Part 16

762 170 12
                                    

Part ini spesial buat Mas Rio yang baik hati dan anti baper 😍


Ariana terus memijit pelipisnya, ia merasa pusing. Sedari tadi, Ariana sudah mendengar ocehan dari klien di depannya. Perempuan muda itu terus saja mondar mandir sambil memerhatikan sketsa buatannya.

“Gini lho Mbak, aku itu mau cake yang elegant, mewah, dan menjadi pusat perhatian tanpa menutupi pesona aku. Aku mau, cake dan pengantinnya sama-sama menjadi sorotan.” cecar gadis yang Ariana perkirakan umurnya masih dua puluh tahun itu.

“Jadi, menurut Mbak Vanya, apa yang kurang mungkin ada yang bagian desain yang kurang berkenan di hati anda?” tanya Ariana langsung.

“Gimana sih, kata orang-orang Mbak patissier  yang  terkenal. Sekolahnya aja di Prancis, masa Cuma bikin kue gitu aja gak bisa.” tukas gadis itu sambil menunjuk di depan wajah Ariana.

“Maaf Mbak, saya membuat desain sesuai pesanan anda. Mewah, glamor, girly,” jawab Ariana, ia ingat betul tentang permintaan kliennya. Entah kenapa masih ada saja yang salah, seolah-olah apa yang Ariana lakukan selama ini tidak ada artinya di mata sang artis.

“Yaa ... itu kemarin, sekarang saya maunya yang mewah tapi elegant, gak usah banyak alasan, saya gak mau tahu, pokonya dalam seminggu ini belum ada yang cocok, saya mau cari tukang kue yang lain.” tutup Vanya sambil berlalu pergi dari ruangan Ariana.

Sekali lagi Ariana memijit pelipisnya, Ariana merasa tidak berguna. Sudah beberapa hari ia terus memikirkan desain kue dan permintaan calon pengantin, susah payah ia menuangkan ide di tengah kegalauan, tapi ternyata itu sia-sia. Mungkin benar, sekarang ia kehilangan ‘sentuhan ajaibnya’.

Meletakan kening di atas meja, Ariana mencoba memikirkan konsep pernikahan dan permintaan dari kliennya, tetapi semakin dipikirkan kepalanya semakin berdenyut sakit. Seharusnya dari awal ia tidak usah menerima order semacam ini. Ariana benar-benar terlihat kacau, ia butuh penyegaran, semua masalah yang menimpanya membuat otaknya terasa buntu.

Saat pikirannya sedang melanglang buana, Ariana dikejutkan dengan kedatangan Rio, lelaki itu seperti menyadari kegelisahannya. Ia berinisiatif mengajak Ariana pergi menghirup udara segar, mungkin saja usahanya kali ini berhasil. Setiap kali Rio mengajaknya pergi di luar urusan pekerjaan, Ariana selalu menolak. Namun lelaki itu tidak mau menyerah, ia yakin suatu hari nanti Ariana akan melihat ke arahnya.
“Sepertinya kamu butuh udara segar ya, Ariana,” kata Rio penuh harap.

“Sepertinya begitu, kepalaku sakit bangeet, dan aku seperti kehabisan ide, pengin deh pergi ke mana gitu, buat hilngain penat. Sayang, aku gak bisa pergi jauh, masih banyak yang harus aku kerjakan.” cicit Ariana. Tampak sekali perempuan itu sedang dalam masa stress tingkat tinggi.

“Gak harus jauh, sekarang gini aja, siapa yang paling pengin kamu temui?” tanya Rio ragu, jujur saja, ia juga khawatir kalau Ariana ingin bertemu kekasihnya, mungkin.

“Ada sih. Aku lagi kangen seseorang, dia orangnya paling bisa bikin mood jadi bagus. Kamu benar, aku gak perlu jauh, aku harus cepet ketemu dia!” seri Ariana senang.

“Eh kamu mau ikut Rio?” tanya Ariana tak enak hati, sebab Rio mungkin saja ada hal penting sampai mendatangi tokonya.

“Boleh, kalau tidak mengganggu,” jawab Rio ragu, bagaimanapun ia merasa tidak enak kalau harus mengikuti Ariana, tetapi dia juga penasaran siapa orang yang akan ditemui Ariana, yang katanya orang itu dapat mengembalikan moodnya.

Rio mengerutkan kening saat ia ajak Ariana ke sekolah TK tidak jauh dari toko gadis itu. Ia bertanya-tanya, apakah mungkin pacar Ariana seorang pengajar di sana? Rasanya tidak mungkin, jelas-jelas menurut informasi, Ariana masih sendri, gadis itu belum punya pacar, dan informasi itu ia dapat dari orang yang tidak mungkin berbohong, yaitu dari ayah Ariana sendiri.

Ariana terus saja celingukan mencari seeorang, tiba-tiba saja ada seorang anak yang memeluk kakinya. Ariana tertawa senang, ia terus menciumi Lala dan memeluk anak itu. Seketika Rio bernapas lega, rupanya bukan seorang lelaki, pikir Rio. Namuan kedekatan Ariana dengan anak itu membuatnya penasaran.

“Cantik, makan siang bareng Tante yuk, Tante udah bilang sama Oma mau ajak kamu makan, terus nganterin pulang deh!” ajak Ariana ceria, yang langsung mendapat hadian pelukan dari gadis kecil yang manis itu.

“Asyiiik ... tapi, itu siapa Tante?” tanya Lala sambil mentap lucu pada Rio. Rio-pun langsung membungkuk, dan memperkenalkan diri. Ia juga merasa gemas dengan tingkah anak di depannya. Benar kata Ariana, anak ini bisa membuat orang lain senang hanya dengan melihat senyumannya.

Setelah berbasa-basi sebentar, Ariana meminta Rio membawa mereka sebuah restoran tidak jauh dari dari sekolah Lala. Restoran khas sunda yang berkonsep saung menjadi pilihan Ariana, buan tanpa sebab, ia sangat menyukai olahan ikan gurame di restoran itu, begitupun dengan Lala. Jika dilihat sekilas, Ariana dan Lala seperti sepasan ibu dan anak..

Kalau ada yang harus menerima hadiah dan ucapan terima kasih, menurut Rio, Lala adalah orang yang tepat. Cucu dari sahabat mamanya Ariana ini, benar-benar berjasa, karena berkat dirinya, Ariana bisa tersenyum kembali. Suasana yang akrab dan penuh kekeluargaan mebuat hati Rio menghangat, ia sudah jarang berkumpul dengan keluarganya, dan kebersamaannya dengan Ariana juga Lala, membuatnya merasa bahagia. Rio bertekad sepulang dari tempat itu, ia akan menyatakan perasaanya terhadap Ariana.

Lamuan Rio terhenti ketika Ariana menepuk pundaknya, ia begitu kaget, tapi kekagetannya berubah saat melihat tawa Ariana dan Lala, wajahnya langsung memerah. Seandainya Ariana istrinya dan Lala putrinya, pasti ia akan sangat bahagia.

Sepotong gurame bakar sudah mendarat di piring Rio, tebak siapa yang memberi ikan itu? Tepat, Ariana orangnya, Rio berdoa semoga perempuan dihadapannya bersedia menjadi calon ibu dari anak-anaknya kelak. Akhirnya Rio bisa makan dengan lahap, Ariana terlihat begitu telaten membersihkan duri ikan untuk Lala dan dirinya, kurang apalagi coba, Ariana benar-benar calon istri idaman, batin Rio.
“Makasih ya, Rio, berkat kamu aku jadi bersemangat lagi,” ujar Ariana. Saat ini ia sedang dalam perjalanan kembali ke tokonya setelah mengantar Lala pulang.

“Sama-sama. Emh, sebenarnya ada yang mau aku omongin, tapi kamu janji jangan marah sama kau,” kata Rio, terlihst jelas kegundahan di matanya.

“Ngomong aja, aku janji gak akan marah!” seloroh Ariana sambil tertawa. Tawa Ariana membuat jantung Nando kebat kebit.

“Katakanlah aku lancang, tapi aku gak bisa megontrol hatiku, Ariana, sejak awal aku melihatmu saat berkunjung di showroom papamu, aku tidak pernah bisa mengalihakan pandangan dan hatiku ke arah perempuan lain. Sejauh ini aku berusaha keras untuk menahannya, karena takut kamu menjauh dariku. Namun, kali ini, aku gak bisa lagi menahan perasaanku, Ariana Prameswari, maukah kamu menerima cintaku?” tanya Rio dengan bersungguh-sungguh.

Seharusnya Ariana senang, senharusnya ia melompat kegirangan, setelah sekian lama akhirnya ada juga laki-laki yang menyatakan cinta padanya. Usiannya bahkah sudah hampir dua puluh sembilan tahun, namun baru kali ini ia menerima pernyataan cinta yang begitu tulus.

“Aku bingung harus jawab apa Rio, ini terlalu mendadak. Lagipula, ada seseorang yang aku sukai saat ini,” terang Ariana ragu. Hatinya kembali gundah, ia masih belum melupakan cinta sepihaknya terhadap Nando, rasanya tidak adil kalau harus menerima perasaan Rio, sedangkan hatinya masih dikuasai Nando.

“Kamu gak perlu kasih jawaban sekarang, cukup izinkan aku menujukan rasa cintakku karena aku tidak bisa memendamnya terlalu lama, biarkan kita tetap dekat seperti ini Ariana,” ujar lelaki itu tanpa ragu. Matanya tidak bisa berhenti menatap gadis bermata bulat di depannya.

“Tapi nanti kamu akan terluka, aku gak mau kamu semakin terluka karena aku gak punya perasaan apapun terhadap kamu,” sanggah Ariana cepat, ia tidak ingin memberi harapan palsu terhadap Rio.

“Terluka atau tidaknya itu urusan aku, itu semua resiko yang aku pilih sendiri, cukup beri aku kesempatan untuk mendapakan hati kamu. Kamu gak perlu mersas tidak enak, kita masih tetap bisa berteman seperti biasanya,” tutur Rio tanpa menunggu jawaban dari Ariana. “Kamu gak perlu merasa terbeban, cukup kita jalani seperti biasa saja, jangan terlalu banyak pikiran, nanti kamu sakit lagi.” tambahnya lagi.

Setelah percakapnya dengan Rio, Ariana cukup lama terdiam  sampai mobil Rio sudah memasuki parkiran tokonya. Rio membukakan pintu, dan Ariana lang sung tutun tanpa berkata apapun. Rio sadar mungkin perkataannya membuat  Ariana terganggu, tapi ia merasa lega akhirnya apa yang selama ini ia pendamdapat ia ungkapkan juga. Tanpa banyak bicara. Rio langsung pamit pulang yang hanya dibalas sebuah anggukan dari Ariana.

Ariana memsuki ruangannya terkejut, saat melihat ada bungkus makanan di mejanya, saat ia bertanya pada salah satu pegawainya, Ariana tahu makanna itu Nando yang membawanya. Lelaki itu hanya menitipkan makanan kemudian pergi begitu saja saat mengetahui Ariana pergi dengan Rio. Menurut pegawainya Nando sepertinya sedang marah saat itu.

Hati Ariana mendadak gelisah, mendengar Nando marah, bukan tidak mungkin lelaki itu cemburu kan? Tapi entah kenapa, lelaki itu seolah menutup rapat mulutnya, padahal yang Ariana butuhkan hanya ucapan cinta, itu saja sudah cukup. Bisa saja selama ini Ariana hanya ke GE-ERan semata, bukankah Nando baik pada semua orang? Tapi bagaimana dengan skinship mereka selama itu?  

Mengabaikan kegundahan hatinya, Ariana membaca sebuah pesan dari Nando.

[Aku mau kita bertemu, tapi aku tahu kamu sibuk, jangan lupa makan, kabari aku jika kamu udah gak sibuk lagi]

Ariana meremas ponselnya, kepalanya semakin berdentum sakit, permintaan Laura, Nando yang memberi harapan palsu, dan pernyataan cinta Rio. Semua kepingan masalah terus saja berputar di kepalanya.

Baru saja Ariana akan beranjak dari ruangannya, ponselnya kembali berdering, itu dari Laura. Dengan ceria sepupunya bercerita bahwa hari ini, ia akan mengunjungi bengkel Nando, Laura juga bercerita kalau dia bertanya di mana tempat lelaki itu bekerja . Ariana hanya bisa terdiam mendengarkan rencana sepupunya demi melancarkan rencana ‘rujuk’ versi dirinya. ‘

‘Kalau sudah bisa membuat rencana sendiri, kenapa repot-repot memintanya jadi mak comblang? ‘ rutuk Ariana dalam hati.

Pikirannnya sudah ke sana- ke mari, Ariana benar-benar tidak bisa fokus, memilh pulang dari pada berdiam di toko dan membuatnya semakin pusing.

Ariana harap saat di rumah ia bisa berpikir jernih, tapi itu hanya harapannya semata. Mama sudah menunggu dengan wajah yang suram, tampaknya Ariana salah memilih waktu pulang. Seharusnya, ia pergi ke suatu tempat dulu, agar bisa menghindari mama dalam mode sewot tingakat akhirat.

“Ana, kamu sudah pulang? Sini duduk temani Mama minum teh,” ajak mama dengan penuh penekanan. Seketika tubuh Ariana meremang. Ia merasa ada yang tidak beres dengan mamanya.

“Ada apa Ma? Aku mau ganti baju dulu mau__”

“Gak usah, duduk Mama bilang!” Sekali lagi, Ariana merinding, mama mode sewot ini berbahaya.

“Bagaimana hubungan kamu dengan pacar kamu? Masih lanjut atau sudah selesai? Jangan kira Mama gak tahu ya, kalau akhir-akhir ini kamu sering menangis tiap malam.” Tanpa basa-basi, pertanyaan mama langsung membidik tepat ke jantung Ariana.

“Aku gak tahu Ma, aku juga bingung. Terkadang dia bersikap seperti seorang kekasih, tapi terkadang seperti tidak ada hubungan apapun dia antara kami.,” sahut Ariana sambil terisak.

“Dengar Ana, Mama sudah cukup memberi kamu waktu, usiamu sudah bukan untuk main-main, kalau tidak ada kepastian dari ‘teman dekatmu’ itu, lebih baik kamu terima tawaran perjodohan dari Mama.” tegas mama.

“Nanti aku pikirin lagi.” Ariana bangkit kemudian beranjak ke kamarnya.

Resah kian terasa menggulung di dada Ariana, banyak sekali pekerjaan yang harus ia selesaikan, kemudian masalah sepertinya enggan pergi dari hidupnya semenjak mama mengajukan ide perjodohan.

Sebuah pesan masuk, Ariana malas untukmembacanya tapi ponselnya tidak berhenti bergetar.

[Kamu gak usah pikirin apa yang aku katakan tadi. Aku tahu kamu banyak pekerjaan, cukup fokus jangan memikirkan hal lain]
[Seandainya weding cake itu untuk acara pernikahanmu, kue seperti apa yang kamu inginkan?]
[lakukan seperti impianmu Ariana, karena aku yakin setiap orang memiliki pernikahan impiannya, lakukan untuk kebahagiaan kedua mempelai]

Pesan beruntun itu dari Rio, Arianana tertegun tentang betapa peka dan perhatiannya Rio, jauh sekali jika dibandingkan dengan Nando. Lagi-lagi Nando, umpat Ariana, tidak bisakah sehari saja laki-laki itu tidak menghantui pikirannya.

Sekali lagi Ariana galau, mungkin dengan menerima Rio mungkin saja dia bisa melupakan Nando. Namun pikiran itu segera dijauhkan olehnya, apa bedanya dia dengan Laura si tukang pencari pelampiasan? Kasihan sekali Rio andai hanya dijadikan pelampiasan oleh Ariana. Segala pikiran buruk terus saja menghantui, beruntung pesan Rio menjadi pengingat, bahwa dia masih punya tanggung jawab. Dengan bersemangat Ariana membuka skatch booknya, kemudian mulai membuat desain kue indah untuk pengantin yang berbahagia.

Ariana menatap haru pada setiap garis yang ia buat untuk membuat desain weding cake, Rio benar, kalau diniatkan untuk kebahagian orang lain, semuanya terasa mudah. Sebuah kue berhias bunga cosmos berwarna merah muda mengelilingi  kue yang diberi warna biru langit sebagai warna latar, kue itu tinggi menjulang, kemudian di bagian paling atas Ariana meletakan boneka sepasang pengantin yang terbuat dari fondant terlihat lucu dan manis, ia bermimpi andai pengantin itu adalah dirinya dengan pasangannya kelak.

Kali ini Ariana yakin, kliennya pasti tidak akan kecewa. Segera ia menutup skatch booknya, kemudian segera membaringkan tubuhnya di kasur. Sebuah pesan masuk, kali ini pesan itu dari Lala. Ariana langsung mengernyitkan dahi, sekarang ada apa lagi, pikirnya.

Sisain model Mas Rio ini ya Allah, aku mau mantu yang kek gini. Perhatiannya optimal ya, kayak minum susu hilo. Eh

Apa kabar Dear? Semoga sehat selalu. Mungkin sebentar lagi cerita ARNAN ini akan aku end versi Wattpad.

Tenaaang jan sedih gundah gulana, pasti happy ending. Nanti kalo gak sibuk, aku akan post Gaje mereka sebagai pengobat rindu.

Selamat bermalam jum'at ya. Eh 😘

Mak Combalng Jilid 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang