Part 18

2.1K 199 17
                                    

Semoga kalian suka 😘


Kesibukan Ariana semakin menjadi, kabar tentang Vanya sang artis terkenal memilih toko kuenya sebagai pembuat weding cake di acara pernikahannya, membuat semua fansnya mengerubuti toko Ariana setiap hati. Biasanya Ariana pulang jam empat sore, sekarang Ariana bisa pulang sampai jam tujuh malam.

Ariana bersyukur, setidaknya semua kesibukannya mampu mengalihkan pikiran. Tokonya memang sudah terkenal, tetapi itu hanya terkenal dari kalangan tertentu saja. Sekarang bahkan para remaja sudah menjejali tokonya dan mengantre untuk mendapatkan kue yang digadang-gadang menjadi favorit Vanya. Sebesar itu pengaruh seorang Vanya terhadap tokonya, dan Ariana sangat berterima kasih atas itu.

Ariana semakin jarang menghubungi Nando, bahkan chat dari lelaki itu hanya ia balas singkat. Kalau dulu, sesibuk apapun Ariana pasti akan meluangkan waktu untuk membalas pesan singkat lelaki itu. Namun kini, Ariana akan lebih fokus menjalani hidupnya seperti dulu, sebelum mengenal Nando.

Perasaan memang tidak bisa dipaksakan, seperti halnya cinta yang Ariana rasakan, sekuat apapun ia mencoba melupakan Nando, tetap saja hatinya tidak bisa. Ariana memilih untuk mulai menerima takdir. Seandainya Nando memang jodohnya, mereka pasti akan bersatu bagaimanapun caranya.

Sementara Ariana mulai menata hatinya, Nando masih saja merutuki kebodohannya. Ia harus menepati janjinya kepada mamanya. Nando bimbang, ia ingin sekali membahagiakan anak dan mamanya, tapi hatinya terasa teriris bila mengingat harus melupakan Ariana. Sekian lama Nando baru merasakan cinta kembali setelah kepergian istrinya untuk selamanya. Tapi kenyataan pahit harus ia telan sendiri, seandainya ia tidak ceroboh dengan membiarkan dirinya diperdaya oleh Ranti, mungkin ini semua tidak akan terjadi.

Nando menatap foto Ariana yang ia ambil secara diam-diam. Gadis itu tersenyum ceria saat menerima permen kapas darinya. Ariana dengan semua kesederhanaannya yang membuatnya nampak jauh lebih memesona di mata Nando. Merasa tidak berguna jadi seorang laki-laki, ia juga tidak bisa memperjuangkan cintanya karena sudah terlanjur berjanji dengan Nindi, mamanya.
Tersenyum getir, Nando menatap barisan chat yang ia kirim kepada Ariana, bahkan gadis itu enggan membalas pesan darinya, padahal ada setumpuk rindu yang terasa menghimpit di dalam dada. Ia begitu merindukan Ariana, mendengar suaranya saja sudah cukup bagi Nando, namun, entah kenapa gadis itu seolah enggan menerima panggilan darinya, Ariana selau berdalih bahwa ia sedang sibuk.

Bukannya tidak tahu apa yang terjadi saat ini, toko kue milik Ariana sekarang sangat viral. Sudah pasti semakin ramai tokonya semakin sibuk pula pemiliknya. Hanya saja, Nnado merasa sedih, biasanya sesibuk apapun Ariana selalu menyempatkan diri untuk menghubunginya atau sekedar bertanya kabar.

Nando semakin gelisah karena tekanan dari mamanya untuk menerima perjodohan, ia tidak tahu harus berbuat apa. Perempuan yang ia cintai kini menghindarinya, padahal, ia sudah berencana akan meneruskan rencana melamar gadia itu sepulang dari Jogja. Entah kenapa, rencananya selalu saja ada yang mengganggu.

Permasalahan pabrik kemarin cukup menguras pikirannya, sekarang Ariana terasa semakin menjauh. Nando sudah terlanjur berjanji pada mamanya untuk menerima perjodohan ini, Nando bisa saja menolak permintaan sang mama dengan menanggung berbagai resiko, tapi permintaan dari Lala tidak bisa ia abaikan begitu saja.

Dengan hati yang kian merana, Nando akhirnya mengetik pesan untuk gadis pujaanya, berharap rasa rindunya tersampaikan, rindu yang seolah tidak memiliki tepian.
[Aku merindukanmu, senyummu yang menyenangkan, tawamu yang riang, dan padangan matamu yang meneduhkan. Aku merindukan semuanya.]

Pesan itu terkirim begitu saja, Nando hanya berharap Ariana merasakan hal yang sama. Rasa rindu untuk mendekap Ariana dan menghidu aroma tubuhnya yang menenangkan, kerinduan yang bisa membuatnya menjadi gila.

Ketukan pintu terdengar dari luar kamarnya, Nando segera menyilakan si pengetuk masuk. Suara riang dan ceria terdengar di telinganya, setidaknya ia masih punya Lala yang harus dibahagiakan, begitu pikir Nando.
“Udah malam kok belum tidur sih, anak Ayah?” tanya Nando dengan lembut. Ia meraik tubuh kecil putrinya kemudian memeluk erat, gadis kecil itu hanya terkiki geli saat sang ayah menciumi wajahnya.

“Aku kangeeen, mau bobo sama Ayah. Terus, aku mau cerita soal ibu peri yang cantiiik banget.” Lala bercerita dengan riang.

“Oh ya, gimana ceriatnya Ayah mau denger, kamu mau dongengin Ayah ‘kan?” tanya nando sembari mengurai pelukan. Ia mulai mendengarkan ceria Lala tentang pertemuannya dengan ibu peri yang cantik. Nando mendengarkan dengan sungguh-sungguh, menghabiskan waktu bersama anaknya adalah obat dari semua kegelisahan.

“Ayah, beberapa hari lalu aku ketemu sama ibu peri cantik, tapi dia gak sendiri dia sama ppangeran tampan. Pangeran sih baik, cuma, aku maunya peri cantik sama raja.” Tutur Lala dengan wajah berseri-seri.

“Kenapa harus sama raja? Bukannya ada pangeran?” tanya Nando mulai penasaran.

“Soalanya raja kesepian, dia butuh teman, selama ini raja berjuang sendiri tanpa permaisuri, raja sibuk mikirin kebahagiaan orang lain tapi lupa mikirin kebahagiaan sendiri,” sahut Lala. Ia metatap ayahnya dengan sendu. Ada setitik pengharapan, bahwa ayahnya akan mengerti keinginananya.

“Apa raja yang kamu maksud itu Ayah?” tanya Nando berhati-hati. Tanpa ragu Lala mengangguk.

“Ayah kesepian, selama ini Ayah kerja keras buat aku sama Oma. Aku mau Ayah bahagia, peri cantik sangat baik Ayah, pasti bisa bikin Ayah bahagia,” seru Lala berapi-api.

“Apa kamu bahagia kalau Ayah menikahi peri cantik kamu?” tanya Nando hati-hati. Sekali lagi gadis kecil itu mengangguk, melihat anaknya begitu berharap, Nando tidak bisa menolak, toh selama ini yang dia lakukan adalah untuk kebahagiaan putrinya. “Baiklah, kalau kamu bahagia, Ayah akan menuruti permintaanmu, menjadikan peri cantik sebagai permaisuri Ayah dan Bunda kamu.” sambungnya lagi.

“Tapi Ayah bahagiakan?” tanya Lala sambil mendongak memandang wajah ayahnya yang terlihat sendu.

“Asal princes Ayah bahagia, Ayah pasti bahagia.” tutur Nando lembut sembari mengusap kepala putri kecilnya.

Tidak lama gadis kecil itu menguap dan tertidur dalam dekapan sang ayah. Mendesah resah, Nando memandang wajah polos putrinya, ia tidak bisa egois hanya mementingkan egonya sendiri, sebagai seorang ayah, ia merasa banyak kekurangan, ia bahkan tidak bisa setiap hari menemani anaknya belajar ataupun bermain.

Nando segera beranjak dari tempat tidurnya, ia ingin menemui mamanya dan mengatakan bahwa dia setuju dengan perjodohan yang telah mamanya atur. Menekan rasa sakit di dalam dada, ia mencoba tegar dan meyakinkan diri bahwa wanita pilihan sang mama adalah jodoh yang ditakdirkan untuknya. Perlahan ia mengetuk pintu kamar mamanya, setelah terdengar sahutan dari dalam, Nando segera masuk dan mulai berbicara dengan mamanya.

Malam semakin larut, Ariana gelisah setengah mati setelah membaca pesan dari Nando. Rasa bahagia bercampur sedih saat mendapat pesan itu. Ia juga sangat meridukan Nando, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Setelah bicara panjang lebar dengan kedua orang tuanya, Ariana memutuskan menerima jodoh pilihan mamanya. Namun keyakinan yang ia dapat beberapa jam lau itu, sekarang sirna entah ke mana.

Mengulir kembali foto yang ada di galeri ponselnya, ada banyak gambar yang ia amnil secara diam-diam. Foto Nando yang sedang meminum kopi, atau foto Nando yang sedang melihat ponselnya, dan masih banyak foto Nando yang tersimpan di sana. Namun, semakin mengulir koleksi fotonya, ternyata lebih banyak foto Lala.

Ariana sadar bahwa sesungguhnya yang membuat hatinya tergerak adalah gadis kecil bernama Lala. Keinginan terbesarnya sekarang adalah menjadi ibu untuk anak itu, tidak masalah dengan perasaannya, ia yakin bahwa lukanya akan sembuh seiring berjalannya waktu. Mama tidak mungkin salah memilihkan jodohnya, hati Ariana berkata kali ini dia harus menuruti sang mama.
Pagi yang cerah menyongsong, seiring semangat baru yang hadir, Ariana mencoba menjalani harinya senormal mungkin, melakukan yang terbaik untuk pekerjaannya dan melupakan Nando cinta pertamanya. Tidak pernah sekalipun ia menyesali telah menggunakan Madam Rose sebagai jalan untuk  bertemu dengan Nando sampai akhirnya ia jatuh cinta kemudian dia patah hati.

Kesibukan demi kesibukan membuat  Ariana sedikit melupakan kesedihannya. Toko semakin ramai seiring semakin dekat hari pernikahan sang artis, para pengunjung merasa penasaran dengan bentuk weding cake yang akan dipakai di acara pernikahan Vanya si artis kesayangan hampir semua rakyat Indonesia. Vanya yang sering memerankan tokoh protagonis di setiap sinetron yang ia mainkan, membuat hampir seluruh pecinta sinetron mengidolakannya, apalagi, Vanya yang masih muda dan modis membuat kalangan muda-pun memujanya.

Mendengar toko Ariana semakin sibuk sedikit membuat Nando merasa lega, setidaknya Ariana tidak akan terlalu lama berduka saat dia harus benar-benar meninggalkan gadis itu dan menikah dengan pilihan mamanya. Sebuah ketukan terdengar menyadarkannya dari lamunan, saat ini Nando sedang berada di ruang kerja di rumahnya. Entah kenapa rasanya begitu malas untuk ke bengkel, ia hanya mengecek beberapa pekerjaan melalui email saja.

“Do, Mama lihat kamu sepertinya malas sekali pergi ke bengkel. Apa karena permintaan Mama?” tanya mama berhati-hati. Perempuan lima puluh  tujuh tahun itu menatap lembut putra semata wayangnya.

“Gak apa-apa Ma, aku Cuma malas aja, lagian aku masih kontrol kerjaan kok di sini.” jawab Nando, solah menyakinkan mamanya bahwa dia baik-baik saja.

“Kalau kamu merasa tersiksa dengan permintaan Mama, Mama bisa kok minta Tante Diana buat batalin pejodohan kamu sama Ariana.” sambung mamanya, sontak mendengar nama Ariana disebut jantung Nando terasa copot.

“A_Ariana? Maksud Mama, Ariana yang mana?” tanya Nando gugup.

“Anaknya temen Mama lah, dia juga punya toko kue yang sekarang lagi viral itu lho, kamu tahu gak?” Pertanyaannya dijawab dengan pertanyaan kembali oleh mamanya. Jantungnya semakin berdenyut kencang, mengingat toko kue Ariana sekarang jadi perbincangan publik.

“Apa yang Mama maksud Ariana Prameswari, pemilik The Sweetnes Dreams?” tanya Nando sekali lagi demi meyakinkan apa yang dipikirkannya.

“Menurut kamu?” Nindi seolah ingin mempermainkan anaknya. “ Kamu pikir Mama tidak tahu apa yang kamu lakukan? Mama juga awalnya tidak menyangka bahwa kamu kenal dengan Ariana, Mama hanya menyukai dia, karena dia gadis yang baik. Kamu tahu, betapa kagetnya Mama saat Lala begitu lengket padanya?” sambung mama Nando sambil berckck ria.

“Kalau Mama sudah tahu gadis yang aku sukai itu dia, kenapa Mama gak bilang langsung, malah ngotot mau jodohin aku segala!” sewot Nando, ia merasa jengkel karena mamanya seperti mempermainkannya.

“Karena kamu lelet, apa kamu tahu ada laki-laki lain yang menyukai Ariana? Bahkan dia lebih cepat bertindak dari pada kamu, untung Ariana menolak. Coba kalau Ariana malah tergoda, bisa hilang kesempatan Mama punya mantu idaman. Kamu itu jadi laki-laki itu peka sedikit dong, perempuan itu  butuh kepastian, dia juga butuh pernyataan cinta yang tulus, bukan main sosor aja, metang-mentang udah lama gak gituan.” cecar sang mama yang mau tidak mau membuat Nando merasa malu dengan dirinya sendiri.

“Kapan Mama bisa atur pertemuanku dengan Ariana?” tanya Nando antusias, jantungnya seakan ikut melompat karena bahagia, ia tidak bisa menahan gejolak kebahagiaan, kalau tidak malu akan kehadiran mamanya mungkin sekarang dia sudah melompat seperti anak kecil.

Pembicaraannya dengan sang mama membuat Nando tidak bisa memejamkan mata, malam semakin larut, ia sebenarnya ingin memberitahu Ariana tentang kabar bahagia ini, sayang, perempuan itu seolah menutup akses untuk menghubungiya. Mungkin sebaiknya ia menyimpan sendiri dahulu sampai akhirnya nanti dia bertemu dengan Ariana secara langsung.

Hari minggu pagi, Ariana dikagetkan dengan kedatangan sepupunya, ini hari minggu, tidak biasanya Laura bngun pagi di hari libur seperti ini. Ariana segera menghabiskan sarapannya dan mengajak sepupunya naik ke kamarnya yang ada di lantai dua. Tanpa menunggu lama, Laura langsung menubruk tubuh Ariana ia menangis pilu, setelah  cukup lama dan merasa puas menangis akhirnya gadis itu mulai berceita.

Berawal dari usahanya untuk mendekati Nando dan anaknya, berulang kali ia mencoba bersikap manis pada anak semata wayang Nando, tapi hasilnya anak itu semakin jutek padanya. Semakin dicoba semakin sulit didekati, lalu kemudian Nando yang secara tegas menolak ajakannya untuk kembali berpacaran. Seumur hidup Laura tidak pernah mengalami penolakan, kali ini yang pertama membuatnya merasa frustrasi.

Laura bercerita kalau Nando menyukai gadis lain, saat itu Ariana merasa jantungnya seperti dipukul bertubi-tubi. Mungkin alasan lelaki itu tidak pernah menyatakan cinta padanya adalah karean ia sudah memiliki orang yang disukai. Raut muka Ariana berubah sedih seketika, dan itu terlalu jelas untuk dilihat oleh Laura.

“Kamu kenapa? Koko kayak sedih banget gitu?” tanya Laura sambil terisak. Ia sama sekali tidak sakit hati atas penolakan Nando, hanya saja penolakan dari lelaki itu cukup membuat harga dirinya terluka.

“Kamu ingat Kang Bengkel yang aku kenal melalui Madam Rose?” Ariana balik bertanya, dan Laura menanggapinya dengan sebuah anggukan. “Dia adalah Nando, ya, selama ini kami cukup dekat, aku jatuh cinta untuk pertama kalinya pada dia.” tutur Ariana lagi, Laura yang mendengarnya langsung memasang mimik wajah yang melongo, ia begitu kaget sampai tida memedulikan wajahnya yang terlihat lucu sekarang.

“Kenapa kamu gak bilaaang? Malah sok-sokan jodohin aku sama dia, aku jadi merasa jahat tahu gak!” seru Laura, ia terlalu marah dan kaget saat mendengar pernyataan sepupunya.

“Emang siapa yang mohon-mohon buat di comblangin Markonaaah? Kamu kayak gak tahu gimana aku aja, mana bisa aku nolak permintaanmu. Lagi pula, Nando sepertinya tidak menyukaiku, kamu juga bilang dia menyukai orang lain ‘kan?” jelas Ariana panjang lebar.

“Ya tapi gak gitu juga ceritanya Juminten, dengarnya, kamu itu harus perjuangin apa yang kamu mau, inget gak waktu kamu yakinin Opa supaya kamu bisa jadi pastry chef profesional?” tanya Laura berapi-api, ia begitu gemas dengan sifat sepupunya itu. “Kamu juga perlu berjuang dong buat cinta kamu, ini kali pertama kamu jatu cinta lho, tapi kamu kayak terkesan pesimis dan asumtif gitu sih?” cecar Laura, ia tidak habis pikir dengan sepupunya yang ia anggap cerdas ternyata bodoh soal percintaan.

“Udahlah, semuanya sudah berlalu, aku juga sudah menerima perjodohan dari Mama, lagian kamu sendiri bilang kalau Nando menyukai orang lain ‘kan?” sahut Ariana masam. Sudah berkali ia mengingatkan pada diri sendiri untuk melupakan Nando, ternyata rasanya masih sakit saat mendengar lelaki itu menyukai perempuan lain.

“Ya mana tahu, kamu yang disukai dia kan?” timpal Laura yang hanya ditanggapi gelengan kepala oleh Ariana.

Akhirnya Laura pulang setelah menceramahi Ariana agar dia memikirkan kebahagiaannya sendiri. Gadis yang pernah menjadi kekasih Nando semasa remaja itu berdoa, semoga kali ini Ariana bisa bahagia dengan jodoh pilihan mamanya.

Setelah Laura pulang, Ariana tidak pergi ke tokonya lagi, malam ini adalah waktunya dia bertemu dengan jodoh pilihan mamanya. Hatinya berdebar tidak menentu, Ariana juga tidak tahu kenapa, rasanya seperti waktu dulu ia akan bertemu dengan Nando untuk pertama kalinya.

Dibantu mamanya berdandan kali ini Ariana pasrah mau didandani seperti apa, mama yang tahu tempatnya bertemu calon jodohnya, jadi pasti mama sudah tahu baju apa yang pantas Ariana pakai dan ia harusberdadan seperti apa. Sebuah floral dress selutut berwarna biru laut dengan aksen bunga kecil berwarna putih dan memiliki potongan kerah V-neck yang cukup rendah, membuat penampilannya terkesan manis. Rambutnya yang sedikt ikal sengaja digerai membuat Ariana semakin terlihat feminim. Ia mengakui bahwa mama sangat ahli mempercantik dirinya.

Mobil yang Ariana tumpangi membawanya ke sebuah restoran di pinggir pantai. Ariana mengenali tempat ini, tempat di mana dia pernah bertengkar hebat dengan Nando.
Sekali lagi Ariana merutuk dalam hati, bisa-bisanya dia masih memikirkan lelaki itu. Ariana masuk setelah menormalkan debaran hatinya, kali ini apapun yang terjadi Ariana harus bahagia seperti pesan Laura padanya. Tentu apa yang dilakukan mama juga untuk kebahagiaan durinya. Melangkah dengan pasti Ariana memasuki restoran tersebut.

Halo, ini adalah part terakhir yang aku up di sini ya.

Udah ketebak dong bakal kayak gimana? Sudah pasti happy ending, tapi, gak semudah itu. Jalan untuk menuju kebahagiaan masih jauh pasti masih ada konfliknya.

Demen banget bikin Ari mewek, hehe ...

Yang jelas, Nando jadi makin nackal yes, kek gimana nackalnya? Sampai ketemu di buku. Kapan terbitnya? Do'ain aja biar cepet kelar. Yang penting nabung dulu ya dear, biar bisa meluk Ariana si ribet dan Ayah Nando si mesum. Eh, ya pokonya Ayah Nando badabest lah.

Nanti aku akan post gaje mereka, siapa tahu ada yang rindu. Ngarep.

Tetap jaga kesehatan ya sayangkuh. Setelah aku selesain naskah MCJ2 ini, InsyaAllah, aku bakal nyambung lagi kisah si Marsiyem, cewek cakep dengan nama super unik. Silakan follow dulu ya dear. 😗


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mak Combalng Jilid 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang