// d u a

145 18 15
                                    

sudaa up!!!

yuk ramaikan kolom komentar yaa!

ingatt, jangan lupa vote dan comment nya:)

ingatt, jangan lupa vote dan comment nya:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

d u a


Brukk...

Seorang gadis bermata cokelat tak sengaja menabrak Athar yang dari berlawanan arah, menyebabkan ponsel yang digenggam Athar terjatuh dan retak.

"Sorry, sumpah gue engga sengaja nabrak lo," ujar gadis itu seraya berjongkok mengambil handphone Athar yang terjatuh.

Ketika Athar ingin meraih ponsel yang dipegang gadis itu, sorot mata Athar tidak sengaja menangkap kalung yang gadis itu kenakan.

"Lo?" tanya Athar ketika ia melihat liontin kalung yang hanya dimiliki oleh anggota inti geng kebanggaannya, Arponero. Dengan cepat gadis itu memasukkan kembali kalung ke dalam bajunya.

"Kalau mau minta ganti rugi hp lo, bilang aja gue ada di kelas 11." Menepuk pelan bahu Athar, "Gue cabut, sekali lagi sorry!" ujar gadis itu seraya berlari menuju ruang Kepsek.

"Siapa dia?" gumam Athar pelan.

--^^-

Gadis pemilik mata cokelat itu terus melangkahkan kakinya membuntuti Pak Ilyas, Kepala Sekolah SMA Danadyaksa.

Sepanjang perjalanan gadis itu tidak berhenti merutuki dirinya sendiri akan kejadian tadi yang hampir membuka identitas aslinya. Ketika sampai di depan pintu kelas 11 IPS 2 yang akan menjadi kelas barunya, terdengar suara heboh yang begitu keras dari dalam kelas tersebut. Gadis itu hanya berharap semoga dia bisa betah di kelas yang menurutnya ini sangat berisik.

"Assekk tarrekk siisss."

"Semongkooo."

"Ahhhh matappp." Nyanyian para lelaki yang berada di pojok belakang kelas.

"WOY, ADA KEPSEK DATENG! DIEM SEMUA JANGAN BERISIK!" teriak Andi selaku ketua kelas ini.

Seketika kelas yang ramai tadi menjadi hening ketika Pak Ilyas membuka pintu kelas. Tatapannya yang tajam membuat seluruh penghuni kelas bergedik ngeri.

"Sekarang jam pelajarannya siapa? Kenapa berisik banget," tanya Pak Ilyas pada seluruh murid.

"Bu Asti Pak, tapi udah ditinggalin tugas." Pak Ilyas mengangguk.

"Sebelumnya Assalamualaikum warahmatullaahi wabarokaatuh," salam Pak Ilyas.

"Waalaikumussalam warahmatullaahi wabarokaatuh," jawab seluruh murid.

"Baik anak-anak, sekarang kelas kita kedatangan murid baru dan bapak harap kalian bisa bersikap baik pada teman baru kalian. Silakan nak, perkenalkan diri kamu."

Dengan percaya diri gadis itu memasuki kelas barunya dengan senyuman yang tak lepas dari wajah cantiknya. Berdiri di depan kelas, "Hallo semua, perkenalkan nama aku Alanza Karunasankara. Kalian bisa panggil aku Anza, aku pindahan dari SMA Pelita. Aku harap aku bisa berteman baik dengan kalian," ucap Anza dengan lantang.

"Halo Anza!" sapa seluruh murid.

"Neng Anza oy Neng Anza, abang punya pantun nih! Ikan hiu makan tomat neng Anza kenapa cantik amat! hiyahiya. Betewe otewe nih Neng Anza yang cantik boleh minta nomor teleponnya nggak? Biar kalau kangen tinggal telepon gituu, hallo sayanggg," goda salah satu laki - laki yang duduk di paling pojok belakang kelas yang disambut suara riuh para penghuni kelas.

"Sialan, kalau bukan karena jaga image, tu bocah sekarang udah tinggal nama doang! sabar anza sabar," umpat Anza dalam hati. Anza hanya membalas dengan senyuman yang tidak dapat diartikan.

Andi langsung menegur atas ucapan lelaki tadi, "Naufal," sambil geleng-geleng kepala dan menggerakkan jari telunjuknya.

"Apa lo?!" balas Naufal tak suka.

"Stt, sudah - sudah, ada yang mau ditannyakan ke Anza?" lerai Pak Ilyas.

"Cukup Pak," jawab semua murid.

Dirasa perkenalan sudah cukup, Pak Ilyas mempersilahkan Anza untuk duduk di bangku yang kosong. Ia duduk bersebelahan dengan gadis yang cukup pendiam karena sedari tadi dia asyik dengan buku pelajaran yang ia pegang.

"Hai gue Anza, salam kenal. Gue duduk sebelah lo ya," sapa Anza pada teman sebangkunya.

"Eh, iya salam kenal juga Anza. Nama aku Kaena Cassandra Alexander. Panggil aja Nana." Balasnya dengan lembut. Membuat Anza senang karena memiliki teman baru.

--^^--

Suara bel istirahat menggema seantero sekolah, banyak siswa yang berhamburan menuju kantin untuk memanjakan cacing-cacing di perutnya. Kelas yang tadinya ramai kini hanya tersisa beberapa orang saja, termasuk Anza.

"Emm ... Anza, kita ke kantin yuk!" ajak Nana.

Anza mengangguk, "Hayuk udah laper juga nih gue," balas Anza dengan excited.

Tak berselang lama, dua perempuan yang sedari tadi hanya memandang heran ke arah sahabatnya, kini mulai menghampirinya.

"Kantin yuk!" seru Aya.

"Yuk!" jawab Nana sambil menarik tangan Anza pelan, "E-eh."

"Btw, lo kan belum tahu nama kita nih, kenalin gue Anastasha Anindya Atmaja panggil aja Nindy," ujar Nindy sambil mengulurkan tangan. "Kalau ini-"

"Athaya, Athaya Lawrence Darmawangsa. Lo bisa panggil gue Atha, Aya, Incess juga boleh." Potong Aya cepat yang mendapat tatapan melotot dari Nindy.

--^^--


haii nah uda up!

gimana masih penasaran?

mau next part komen "mau" dulu yuk, disini yaa ➡

sebelumnya jangan lupa untuk vote, comment, dan share dulu cerita ini ke temen-temen kalian yups^^

okay makasii, have a nice day guys.

stay safe and stay healthy!

yuk jangan lupa follow instagram :
@wpnyamutysha
@afifahmuty
@shafabila._


ATHAR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang