Part 10

843 171 20
                                    


Siap-siap menuju medan perang 😆

Jan lupa vote dan komen qaqa ...

Nanti dicipok atu-atu sama Kang Benkel 😘

Merawat anak selama hampir dua puluh semblan tahun, baru kali ini Diana, mamanya Ariana merasa tidak mengenali puterinya. Terkadang terlihat gugup, terkadang terlihat senang, terkadang terlihat sedih, bahkan sekarang anaknya sudah seperti orang gila. Ariana menyanyi dengan keras sampai membuat mamanya kaget, padahal kamar mereka berjauhan. Mungkin puterinya juara dalam membuat kue, tapi untuk urusan menyanyi, mamanya perlu memasang alat peredam suara di kamar puterinya supaya ia tidak sakit telinga.

Jatuh cinta memang seindah itu, Diana tahu, karena itu yang dirasakannya dulu saat Papanya Ariana mengejarnya. Sekarang ia sudah tenang, setidaknya Ariana gadis yang normal, tapi dia juga masih penasaran, siapa laki-laki yang berhasi menaklukan hati Ariana. Gadis yang cuek, tidak pandai bergaul itu sekarang sudah punya pacar, saatnya Diana bicara serius pada anaknya. Mengetuk pintu kamar Ariana, namun, tidak ada jawabanm akhirnya Mama masuk saja, biarpun tidak dipersilakan.

Ariana sedang berbaring dalam posisi menyamping, telinganya ia sumbat dengan earphone, pantas saja tidak menyahut, pikir mama masam. Ditepuk punggung gadis itu pelan, tapi sukses mebuatnya kaget setengah mati. Mama yang melihat wajah kaget Ariana langsung terpingkal-pingkal. Niat hati ingin memcari informasi, malah berakhir dengan saling serang bantal, mereka memang sedekat itu. Dengan napas terengah, Ariana bertanya pada mamanya, mereasa heran, karena sudah lama sekali mama tidak mengajaknya bercanda.

“Tumben Mama nyamperin aku, biasanya jam segini Mama mepetin Papa terus minta kelonan.” kata Ariana usil, yang langsung mendapat geplakan dari mamanya.

“Gimana mau kelonan, orang ada konser finalis Idola Indonesia  yang gagal audisi, sakit tahu kuping Mama!”

Ariana tidak bisa menahan tawanya, bahagia sekali rasanya hidupnya seakan lengkap. Ariana tidak bisa memendam bahagianya sendiri, ia menceritakan semuanya kepada Mama. Awalnya Mama meledek, karena puterinya mengaku telah memakai aplikasi kencan online, yang benar saja. Anak gadisnya mungkin pendiam, tapi kecantikan yang ia turunkan tidak bisa dibilang biasa saja. Mama merasa geli sendiri, ternyata niat menjodohkan Ariana membuat Ariana berusaha membuka diri, dan sekarang bahkan anaknya sudah mempunyai pacar, walaupun, Ariana mati-matian berkata hubungannya dengan laki-laki itu belum bisa disebut pacaran.

“Aku sebenarnya males cerita ke Mama, soalnya aku malah ketemu duda punya anak satu lagi, persis sama yang mau dijodohin sama aku.” Ariana memberengut saat reaksi mamanya hanya tertawa saat dia bercerita.

“Sayang, status itu nomor ke sekian dari syarat menjadi pasangan, asalkan bukan suami orang Mama sih, fine-fine aja,” ujar Mama dengan lembut. “Yang penting orangnya baik dan bertanggung jawab, itu sudah cukup buat Mama.” lanjutnya lagi.

“Jadi, Mama gak masalah aku punya pilihan sendiri?” tanya Ariana ragu.

“Ganteng gak? Mama gak mau loh punya mantu jelek!” timpal Mama sambil tergelak.

Malam ini, Ariana menghabiskan waktu bersama Mama, berbagi cerita, bahkan Mama menceritakan masa pacarannya dulu dengan Papa, sampai ketukan di pintu terdengar kemudian Papa muncul degan wajah yang kusut, mengaku tidak bisa tidur karena tidak ada Mama di sisinya. Ariana sungguh merasa bahagia, orang tuanya selalu terlihat romantis, mereka tidak pernah bertengkar di depan Ariana, bukannya Ariana tidak tahu kalau mereka juga kerap bertengkar, tapi mereka tidak pernah menunjukannya saja di depan Ariana. Kebahagiannya malam ini terasa lengkap saat ponselnya bergetar, menunjukan ada panggilan masuk, dari lelaki yang paling ia harapkan.

“Hai, kamu sudah tidur?”

“Ih, basi banget nanyannya, lagian siapa yang angkat telepon kamu, kalo aku udah tidur?”

“Hehe ... iya, gitu aja sewot. Gemes deh, kalo deket udah aku cium!”

“Dasar mesum!”

Di ujung telepon sana Nando tertawa mendengar celotehan Ariana. Mereka bicara ini dan itu, hal tidak pentingpun menjadi menarik, mereka membicarakan apa saja sampai  mereka tertidur dengan telepon masih tersambung. Saat Ariana bangung ia tertawa sendiri melihat ponselnya mati kehabisan baterai. Jatuh cinta memang semenyenangkan ini.

Nando mengajak Ariana berkencan lagi, mereka menonton sebuah film action yang membuat Ariana tertidur sampai filmnya selesai. Nando berulang kalo meminta maaf karena tidak tahu kalau Ariana tidak menyukai film aksi, sebagai permintaan maaf Nando mengajaknya kesebuah kedai kopi tidak jauh dari bioskop. Ariana tidak menolak, selama mereka bersama, ke manapun Nando membawanya dia tidak keberatan, sepertinya bucinya sudah level maksimal.

Ketika mereka menikmati kopi, terdengar jeritan histeris di sudut kedai itu, sontak membuat mereka menoleh. Ariana terbelalak saat melihat Laura menangis sambil terduduk di lantai, gadis itu terlihat kacau. Ariana tidak bisa membiarkan sepepupunya menjadi bahan tontonan, segera ia hampiri Laura dan mengajak bergabung di mejanya bersama Nando. Nando merasa kaget saat matanya menatap gadis yang Ariana bawa, ia mengenali gadis itu, dia Laura mantan pacarnya dulu.

Setelah mengenalkan Nando kembali pada Laura, ponsel Ariana bergetar, rupanya panggilang datang dari Tante Nindi. Ariana lupa ternyata ini hari minggu, sedangkan Lala sudah menangis ingin bertemu dengannya, ia mendengar tangisan anak itu saat Tante Nindi meneleponnya.  Segera ia pamit pulang dan mengajak Laura bersamanya, tapi ditolak gadis itu, katanya Laura masih belum mau pulang, terpaksa Ariana meminta Nando mengantarkan sepupunya pulang. Nando sepertinya enggan, namun tidak bisa menolak saat melihat Ariana begitu khawatir, akhirnya ia mengiyakan permintaan gadis itu.  

Ada rasa cemas saat meninggalkan sepupunya sendiri, tapi saat ingat Nando menemani Laura, Ariana bisa sedikit tenang. Ariana sempat berpikir bisa jadi Laura kembali menyukai Nando, tapi segera ia singkirkan pikiran buruknya, mana mungkin baru saja putus langsung jatuh cinta lagi. Sudah ia duga, pacar Laura kali ini, memang tidak beres, padahal ia sudah menasehati sepupunya itu tapi Laura tetap saja ngeyel. Sekarang, siapa yang menangis seperti orang gila di tempat umum? Ariana mencatat dalam hati, agar ia tidak terpedaya oleh lelaki buaya macam mantan pacar Laura. Untungnya saat ini yang dekat denganya adalah Nando, ia yakin Nando lelaki yang baik.
Setelah meninggalkan sepupunya di kedai kopi, sekarang Ariana sedang bermain bersama Lala, malaikat kecil yang begitu disayanginya. Tanpa terasa harinya berlalu dengan cepat, Lala masih bergelayut manja di pangkuan Ariana tapi, Omanya sudah mengajaknya pulang. Arinana merasa bersalah, karena membuat Lala menunggunya, ia berjanji akan membuatkan cup cake kesukaan anak itu jika Lala berkunjung kembali. Lala tadinya masih menolak pulang, sampai Omanya berkata bahwa ayahnya membelikan pizza kesukaannya anak itu langsung meloncat gembira. Ariana hanya menggeleng kecil ketika Lala berceloteh dengan riang saat meninggalkan toko kuenya.

Hari berlalu denga cepat, Ariana sudah meringkuk di tempat tidur, tapi matanya sulit terpejam. Nando belum menghubunginya sama sekali sejak kencan mereka jadi berantakan tadi siang. Ariana baru saja akan menelepon laki-laki itu, tapi panggilan vidio dari Nando membuatnya  kalang kabut. Masalahnya Ariana sedang mengunakan masker wajah, Ariana menerima panggilan vidio itu tapi kameranya dimatikan, Nando bertanya-tanya kenapa kameranya dimatikan, Ariana hanya menjawab sebentar ... sebentar, dan itu membuat Nando gemas.

Setelah mencuci muka dan mengeringkan mukanya dengan handuk, Arinana menghidupkan kamera nya lagi, sekarang giliran Nando yang mematung. Mata lelaki itu terbelalak, saat melihat tampilan gadis pujaannya di layar posel, Ariana sangat cantik meski tanpa riasan, dan jangan lupa bahu putih mulusnya yang terbuka, gadis itu menggunakan gaun tidur tanpa lengan dengan tali spageti di bahunya. Nando mulai menegak air liurya dengan kasar, dan berdehem sebentar untuk menetralisir hawa panas di tubuhnya. Nando lelaki dewasa, bahkan pernah menikah, melihat Ariana berpakaian seperti itu membuatnya tidak tenang.

Ariana melihat perubahan pada wajah Nando, dia menyadari ada sesuatu yang salah, setelah tersadar Ariana meletakan ponselnya di meja yang menghadap ke tempat tidurnya, ia berlari menyambar kimono gaun tidurnya yang ada di bantal, kemudian mengenakannya. Ariana tidak sadar tidakananya itu malah semakin membuat Nando belingsatan. Saat Ariana berlari dan membungkuk untuk mengambil kimono itu, separuh dadanya terlihat, dan gaun yang hanya beberapa senti panjangnya dari bolong gadis itu tersingkap, tanpa sengaja, Nando melihat pemandangan luar biasa itu. Dilihat bahaya buat kesehatan jantungnya tidak dilihat sangat mubazir, begitu pikir lelaki yang sedang memandang tubuh Ariana dengan penuh pemujaan.

Ariana melihat wajah Nando memerah pun, bertanya-tanya, ada apa dengan lelaki itu, bukannya ia sudah menutup tubuhnya sekarang? Kenapa wajah Nando masih saja memerah? Nando jadi semakin salah tingkah dengan pertanyaan gadis itu, segera mengalihkan pembicaraan. Nando bercerita bahwa dia menjadi pendengar yang baik saat Laura bercerita tentang putus cintanya kemudian mengantar Laura pulang. Setelah itu Nando membelikan makanan kesukaan anaknya. Nando banyak bicara, tapi Ariana justru malah diam mendengarkan apa yang Nando katakan. Ariana merasa khawatir saat Nando bercerita tentang Laura, bagaimanapun, mereka pernah berpacaran, Ariana takut Nando berpaling darinya, apalagi hubungan mereka belum ada kejelasan, mereka dekat tapi tidak berpacaran.

Apa yang dikhawatirkan Ariana menjadi kenyataan, Laura datang kerumahnya keesokan harinya, Ariana bahkan baru bangun tidur saat laura tiba-tiba memelukanya. Laura bercerita bahwa ia sangat menyukai Nando yang sekarang, begitu gentleman, dan super keren. Dengan mengebu-gebu Laura menceritakan perlakuan lembut seorang Nando padanya, yang menurut Ariana biasa saja, karena dia tahu Nando memang lelaki yang baik. Saat di ujung cerita, permintaan Laura membuat Ariana mematung. Laura memintanya untuk didekatkan lagi dengan Nando, Artinya Ariana diminta jadi mak coblang lagi, kali ini bukan Nando yang meninta, melainkan Laura, sepupunya itu ingin kembali berpacaran dengan Nando, lelaki yang sudar terlanjur mengukir nama di hatinya.

Dunia Ariana tetiba terasa gelap, ia bingung harus berkata apa, salahnya tidak menceritakan siapa Kang Bengkel kepada Laura, tapi bukankah gadis itu baru saja kemarin meraung di tempat umun karenan diputuskan kekasihnya? Kenapa sekarang Laura, bisa dengan yakin meminta Ariana untuk menjadi mak comblang lagi? Ariana tidak mengerti, kenapa semudah itu sepupunya jatuh cinta lagi.   

Ariana bingung ia harus berbuat apa, dia sangat menyukai Nando, ini pertama kalinya ia jatuh cinta. Tapi Arian juga tidak tega bila harus melukai sepupunya, Laura baru saja putus cinta tapi denga mudah bisa jatuh cinta lagi, sedangkan Ariana baru pertama kali jatuh cinta, dan sekarang ia di minta menjadi mak comblang antara Laura dengan lelaki pujaannya. Ariana bimbang haruskah ia memperjuangkan cintanya atah berakhir dengan menjadi mak comblang jilid dua.

Mak Combalng Jilid 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang