// t i g a s a t u

41 4 1
                                    

haii, athar update!!

gimana puasanya? lancar??

ada bolongnya ngga nih?

oh iya, selamat hari raya idul fitri semua.

mohon maaf lahir dan batin, dari author ini yang banyak kurangnya<3

kalian baca ini kapan? pagi, siang, sore, atau malem nih?

oke selamat membaca, salam panjalu (panjang umur sehat selalu) ❤

oke selamat membaca, salam panjalu (panjang umur sehat selalu) ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--^^--

"Will you to be my girlfriend?" lanjut Athar tiba-tiba.

Seketika riuh sorakan terdengar di seluruh penjuru ruangan tersebut. Tepuk tangan silih berganti memeriahkan acara olimpiade, juga aungan kata 'terima' tak kalah hebohnya membuat Anza semakin membungkamkan bibirnya lebih rapat.

"TERIMA!"

"TERIMA!"

"TERIMA!"

Di depan, tepatnya di atas podium berdiri Athar dan Anza sebagai pemenang olimpiade kali ini, Athar masih mengenggam tangan Anza menatap perempuan di hadapannya dengan teduh. Menunggu jawaban keluar dari bibirnya.

"Athar..."

"So?" tanya Athar lembut sembari tersenyum, senyum yang sangat indah.

Anza mendongak menatap kedua sorot mata Athar. Terkejut? Tentu saja Jantung Anza seketika berhenti beberapa detik. Anza bukan anak kecil lagi, ia tahu maksud dari ucapan yang dilontarkan oleh Athar. Secepat itukah Athar menaruh perasaan terhadap dirinya. Apa mungkin Athar hanya bercanda? Jika tidak bercanda, apakah dirinya harus menjawab "iya"?

Ia sungguh tak menyangka jika Athar jatuh padanya. Namun disisi lain, Anza takut bila dirinya hanya dijadikan pelarian oleh Athar atau Athar hanya menginginkan identitasnya bukan dengan dasar cinta.

"G-gue... boleh minta waktu?" ujar Anza lirih.

Athar tersenyum tulus, "Can i hug you?" pinta Athar.

Anza mengangguk dan mereka berpelukan, menikmati pelukan hangat yang tercipta antara keduannya, sesaat mereka hanyut dalam pelukan itu. Kemudian Anza mengurai pelukannya.

"Maaf," ujar Anza tertunduk.

"Hey. Gapapa, jangan nangis, oke?"

"I'm fine, i will waiting for your answer." lanjut Athar.

Anza kembali memeluk Athar, "Thank you, Thar."

Ruangan itu diselimuti haru, para peserta tak tahu tentang percakapan antara Athar dan Anza di depan sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ATHAR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang