Akhir

195 28 13
                                        

Suara gelas yang jatuh kelantai menggema membuat semua pelayan langsung bergegas ketempat asal suara. Lantai yang basah disamping kaki yongsun membuat para pelayan ragu untuk membersihkannya, ditambah wajah yongsun yang begitu terkejut. Karena sang panglima kerajaan mengantarkan kabar buruk kepadanya. Byulyi yang berada disamping yongsun hanya bisa menenangkannya.

"Kami hanya bisa membawa mayatnya"
Badan kaku itu sekarang berada didepan mereka berdua. Yongsun sama sekali tidak bersuara hanya airmatanya yang keluar.

"Ini bukan tubuhnya, pasti kalian salah orang"
Yongsun masih tidak percaya dengan tubuh kaku tak bernyawa dihadapannya.

"Maafkan kami, tapi kami hanya menemukan tubuh ini. Dan semua ciri cirinyapun sama"

"Apa kalian tidak dengar?, ini bukan byulra. INI BUKAN BYULRA"

Nafasnya tersenggal senggal, keringat mengucur keseluruh badannya, dan tatapan matanya terlihat bingung. Ia bermimpi buruk. Yongsun menekuk lututnya menenggelamkan kepalanya diantara dua lututnya. Mimpi dan hidupnya sama sama menyakitkan. Apa dirinya memang pantas menerima semua ini?. Berharap hidupnya adalah mimpi buruk agar ia bisa melupakannya saat bangun, dan mimpi buruk tetaplah menjadi mimpi buruk. Dirinya menangis dikegelapan malam menyembunyikan wajahnya dari sinar rembulan. Hingga elusan lembut diatas kepalanya membuatnya tersadar ada orang yang masih memperhatikannya.

Moon byulyi, terlihat matanya menghitam sebab tak tidur. Namun wajahnya masih menampakan senyum saat yongsun melihatnya.

"Apa kau bermimpi buruk?"
Ucapnya tanpa menghentikan mengelus rambut yongsun. Sedangkan yongsun hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Tidurlah aku akan menjagamu"
Yongsun mengambil tangan byulyi yang berada diatas kepalanya. Menyuruhnya untuk tidur disebelahnya, tanpa penolakan byulyi membaringkan tubuhnya disamping tubuh yongsun, sedikit kaget karena yongsun selalu menolak saat ia mengajaknya tidur dalam satu ranjang.

Sepertinya yongsun sangat takut mimpinya akan kembali buruk lagi saat memejamkan mata, ia memeluk tubuh byulyi sangat erat. Bukannya tidak senang dengan sifat yongsun yang tiba tiba ini, ia sangat senang setidaknya yongsun mengakuinya ada dihadapannya.

Wajah yang bersembunyi didadanya, rambut yang begitu halus byulyi terus mengelusnya. Ia tersenyum karena ini adalah pertamanya mereka tidur bersama meskipun mereka pernah berciuman.

Meskipun byulyi tahu hati yongsun telah diisi oleh adiknya tapi apa salahnya berusaha. Tidak ada kata lelah untuk menyadarkan yongsun bahwa dirinya sangat mencintainya, hanya ribuan tetes air mata yang selalu ia sembunyikan. Melihat yongsun berbeda dari awal mereka bertemu, dulu dia gadis yang sangat aktif dan selalu memancarkan kegembiraannya. Dan semuanya berubah saat byulra meninggalkannya. Yongsun lebih suka menyendiri, menolak semua bantuan yang byulyi berikan, dan selalu menangis ditengah malam.

"Maaf jika aku menganggapmu byulra"
Kalimat sederhana namun begitu menusuk sangat dalam. Takdir memang sangat licik mempermainkan perasaan seeorang. Membuatnya terbang saat menuju puncak ia potong kedua sayapnya.

"Tidurlah"
Ini sebenarnya sangat sakit baginya. Memberikan semua perhatiannya kepada yongsun dan semuanya seperti tidak ada gunanya. Ingin rasanya berhenti berharap dan membiarkan hati yongsun diisi oleh byulra tapi, suara kecil didalam hatinya terus menerus mengatakan ia harus tetap memperjuangkan cintanya.

Malam ini entah indah atau menyakitkan, baginya sama saja. Tak ada cinta yang terbalas diantara mereka. Pagi kembali menyapa, sinarnya memaksa masuk membangunkannya. Terlihat dirinya yang memeluk byulyi begitupun sebaliknya. Yongsun dengan hati hati memindahkan tangan byulyi yang melingkar dipinggangnya. Ia tak ingin menbangunkannya setelah apa yang ia katakan semalam. Entah kenapa dirinya begitu berani mengatakan untuk byulyi menjadi byulra.

 Two Knight || MOONSUN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang