Bulan

138 23 0
                                    

"Bulan purnama merah akan segera datang, apa yang ingin kamu lakukan?"
Ucap xion yang masih melihat bulan tersenyum diatas sana bersama bintang bintang. Xion yang tak pernah menganggap beda byulra yang bukan kelompok dari manusia serigala, itu karena tujuan mereka sama, lebih jelasnya para serigala masih mempunyai dendam terhadap kekuatan sihir.

Bulan purnama merah adalah puncak kekuatan manusia serigala. Tak ada yang bisa mengalahkan kekuatan dari tubuh manusia serigala yang disinari oleh bulan purnama merah. Lolongan serigala akan menjadi nyanyian seram penghantar tidur, banyak penduduk tak tidur saat bulan purnama merah sedang terjadi, mereka berjaga takut salah satu dari anggota keluarganya menjadi santapan makan malam para serigala yang tak bisa menahan sifat buasnya.

Dibalik malam gelap terdapat darah yang bercucuran mengenaskan pada malam itu, karena itu penduduk menyebutnya dengan bulan purnama darah. Orang yang memiliki kekuatan, dimalam itu menjadi malam yang kejayaan. Dahulu saat perang töfrabrandi terjadi, kedua kerajaan sangat kewalahan menghadapi kekuatan para penyihir yang seketika bertambah besar.

"Kenapa kau sangat ingin ikut serta dalam perang? Ini terlihat seperti aku meminta bantuanmu bukan?"
Byulra bahkan bukan dari salah satu manusia serigala, ia hanyalah seorang yang sudah bosan dengan kebahagian yang selalu tak berpihak padanya.

"Ck, kau ternyata pelupa. Para serigala hanya ingin diakui keberadaannya, dan kami sangat muak hidup bersembunyi seperti sekarang"
Jelas xion. Api unggun membuat malam yang dingin sedikit menghilang.

Mereka berdua sering bertukar pikiran ditengah malam ketika semua penghuni tengah tertidur. Menurutnya tengah malam adalah waktu yang baik untuk menjernihkan pikiran dari semua beban yang datang dalam hidup. Meskipun gelap, malam selalu memberikan kenyamanan yang berbeda.

Mereka kembali dipikiran masing masing, kembali memikirkan kebahagiaan, tahta, dan pengakuan. Mereka hidup dalam ketidaktahuan, tidak tahu entah orang yang sekarang bersamanya menjadi musuh ataupun tetap menjadi kawan sampai akhir.

"Kenapa kau tak tidur?"
Suara itu terdengar serak seperti baru saja bangun dari tidur.

"Kenapa kau keluar? Disini dingin, kau bisa sakit yongsun"
Yongsun tak mendengar apa yang dikatan byulra, ia malah ikut bergabung bersama byulra dan xion. Duduk disamping byulra dan meletakkan kepalanya didada byulra, itu membuat xion lebih memilih menghilang kedalam rumah daripada berada ditengah pasangan muda.

Memasangkan jubahnya ketubuh yongsun dan merangkulnya berharap yongsun merasa hangat. Kalau saja waktu bisa berhenti, byulra ingin menghentikannya sebelum waktu berjalan membuat maut memisahkan mereka. Kebahagian byulra sangatlah sederhana yaitu, memiliki yongsun disampingnya. Tapi, terkadang saat dirinya merasakan kebahagian seperti sekarang, rasa cemas selalu duduk dipikirannya. Cemas karena yongsun bukanlah miliknya dan yongsun juga seharusnya tak ada didalam masalah balas dendamnya.

"Byulra,"
Panggil yongsun yang kini memejamkan matanya didalam dekapan byulra.

"Hmm?"

"Jangan lakukan itu"
Byulra melihat yongsun, ia pikir yongsun sedang bermimpi.
"Batalkan peperangannya, aku takut kehilanganmu lagi"
Itu bukan mimpi, byulra merasakan kedua tangan yongsun mengerat diperutnya, dan lehernya juga merasakan gerakan bibir dan lidah yongsun yang tengah bermain.

Tentu yongsun mengetahui peperangan itu, lalu apakah byulra juga akan menggunakan kekuatan yongsun? Tapi, didalam dirinya membenci saat yongsun mencoba menghentikannya, itulah kenapa byulra tak membalas ciuman yongsun dilehernya.

Ia membopong yongsun masuk kedalam rumah, membiarkan api unggun melahap kayu lalu mengubahnya menjadi arang. Dirinya tak menyangka yongsun akan mencoba menghalanginya seperti tadi.

 Two Knight || MOONSUN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang