Enam

226 161 68
                                    

Banyak yang mendefinisikan sebuah ketakutan sebagai hal terlemah di dalam diri mereka. Sama sepertiku. Semua terasa aneh tanpa bisa aku pahami.

-Ganendra Alfa-

Main song : For a minute - Endah n rhesa

Main song : For a minute - Endah n rhesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lu mau nggak jadi pacar gue?"

"Apa lu bilang? Pacar lu? Ngaca dulu sana!" Alfa menatap sinis.

"Kalo gak mau terima gapapa, tapi nanti gue bakal bilang lu udah nodain gue, mau?" ancam Netta sembari menatap kukunya yang dipoles cat kuku berwarna bening.

"Gak usah nyebar fitnah ya lu!"

"Ya udah mau apa nggak?" tawar Netta menunggu jawaban Alfa.

Alfa dilema. Ucapan gadis itu bisa jadi bumerang buatnya jika ia menerima permintaan gilanya. Tapi kalau Ia menolak itu akan jadi hal paling buruk dalam hidupnya.

"Gue butuh waktu buat jawab."

"Oke, gue kasih lu waktu sampai nanti siang. Kalo gak ada jawaban gue anggep lu setuju jadi pacar gue selama seminggu." Netta memberi syarat.

"Sehari?" Alfa tercengang.

"Iya, gue butuh keputusan lu secepatnya," balas Netta sembari melipat kedua tangannya di dada.

"Gila lu ya, sehari doang dapet mikir apa coba!" protes Alfa.

"Bodo amat itu derita lu, gue gak peduli. Intinya gue tunggu jawaban lu." Netta menatap acuh.

"Kok lu maksa sih!" seru Alfa dengan nada meninggi.

"Lu pilih gue maksa buat pacaran seminggu atau gue sebar semua yang udah lu lakuin ke gue?" tawar Netta pada cowok itu membuatnya bungkam seketika.

"Dasar sakit jiwa lu ya!"

"Gue tunggu jawabannya, bye." Netta berlalu pergi meninggalkan Alfa yang terdiam. Cowok itu mengepalkan kedua tangannya.

"Sial, kenapa sih mesti ketemu dia sih!"

* * * *

Alfa membanting keras botol minuman isotonik yang dibawanya, lalu duduk di bangku kantin. Dimas dan Adit yang duduk dihadapannya menatap cowok itu penuh rasa heran.

"Ya elah kenapa lu kusut bet tu muka?" Adit menatap wajah Alfa yang nampak seperti kanebo kering.

"Kesel gue!" balas Alfa sebal.

"Kesel kenapa sih? Lu dikasih tugas sama dosen lu?" tanya Dimas sembari mengunyah keripik kentang.

"Bukan itu." Alfa masih sebal. Tatapannya tajam.

"Terus kenapa, cerita dong." Adit mulai kepo.

"Gue ditembak ama cewek." Alfa menjawab spontan membuat Dimas dan Adit langsung terkejut.

SEREIN [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang