Part 13

766 181 8
                                    

Maafkeun aku yang suka ngaret ini 😆
Jan lupa taburan bintang dan komennya  qaqa 😗

Setelah kepergian Nando dari tokonya, Ariana hanya bisa termenung memandang bunga Aster yang berjejer rapi di ruangannya. Awalnya Ariana merasa sikap Rio berlebihan, mengirimkan bunga sekaligus pot dan media tanamnya, tetapi akhirnya dia mengerti, bunga-bunga itu bermekaran setiap hari, asalkan disirami dan diberi cahaya matahari, bunga itu tumbuh subur. Setidaknya memandang bunga favoritnya bisa menghilangkan sedikit kegundahan hatinya. Dalam hal ini, Ariana berterima kasih pada Rio.

Hari menjelang petang tanpa terasa, Ariana segera membereskan  barang-barangnya berniat pulang. Hari ini begitu melelahkan, kedatangan Nando tanpa pemberi tahuan cukup mengejutkannya. Nando, lelaki itu selalu bisa membuat hatinya luluh, seharusnya Ariana bisa sedikit lebih kejam pada lelaki itu, hubungan tanpa statusnya membuat bahagia dan sedih di saat bersamaan.

Mencoba menghilangkan penat, sebelum pulang, Ariana berkeliling mall yang tidak jauh dari tokonya. Sekali-kali makan malam di luar dan menikmati waktu sendiri tidak ada salahnya. Ia memasuki sebuah toko buku besar, berkeliling dan mencari beberapa novel yang akan Ariana beli. Ketika sedang asyik memilih buku, sebuah tepukan ringan dipundaknya membuatnya terperanjat, saat berbalik Ariana kembali dikagetkan  saat melihat sosok yang ada di depannya.

Rio masih saja memamerkan cengirannya yang membuat Ariana semakin kesal, entah kenapa hari ini bisa sampai dua kali bertemu dengan lelaki itu. Sialnya, sekarang semua mata tertuju pada mereka saat Rio tertawa melihat wajah kaget Ariana. Rio selalu berkata bahwa pertemuan mereka adalah takdir, tentu saja pendapat lelaki itu membuatnya geli. Mall adalah tempat yang bisa dikunjungi siapa saja, bukan tidak mungkin mereka bisa bertemu secara kebetulan begini, batin Ariana. Kemudian, bukankah lelaki itu selalu dengan sengaja berkunjung ke tokonya? Takdir dari mananya?

Rio tidak melewatkan kesempatan begitu saja, setelah membelikan beberapa buku untuk Ariana yang tentu saja diprotes oleh perempuan itu, tetapi tidak digubrisnya sama sekali. Rio mengajaknya makan malam di salah satu restoran di mall itu. Ariana yang tadinya berencana menghabiskan waktunya seorang diri, sekarang malah makan bersama Rio. Tidak ingin bersikap tidak sopan Ariana hanya menurut saja ketika tanganya di tarik menuju sebuah meja yang menghadap ke arah luar, dinding restoran yang terbuat dari kaca membuat Ariana bisa dengan jelas melihat orang berlalu-lalang.

Nasi goreng seafood, cap cay, dan beberapa makanan kecil seperti tahu isi dan risoles menjadi pesanan Ariana, sedangkan Rio hanya memesan sop buntut lengkap dengan nasi putih, Rio tidak menyangka, perempuan seperti Ariana, memiliki selera makan yang besar. Rio sering makan bersama beberapa kolega  perempuan, tetapi mereka semua seperti menjaga makan di depanya, makan hanya dua suap sudah mengaku kenyang. Ariana berbeda sekali, gadis itu tidak terlalu memusingkan soal makanan,  Ariana bahkan tidak segan mencomot beberapa tahu isi dan memakannya dengan menggunakan tangan. Ariana yang apa adanya, membuat Rio semakin memuja gadis itu.

Ariana bukan tidak tahu bahwa Rio sedang memerhatikanya, sungguh ia tidak peduli, hidangan yang tersaji di hadapannya lebih menarik ketimbang lelaki yang terus saja tersenyum melihat cara Ariana makan. Laki-laki yang aneh, pikir Ariana. Ariana berhenti mengunyah saat tanpa sengaja melihat sosok yang dia kenal, Nando. Laki-laki itu berjalan dengan seseorang yang dia kenal, sepupunya Laura, entah bagaimana mereka bisa bertemu.

Melihat Ariana menghentikan makannya Rio merasa heran, lalu mengikuti ke mana arah mata cantik Ariana memandang.

“Bukannya itu sepupu kamu ya? Aku kayanya kenal sama laki-laki yang bareng sama dia,” celetuk Rio, yang mampu membuyarkan lamunan Ariana.

“Oh ya, kok kamu bisa kenal sama Nando?” Alih-alih bertanya kenapa Rio mengenal sepupunya, ia malah lebih tertarik dengan bagaimana Rio bisa kenal dengan Nando.

Mak Combalng Jilid 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang