Bertaut

158 20 1
                                    

Lalice memakai mantelnya yang telah disiapkan oleh jane sebelum keluar malam ini, semua ini adalah perintah dari xion karena besok malam adalah bulan purnama merah. Hari dimana akan terjadi perang perebutan tahta dan nama. Malam ini semua klan serigala, tak lupa moon byulra dan yongsun kecuali anak anak dari klan serigala, mereka akan berkumpul untuk mendiskusikan strategi perang.

Lalice berjalan keluar kamarnya tanpa berpamitan dengan jane yang sedari tadi duduk diatas ranjang memandangi lalice. Namun, langkahnya terhenti karena tiba tiba saja jane menarik lengan bajunya. Memang setelah malam dimana lalice melihat jane menangis untuk byulra, dirinya mencoba menjauh dari jane seperti, tak lagi mencium dan tak saling berbicara hanya untuk memberitahu perasaannya.

"Maaf"
Ucapnya lirih tak mampu melihat wajah tegas dari lalice.

Meskipun dengan wajah jane yang menatap lantai, lalice bisa mendengar isakan dari tangisan jane. Tentu saja ia langsung memeluk tubuh lunanya yang menangis, sebenarnya hatinya sakit saat melihat jane meneteskan airmata didepannya karena, ia merasa dirinya tidak bisa menjaga seorang luna dihidupnya.

"Maaf karena mencintai orang lain dan..."
Tubuh lalice menegang meskipun jane belum mengucapkan semua kalimatnya. Bagaimana bisa seorang luna mencintai selain alphanya, sebuah pengkhiantan.
"Dan aku masih mencintainya sampai sekarang. maaf"
Seperti sebuah lapisan es tipis lalu dengan sengajanya dipukul dengan besi, seperti itulah hati lalice pecah berantakan setelah mendengar pengakuan dari mulut jane sendiri.

Ia tak menangis tapi, hatinyalah yang menangis dan janepun dapat mendengar tangisan dari hati lalice yang membuatnya semakin merasa bersalah. Sebuah kesalahan yang sangat besar telah jane lakukan.

Lalice melepaskan pelukannya, entah apa yang dirasakannya saat memeluk seseorang yang hatinya untuk orang lain. Seperti memeluk pedang sakit tapi, ia sangat menyukainya.
"Apa kau mencintaiku?"
Tanya lalice pada jane yang masih menunduk menatap lantai.

Tangan lalice mengangkat kepalanya jane agar tidak terus menerus menunduk dan tak menatap matanya.
"Seorang luna tak menunduk seperti itu"
Dengan senyum ia mengucapkannya, senyum yang sangat perih, senyum yang menutupi parahnya luka.

Matanya bergetar jane kembali menunduk menyembunyikan wajahnya yang kembali tergenang oleh air mata. Tapi, lalice menarik jane lebih dekat dengannya hingga tak ada jarak sama sekali antara tubuh mereka.
"Aku sangat mencintaimu, jane"
Kecupan ia berikan pada bibir merah jane, dan kecupan itu berubah menjadi lumatan. Lumatannya yang sama sekali tak dibalas oleh jane membuat hatinya sakit, malam belum berganti dan sudah berkali kali jane menghancurkan hatinya.

Lalice mencoba memperdalam ciumannya, merasakan setiap inci bibir merah milik jane membuat dirinya semakin sakit dan sakit itu sangat memabukan baginya. Ia gigit sedikit bibir jane agar membuat sipemilik membalas ciumannya namun, nyatanya tangan jane yang mencoba mendorongnya kebelakang. Lalice tak menggubris gerakan jane yang ingin menyudahi ciumannya.

Ciumannya menjadi lebih kasar, tangannya yang diam kini meraba dan meremas payudara jane. Beberapa kali lalice menggigit bibir jane sampai dirinya juga merasakan darah dilidahnya. Beberapa kali juga tangan jane menjambak rambut lalice agar lalice melepas tautan bibir mereka.

"Aah.. lah..liceeh.."
Desahan jane membuat lalice semakin gencar menciuminya.

Lalice membuka matanya, melihat apa reaksi jane dengan perlakuan dirinya yang sudah kalap dengan nafsu dan amarah. Ia melihat mata yang berkilau karena menahan rasa sakit. Akhirnya ia melepaskan tautan bibir mereka, rasa amarah berubah menjadi rasa bersalah. Terlihat bibir jennie yang mengeluarkan darah merah.

"Ma-maaf"
Lalice langsung keluar dari kamar, tak peduli rambutnya yang berantakan.

Jane terduduk diatas ranjang, menangis sejadi jadinya dan terus mengumpat kepada lalice. Hati lalice dan jane yang sudah terikat, tentu saja lalice bisa mendengar semua yang jane umpatkan kepadanya.

 Two Knight || MOONSUN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang