ingin menjodohkannya dengan anak dari sahabatnya.  Awalnya Papa menolak karena tahu karakter putrinya, namun Mama juga pandai merayu Papa hingga akhirnya setuju-setuju saja dengan rencana Mama. Ini membuat Ariana gelisah dan takut di saat yang bersamaan, bagaimana kalau Mama memaksanya untuk segera menikah? Bahkan dia tidak mengenal anak dari Tante Nindi itu. Malam itu Ariana tidak bisa tidur sampai pagi.

Hal yang paling menakutkan terjadi di pagi harinya saat sarapan, Ariana tidak tidur sampai menjelang pagi, tapi dia tidak pernah bangun kesiangan, sehingga dia bisa sarapan bersama orang tuanya. Awalnya, Mama menyinggung soal Lala yang tidak punya ibu, sampai pada niatnya menjadikan Ariana ibu sambung dari anak itu, tentu saja langsung ditolak saat itu juga oleh Ariana, biasanya Papa akan membelanya tapi, kali ini dia benar-benar sendirian. Papa diam saja saat dirinya akan dijodohkan dengan seorang duda beranak satu. Kemana Papa yang selalu membelanya? Entah apa yang dikatakan Mama sampai Papa nurut-nurut saja seperti ini.

“Kenapa harus jodoh-jodohan segala sih, Ma? Aku juga bisa nyari pasangan sendiri.”

“Tapi sampai kapan? Usiamu bukan usia main-main lagi lho sayang, kamu juga gak pengalaman soal laki-laki, pacaran saja belum pernah.” jawab Mama dengan nada mencibir.

“Tapi gak sama duda juga kali, Ma! Kayak anaknya gak laku aja,”

“Bukan gak laku, tapi males cari jodoh aja!” timpal Mama lagi.

“Pokoknya aku gak mau, aku memang sayang sama Lala, tapi gak harus jadi ibunya juga, aku gak kenal sama anaknya Tante Nindi itu!”

“Makanya kenalan dong, kamu jangan berpikiran sempit hanya kerena dia duda beranak satu, dia jadi duda juga bukan karena pernikahan yang gagal. Lagi pula kamu aja masih jomlo.”

Ariana berpikir keras, mungkin bila dia memiliki pasangan, Mamanya tidak akan ngotot menjodohkannya. Dengan sedikit bujukan, Mama akhirnya setuju tidak membahas perjodohan lagi kalau Ariana punya pasangan, sekarang yang jadi masalah, bagaimana caranya mendapatkan pasangan.

Dari sekian banyak orang yang dia kenal, hanya sepupunya yang bisa diandalkan dalam urusan laki-laki. Bagaimanapun juga Laura pasti punya banyak kenalan, atau mungkin teman pacarnya ada yang jomlo, itu lebih baik dari pada harus repot-repot mencari pasangan. Bukannya mau mempermainkan orang tua, hanya saja Ariana terlalu malas memikirkan hal yang rumit, asmara jelas sebuah hal yang rumit.

Minggu siang setelah berbasa-basi dengan Tante Nindi dan bermain sebentar dengan Lala, Ariana ijin pergi kepada mereka, beralasan ingin bertemu teman akhirnya dia sampai di sebuah rumah mewah milik sepupunya. Laura sudah hidup terpisah dengan orang tuanya sejak kuliah, itu membuat Ariana merasa bebas bercerita tanpa adanya orang tua yang menguping, dia tahu pasti Mama akan meminta Tantenya mematata-matai dan mencuri dengar curhatnya. Dia juga sengaja berangkat siang karena tahu Laura pasti tidak bangun pagi di hari libur.

Kedatangannya disambut oleh para pelayan yang langsung meminta Ariana masuk ke kamar Laura, atas permintaan Laura sendiri. Sudah menjadi rahasia umun kalau gadis itu tidak bisa bangun pagi di hari minggu, pasalnya dia selalu menghabiskan waktu malam minggunya bersama kekasihnya. Ariana juga tidak mengerti, kenapa perempuan dewasa seperti sepupunya tidak bisa mengatur waktu. Itulah yang membuat dirinya malas mencari pasangan, bisa-bisa hidupnya rumit seperti Laura, anehnya sepupunya itu terlihat bahagia saat punya kekasih.

Mengetuk pintu beberapa kali, hingga terdengar  sahutan dari dalam menyuruhnya masuk barulah Ariana masuk. Kondisi kamar yang berantakan, sprei yang sudah tidak berbentuk lagi, dan pakaian yang bertebaran di lantai juga jangan lupakan bra yang terdampar di lengan sofa, membuat Ariana mengelengkan kepala beberapa kali. Apa sepupunya tidur tanpa pakaian?

Sambil menyingkirkan bra di lengan sofa, Ariana mengomel pada sepupunya yang hanya dibalas dengan cengirn lebar. Niatnya mau curhat tapi entah kenapa dia malah berakhir mendengarkan kisah romantis dari mulut sepupunya. Ariana sudah dewasa pasti paham apa yang terjadi setelah makan malam romatis dan berdansa, berpelukan, berciuman, entahlah Ariana tidak terlalu paham apa yang dilakukan orang yang sedang kasmaran.

Ariana selalu jadi pendengar yang baik, tapi untuk kali ini, dia harus memotong cerita dari Laura, nasibnya sekarang di ujung tanduk tidak ada waktu mendengar cerita yang sama setiap minggunya. Dengan tidak sabaran dia bercerita tentang rencana Mamanya, dan itu membuat Laura kaget setengah mati. Pasalnya, orang tua Ariana adalah orang tua yang paling asyik yang pernah ia temui. Tidak seperti orang tuanya yang memerintahkannya ini dan itu, semua sudah diatur dari sekolah di mana, eksklul apa yang harus diambil, masuk universitas mana, jurusan apa dan harus jadi apa sudah diatur. Hanya urusan asmara orang tuanya tidak terlalu ikut campur bahkan cenderung membebaskan asal Laura berpacaran dari kalangan atas.
Menghela napas, Laura beranjak dari tempat tidurnya memunguti pakainanya satu persatu, dia tidak telanjang bulat masih ada gaun satin tipis yang membalut tubuhnya, meskipun tidak tertutupi sepenuhnya. Memasukan pakaina kotor kedalam keranjang dan segera mengambil laptopnya di meja kerja, segera ia hidupkan dan langsung mengklik satu aplikasi yang terdapat di dalam layar itu, Ariana hanya mengernyit bingung, kenapa sepupunya malah menghidupkan laptop, bukan mencari solusi atas masalahnya.

Laura menghampiri Ariana di sofa panjang  dekat jendela lalu menyodorkan laptopnya, di layar terdapat sebuah aplikasi bernama Madam Rose, yang Ariana tidak paham, aplikasi itu fungsinya untuk apa, dan apa hubungannya dengan permasalahan dirinya. Laura berdecak sambil menjelaskan apa kegunaan aplikasi itu, Ariana hanya melongo tidak percaya, sepupunya ternyata benar-benar tidak waras. Untuk apa dia repot-repot meminta bantuan kalau ujungnya mengikuti perjodohan juga.

Dari berbagai penjelasan, yang Ariana tangkap adalah, Madam Rose adalah aplikasi kencan online yang tidak memperbolehkan menggunakan data palsu tetepi boleh menutupi identidas. Kemudian yang membuat Ariana tertarik adalah, dilarang bertukar data pribadi dan bisa berkonsultasi tidak terbatas asal menjadi member premium. Ariana mengangguk mengerti akan sistem aplikasi tersebut, hanya saja yang tidak ia mengerti, kenapa sepupunya tidak mencarikan pasangan untuknya secara langsung saja, kencan buta misalnya?

Dengan sedikit bujukan Ariana menurut saja dengan usul sepupunya itu, dia memilih menu Bilnd Date, di mana dia tidak perlu memberikan data asli sebelum merasa cocok dan bersedia dipasangkan secara acak dengan siapapun. Baginya tidak masalah, toh ini hanya coba-coba, siapa tahu memang benar-benar bertemu jodohnya di sana. Dengan menggunakan foto dirinya yang sedang tersenyum dengan menggunakan cardigan merang dan make up tipis, menurutnya lumayan tidak terlalu jelek.

Jika dipikir ulang, penampilannya tidak terlalu buruk, ada beberapa teman yang mendekatinya saat masih belajar di Le Cordon Bleu Paris. Hanya saja ia terlau fokus pada tujuannya, orang tuanya memberikan kebebasan memilih akan menjadi apa dirinya, tentu tidak boleh ia sia-siakan. Sayangnya kesuksesannya dalam meraih impian tidak sejalan dengan kisah asmaranya, sekali lagi bukan karena tidak ada yang mendekatiinya, melainkan karena dirinya sendiri tidak pernah memikirkan urusan asmara.
Dalam sekejap, ada beberapa notifikasi dari aplikasi Madam Rose masuk ke ponselnya, Ariana juga mengunduh aplikasi itu agar mempermudah dirinya menggunakan aplikasi tersebut. Ada banyak akun yang menyukai profilnya dan ada beberap yang menarik menurutnya, tapi yang begitu menyita perhatiannya adalah akun bernama Kang Bengkel, dengan profil laki-laki yang tengah menunduk di bawah Kap Mesin yang terbuka, menggunakan wearpack safety berwarna abu tua, dan menapakan setengah dari wajahnya. Tampak misterius dan menarik bagi dirinya, entah apa yang membuat jarinya bergerak mengeser ke kanan pada profil tersebut.

Laura berdecak kagum saat melihat sepupunya begitu cepat memilih pasangan dari aplikasi tersebut. Bukannya ia tidak mau mengenalkan Ariana pada teman-temannya, hanya saja dia sudah bosan dengan penolakan gadis itu setiap kali diajak berkenalan dengan laki-laki. Selalu ada saja alasan yang dipakai agar bisa menghindar, padahal sepupunya itu selalu menjadi incaran teman-temannya, Ariana itu cantik dan kepribadiannya menarik hanya saja dia tidak sadar akan daya tarik dirinya sendiri. Diam-diam dia berterima kasih pada adik Papanya itu atas ide perjodohan  Ariana, sehingga membuat Ariana termotifasi dalam mencari pasangan.

Melihat Ariana begitu serius dengan ponselnya membuat ide untuk usil timbul di otak Laura, dengan sengaja ia melempar bra bekas ia pakai semalam ke wajah sepupunya dan langsung membuat Ariana menjerit seketika. Terjadi kejar-kejaran di kamar luas tersebut, Ariana mengejar sampai Laura menyerah dan terduduk di lantai. Tanpa sengaja Ariana melihat bercak merah di belahan dada sepupunya, Ariana bukan anak kecil ia sudah menduga ada yang salah dengan percintaan sepupunya kali ini.

Sadar diperhatikan membuat Laura tersenyum malu-malu, ia menceritakan semuanya  kepada Ariana, itu membuat Ariana lega, karena sepupunya tidak menyerahkan diri begitu saja, hanya saja pacar Laura kali ini cukup membuatnya khawatir. Laura memacari  anak seorang pengusaha  kaya raya yang hobinya berganti pacar, bukan rahasia lagi kalau laki-laki itu seorang playboy, tapi sepupunya seakan menutup mata dan berkilah bahwa pacarnya sudah berubah. Semoga saja itu benar, awas saja bila suatu hari Laura menangis gara-gara pacarnya itu, dan merepotkan dirinya lagi.

Mak Combalng Jilid 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang